Mimpi vs Kenyataan

15 6 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading...

***

Kuas lukis menyapu permukaan kanvas, membuat kanvas polos itu menjadi  terlukis dengan warna-warna netral, mengabarkan ketenangan dan kedamaian.

Sorot matanya tenang namun air matanya luruh. Dini hari Rana sudah terjaga karena perasaannya tiba-tiba tak karuan. akhirnya perempuan itu memutuskan untuk ke ruang lukisnya.

Suara hujan yang samar menjadi temannya saat itu. Tangannya tak berhenti menyapukan kuas pada kanvas yang sudah berwarna.

Rana tak menyeka air matanya, ia biarkan itu luruh membasahi pipinya. Rana anggap air mata itu luruh membawa masalah yang di pendamnya.

Pikirannya tak diam di situ, ia kembali memutar memori yang diingatnya samar. Rana ingat, sewaktu sekolah, ia sangat ingin menjadi seorang ibu dan itu adalah cita-citanya.

Namun ketika Rana memberitahu cita-citanya, teman-temannya hanya menertawakan.

Rana tau, untuk menjadi seorang ibu itu tak mudah, ia tidak bermaksud untuk menyepelekan itu. Banyak hal yang harus di persiapkan untuk menjadi seorang ibu.

Sering kali Rana menanyakan hal itu pada Elina. Rana sangat menyukai anak kecil walaupun Rana tak bisa langsung mengenalnya.

Cita-cita itu sudah terwujud, tapi ternyata kondisinya membuat Rana harus bisa memendam semuanya agar tidak berdampak negatif pada tumbuh kembang anaknya.

Tapi hal itu tak berjalan lancar, Rana kembali kambuh pada awal mempunyai Haya. Dan di situlah awal Rana merasa tak pantas dan menyesalinya.

Kondisi mentalnya membuat Rana seperti di tarik-ulur karena tidak bisa berpendapat dan seperti tidak bisa memilih.

Pikiran buruk Rana kembali karena ia mencoba untuk benar-benar terus mengingatnya. Hal itu'lah yang membuat Rana tak bisa menyingkirkannya.

Rana bertekad pada dirinya, ia akan selesaikan di sini. Karena ia tidak ingin kembali dengan kondisi yang lebih buruk.

Senyuman terukir saat melihat hasil lukisannya yang sedikit abstrak. Tangannya dan bajunya'pun ikut terkena cat, tapi itu yang Rana suka dengan hal itu.

Rana terkekeh saat mengingat hal konyol yang Rana hindari dan hal itu yang membuat Rana menjadi dirinya sekarang.

Rana adalah salah satu siswi yang pada masa sekolah mendapatkan perundungan dari teman-temannya. Hasil dari kejadian itu adalah Rana jadi takut dengan orang sekitar terlebih lagi pada lawan jenis.

Tapi saat diingat kembali Rana terkekeh sendiri. Ia berpikir kenapa dirinya bisa setakut itu pada lawan jenis termasuk Aarav lelaki yang di kagumi nya.

Rana mulailah dengan kepanikannya yang membuat belajarnya terganggu. Dalam mengikuti pembelajaran Rana berusaha untuk fokus tapi itu sulit, sangat sulit.

Pikirannya mencoba untuk menyelesaikan satu per satu, tapi tetap ia ingin mengerjakan pekerjaan yang lain sampai tak ada yang selesai. Pantas saja Rana selalu menemukan banyak kertas yang tak selesai.

Tertulis Indah (TERBIT)Where stories live. Discover now