28. Kejutan?

22 13 5
                                    

Pagi ini Zura sedang bersiap di kamar mandi dengan baju barunya yang dibelikan oleh pak Beni di butik dekat-dekat hotel, setelah dirasa penampilannya sudah rapih Zura langsung keluar dari kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini Zura sedang bersiap di kamar mandi dengan baju barunya yang dibelikan oleh pak Beni di butik dekat-dekat hotel, setelah dirasa penampilannya sudah rapih Zura langsung keluar dari kamar mandi. Namun tak disangka-sangka, di kamar hotel itu, lebih tepatnya di atas kasur ada setumpuk kado dan balon-balon berwarna pink. Zura mengerutkan dahinya, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa orang yang punya kado-kado ini?

Setelah beberapa saat, Zura akhirnya mulai melangkahkan kaki mendekat ke ranjang. Menatap dengan penuh tanya darimana asalnya kado-kado itu.

"Zura," ujar seseorang yang langsung membuka pintu lemari dari dalam, dia bahkan berjongkok untuk bisa berhasil keluar dari lemari tersebut.

Zura menatap orang itu tak percaya sambil menganga, rasa kagetnya tak bisa ditutup-tutupi, ini adalah pemandangan yang aneh dan tidak masuk akal.

Orang itu menunjukkan deretan giginya yang putih, menatap Zura dengan mata yang hampir hilang oleh pipi. Zura mulai mengkidik ngeri melihat orang di depannya.

"A-Ayah ... ngapain?!"

"Memberi kejutan!"

"What?!"

Candra menepuk-nepuk bajunya langsung duduk di ranjang sambil menunjukkan hadiah-hadiah di sana dengan kedua tangan, tidak lupa dengan seringai jeleknya. Sedangkan Zura merasa jengah, bagaimana bisa ayahnya tahu kalau Zura di sini dan melakukan hal-hal konyol seperti sekarang.

"Ayah--"

"Ayah minta maaf, Sayang," ujar Candra langsung berdiri sambil memegang kedua tangan putrinya. Dia langsung memeluk gadisnya dengan sangat lembut dan hangat, seketika Zura meronta ingin lepas dari pelukan itu. Tapi, Candra dengan sekuat tenaga menahan Zura hingga akhirnya dia luluh dengan pelukan kasih sayang yang dia rindukan, gadis itu nampak berkaca-kaca. Kerinduan yang selama ini dia pendam hancur sudah benteng pertahanannya, dia benar-benar tersedu-sedu di dalam pelukan sang ayah.

"Ayah sangat merindukan kamu, Nak!" rintih Candra yang ikut menangis, membuat Zura seketika memukul dada bidang ayahnya.

"Ayah harusnya jangan nangis juga! Ayah 'kan harusnya hibur Zura!" rengek Zura.

Masih dalam keadaan bersedih, Candra memeluk putrinya dengan sangat erat. "Emangnya ayah gak boleh nangis?! Huaaa!"

Zura tercengang, ayahnya sangat tidak tahu malu. gadis itu langsung menjauhkan diri dari ayahnya dengan wajah kesal, membuat Candra melongo kebingungan. "Ayah nyebelin!"

Zura melipat kedua tangannya di dada, dia rasa percuma saja bersedih merindukan ayahnya sedangkan ayahnya seperti ini. Masih menyebalkan.

Ya, begitulah hubungan ayah dan anak ini. Tidak canggung dan monoton, mereka sebenarnya orang yang sama-sama 'kadar' gilanya. Hot Daddy ini bahkan mendidik anaknya jadi seperti dia, persis, menyebalkan!

ZURA (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now