Tenggelam dalam masa lalu

14 9 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

Happy reading..

***

Bukan hanya satu atau dua kali Nada mengajak Rana untuk melerai pikirannya. Tapi semenjak Rana menikah dan Nada meneruskan pendidikan untuk menjadi dokter spesialis anak, mereka jadi jarang untuk saling memberi waktu.Empat tahu Nada fokus dalam pendidikan spesialis anak.

Rana dan Nada hanya sering berkomunikasi lewat telpon genggam, karena waktu yang menyita.

Rana dan Nada memiliki cita-cita yang tinggi dan sampai saat ini mereka masih mengejar mimpi itu. Walaupun sekarang Rana sudah memiliki satu anak, tapi semangatnya tak pernah luntur.

Mengingat masa-masa di mana Rana dan Nada berjuang sendiri untuk bisa kuliah. Meraka bukan berasal dari keluarga mapan yang langsung bisa terwujud.

Sebelum Rana dan Nada kembali ke kota, mereka menyempatkan diri untuk pergi ke salah satu musium seni yang tak jauh dari pedesaan.

Musium itu menjadi destinasi yang orang kota akan kunjungi jika ke daerah itu. Banyak karya seni yang dilukis oleh seniman-seniman terkenal dan memiliki makna tersendiri.

Tempatnya tidak terlalu ramai karena mungkin bukan hari libur. Dari awal Rana menginjakan kaki di dalam ruangan ber-AC itu, pandangannya terbuka lebar saat melihat setiap didinding yang di penuhi dengan lukisan-lukisan.

Selama dua hari itu, Rana benar-benar terbebas dari pikiran buruk yang mengganggunya. Sulit Rana jelaskan bagaimana perasaannya.

Tapi satu hal yang Rana dapat rasakan adalah ketulusan yang Nada berikan selama ia mengenalnya.

"Gimana, kamu suka dengan tempat ini?" tanya Nada seraya menyamakan langkahnya.

Rana mengangguk. "Suka, sangat suka. Aku baru tau kalo di daerah ini ada tempat yang seperti ini."

Saat sampai di lantai dua, Rana semakin terkesima dengan lukisan yang di sana. Bahkan bukan hanya lukisan tapi ada pula karya lainnya.

"Katanya, karya yang ada di sini bukan hanya dari seniman-seniman terkenal. Tapi juga karya dari anak-anak yang spesial."

"Tak heran kalo ini menjadi tempat yang harus di kunjungi ketika ke daerah ini," ujar Rana.

Pandangan Rana terfokus pada salah satu lukisan pesisir pantai. Lukisan yang terlihat abstrak tapi jika di lihat dengan jelas itu memuat pesan didalamnya.

"Nah, ini adalah salah satu lukisan yang di buat oleh anak spesial saat kompetisi." Rana mengangguk'kan kepalanya seraya tersenyum manis, mendengar penjelasan Nada.

Nada berjalan lebih dulu dan Rana masih tersita dengan lukisan yang menurutnya sangat indah. 'Masalah hidup itu seperti ombak pantai yang akan datang tapi pada saatnya akan kembali pergi.' gumam Rana dalam hatinya.

Rana mengambil ponselnya lalu memotret lukisan didepannya.

Satu jam lebih Rana dan Nada habiskan untuk berkeliling menyelusuri setiap sudut ruangan. Ada satu ruangan lagi yang belum Rana dan Nada datangi. Satu ruangan itu terpisah dan tertutup dari yang lainnya.

Tertulis Indah (TERBIT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat