Apa yang sebenarnya terjadi?

25 15 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading...

***

Rana sedang bersiap-siap untuk pergi berkerja seperti biasanya. Sudah dua kali ponselnya berdering nyaring, Rana mengangkat panggilan suara itu.

"Hallo?" Tak ada balasan dari sebrang sana. Rana kembali memanggil untuk mengetahui siapa yang menghubunginya.

"Saya menemukan ibumu menjadi korban tabrak lari." Setelah beberapa detik saling diam. Dari sebrang sana memulai percakapan.

"Temui ibumu di tempat yang saya kirim." Setelah mengatakan itu, seseorang itu langsung memutus panggilannya.

Mendengar kabar yang disampaikan seseorang di sebrang sana membuat Rana panik bukan main. Setelah sambungan suara itu terputus Rana langsung keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke luar rumah tanpa pamit suami dan anaknya yang sedang bermain bersama.

"Rana!" Beberapa kali Aarav memanggil istrinya yang pergi dengan wajah yang terlihat khawatir. Tapi tetap Rana tak menjawab bahkan untuk menoleh pun tidak.

Rana mengendarai mobilnya sendiri menuju ke rumah sakit yang di kirimkan. Walaupun Rana ragu dengan kabar yang disampaikannya tapi ia tetap pergi.

Rana melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Matanya memerah menahan kesal dan khawatir yang bercampur. Perasaannya di penuhi dengan rasa bersalah dan khawatir yang berlebih membuat dirinya tidak bisa mengatur dirinya sendiri.

Tangannya gemetar tak karuan bahkan untuk memegang ponselnya pun sulit. Rana berusaha memencet nomor yang tadi menghubunginya. "Kenapa tidak diangkat?" Rana terus mencoba menghubungi kembali nomor yang tidak dikenal itu.

"Hallo?" Setelah beberapa kali tak di angkat, akhirnya Rana bisa menyambungkan panggilan suara.

"Tepatnya dimana? Saya sudah di rumah sakit yang tadi anda kirimkan." Pandangan Rana mencari seseorang yang katanya menemukan ibunya menjadi korban tabrak lari.

"Hallo?" Tiba-tiba sambungan telepon terputus sepihak.

Tanpa pikir panjang Rana segera keluar dari mobilnya lalu berjalan kearah Unit Gawat Darurat yang selalu terbuka lebar.

Dengan langkah yang tergesa-gesa Rana menghampiri meja informasi. "Permisi. Apakah ada korban tabrak lari yang baru saja di kesinikan?" tanya Rana.

Perawat langsung mencari di layar komputer. "Iya, mba. korban seorang ibu paruh baya."

"Dimana ruangan ibu itu di tempatkan?"

Setelah di tunjukan dimana ruangannya. Rana mencoba melihat apa itu benar ibunya atau tidak, dengan tangan yang gemetar Rana memegang kenop pintu lalu membuka pintunya perlahan.

Rana berjalan menghampirinya dengan langkah tanpa suara. Saat membuka tirai yang menutupinya, seketika Rana tidak ada tenaga seakan-akan melayang ketika melihat siapa yang terbaring lemah di depannya.

"Ibu," lirih Rana seraya mendekatinya. Air matanya luruh begitu saja, sesak di hatinya kembali muncul dan lebih terasa lebih sesak.

Tertulis Indah (TERBIT)Where stories live. Discover now