[70] Am I Not Enough?

Start from the beginning
                                    

Kaisara merasa ada yang ganjil pada Damian. Dia perasan, lelaki itu mempunyai lesung pipi di pipi kirinya.

"Sara.."

Langkah Kaisara terhenti saat lelaki itu menyebut namanya.

Kaisara terbangun dari tidurnya, fikirannya masih mencuba untuk memproses tentang apa yang baru saja terjadi. Ternyata semuanya itu cuma mimpi.

Kaisara melihat ke arah Damian yang sedang memeluk erat tubuhnya, nafas Damian terasa hangat di lehernya. Jika lelaki yang berada di dalam mimpinya tadi bukan Damian, adakah lelaki itu Danian? Tapi kenapa dia boleh bermimpi tentang arwah Danian sedangkan dia tidak ingat langsung dengan lelaki itu?

Tiba-tiba senyuman lelaki itu bermain di fikiran Kaisara, lelaki itu mempunyai lesung pipi di pipi kirinya. Adakah arwah Danian mempunyai lesung pipi yang sama?

Pandangan Kaisara terhenti pada Ayyan yang sedang lena di sebelah Damian, pasti Damian memindahkan Ayyan saat mereka sudah terlena tadi.

Kaisara mengusap lembut belakang Damian. Jika dia menceritakan mimpi itu pada Damian, pasti Damian akan merajuk. Jadi lebih baik dia diamkan saja.

Kaisara memejamkan matanya, dia ingin melupakan mimpi itu. Tetapi usahanya gagal. Kaisara membuka matanya, dia tidak dapat untuk berhenti dari memikirkan mimpi itu. Dia tidak dapat melawan rasa ingin tahunya.

Betulkah lelaki itu Danian? Betulkah Danian mempunyai lesung pipi di pipi kirinya?

Kaisara tiba-tiba teringat tentang gambar yang berada di dalam bilik lukisan dulu, seingatnya Damian tidak pernah memindahkan apa-apa barang dari dalam ruangan itu. Jika Kaisara pergi ke sana untuk memeriksa beberapa lukisan dan gambar, pasti dia akan melihat wajah Danian.

Kaisara mengangkat tangan Damian yang memeluk pinggangnya dengan perlahan, berharap Damian tidak terbangun. Dengan penuh berhati-hati Kaisara turun dari katil lalu keluar dari bilik tidur.

Kaisara pergi ke arah bilik lukisan yang berada tidak jauh dari bilik lamanya dulu. Ternyata pintu bilik itu tidak berkunci. Kaisara masuk ke dalam bilik itu lalu menghidupkan lampu, bilik yang tadinya gelap kini sudah bertukar menjadi terang.

Tiada apa yang berubah semenjak kali terakhir dia masuk ke dalam ruangan itu. Kaisara melihat ke arah beberapa gambar Damian dan Danian yang tergantung di dinding ruangan itu.

Damian pernah berkata bahawa ruangan itu adalah milik Danian. Tempat Danian melukis dan menghabiskan waktunya jika dia berada di rumah agam Puan Aishah.

Langkah Kaisara terhenti saat melihat lukisan wajah Danian yang sedang tersenyum. Kaisara menyentuh lukisan itu, permukaan lukisan itu terasa kasar di bawah jari jemarinya.

Pandangan Kaisara terhenti pada lesung pipi di pipi kiri Danian. Ternyata sangkaannya benar, lelaki yang berada di dalam mimpinya tadi adalah arwah Danian.

"Sayang."

Bahu Kaisara terangkat kerana terkejut, dia terus melihat ke arah pintu ruangan itu. Mata Kaisara membulat saat pandangannya bertemu dengan Damian.

"Abang.."

Damian mendekati Kaisara tanpa senyuman di bibirnya. Pandangan dingin Damian membuatkan Kaisara sedikit takut. Sudah lama Damian tidak melihatnya seperti itu.

"What are you doing here?" Soal Damian dingin. Kini dia sudah berdiri betul-betul di hadapan Kaisara.

Kaisara mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah Damian.

"Answer me.."

"Abang.."

"Sayang fikir dia lebih baik dari abang?" Belum sempat Kaisara meneruskan katanya, Damian sudah memotong. Damian menyentuh pipi Kaisara dengan lembut.

"Am I not enough, sayang?"

"Abang cuma salah faham.." Jawab Kaisara laju. Dia tidak mahu Damian salah faham. Namun, kata-kata Kaisara sepertinya tidak dapat untuk mengubah apa-apa.

"Tadi sayang mimpi Danian, dan sayang pergi sini sebab nak pastikan yang lelaki tu Danian.. Sayang tak ada maksud apa-apa pun.." Jelas Kaisara. Damian mengetap rahangnya. Mengetahui Kaisara memikirkan lelaki lain saja sudah membuatkan perasaan cemburunya membuak-buak.

"Apa perasaan sayang kalau abang tinggalkan sayang sebab nak tengok gambar perempuan lain?"

"Tak nak.." Kaisara memegang tangan Damian.

"Janji dengan abang yang sayang tak akan sembunyikan apa-apa lagi dari abang."

"Janji.." Kaisara terus memeluk erat tubuh Damian. Dia tidak mahu Damian meninggalkannya kerana perempuan lain. Hatinya terasa sakit saat Damian mengatakan hal itu.

Damian sengaja ingin menakut-nakutkan Kaisara supaya Kaisara tidak akan berani untuk memikirkan lelaki lain selain dirinya.

"Kai pregnant.." Suara Kaisara terdengar pelan.

"I know." Damian membalas pelukan Kaisara lalu mengusap pelan kepala Kaisara.

"Abang tahu?" Kaisara mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah Damian.

"Of course I know.." Bagaimana Damian tidak tahu jika sikap Kaisara tiba-tiba berubah drastis. Perut Kaisara juga sudah kelihatan sedikit membulat. Pipi Kaisara pula kelihatan lebih temban daripada sebelum ini.

Kaisara mendiamkan diri, sebenarnya dia ingin memberitahu Puan Aishah dan Damian dengan serentak. Tetapi ternyata Damian sudah mengetahui hal itu lebih awal.

"Sayang minta maaf.." Kaisara mengeratkan pelukannya.

𝓗𝓮𝓵𝓹 𝓶𝓮 𝓽𝓸 𝓶𝓪𝓴𝓮 𝓲𝓽 𝓼𝓱𝓲𝓷𝓮 ⭐
|🌹THANK YOU🌹|


🅲 𝗗𝗘𝗔𝗥 𝗗𝗔𝗠𝗜𝗔𝗡Where stories live. Discover now