Pertemuan yang tidak disengajakan antara Damian dan Kaisara telah merubah hidup mereka berdua.
"Do i look like a murderer to you?" Soal Damian.
"Tolong jangan apa-apakan saya encik!" Air mata gadis itu mengalir di pipi.
"Aku takkan dapat apa-apa...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sedari tadi Maya melihat ke arah Noah dan seorang jururawat wanita yang sedang berbual. Maya tahu jururawat itulah yang sengaja mendekati Noah, tetapi kenapa Noah harus berbual lama dengan wanita itu?
Sesekali Maya menangkap senyuman manis di bibir Noah. Maya mengetap rahanglah, hal itu betul-betul membuatkan hatinya terasa panas.
Tadi Noah mengikuti Maya pergi ke klinik kerana ingin menemani Maya memeriksa keadaan bayi perempuan mereka, tetapi lain pula yang Noah lakukan.
Tiba-tiba Noah melihat ke arah Maya membuatkan pandangan mereka bertemu, bibir Noah mengukir senyuman manis. Namun, Maya masih memandangnya dengan pandangan tajam. Tidak lama selepas itu, Noah mendekati Maya lalu duduk di sebelah Maya.
"Sayang tengah fikir." Jawab Maya dingin tanpa riaksi di wajahnya. Anak perempuan mereka yang diberi nama Haura Airish, sedang lena di dalam pelukan Maya.
"Fikirkan apa?"
"Should i kill that women?" Maya melihat ke arah jururawat wanita itu dengan pandangan tajam.
"Or.." Tiba-tiba berpaling ke arah Noah membuatkan pandangan mereka bertemu.
"Should i kill you both?" Maya mengatakan hal itu tanpa riaksi di wajahnya. Noah telan air liur, dia hampir lupa dengan sisi gelap isterinya itu.
"Sayang.." Noah melihat ke kiri dan kanan, berharap tiada sesiapa yang mendengar perbualan mereka.
"Borak apa sampai lama sangat dekat sana?" Soal Maya dingin.
"Abang.."
"Seronok sangat lah sampai senyum macam tu?" Belum sempat Noah menghabiskan katanya, Maya sudah memotong.
"Dia cakap baby kita cantik sangat, macam sayang. Abang cakap abang tahu, dan abang rasa bangga sangat."
Tiba-tiba hati Maya terasa cair saat Noah mengatakan hal itu. Ternyata itulah sebab sebenar suaminya tersenyum sedari tadi.
"Hmm.." Maya berpaling ke arah lain, dia mencuba untuk menahan bibirnya dari mengukir senyuman, hatinya masih terasa sakit saat teringat Noah berborak dengan wanita lain.
Bibir Noah mengukir senyuman manis saat melihat rona merah di pipi isterinya itu.
~°~
"Kimi.." Panggil Puan Fatinah saat melihat Kimi yang sedang berjalan menuju ke pintu utama rumah agam Puan Aishah. Saat itu Puan Fatinah sedang duduk di sofa ruang tamu bersama dengan Saleha.
"Ya, Ibu.." Kimi Zarif mendekati Puan Fatinah. Kimi Zarif kelihatan sangat segak, Puan Fatinah tahu pasti Kimi Zarif ingin keluar sekejap lagi.
