21. DUA TAHUN YANG SIA-SIA

24 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

21. DUA TAHUN YANG SIA-SIA

Selepas menempuh kurang lebih satu jam perjalanan melalui jalur udara akhirnya sampai juga di kota tempat tinggal. Raut wajah Zio tampak ceria seperti biasanya, apa lagi sudah pulang dari satu bulan berproses menggapai salah satu daftar impiannya.

Di samping laki-laki itu ada Nuala yang tidak kalah semringah. Tidak ada rasa sedih, rasa kecewa, bahkan rasa sesak seperti dua hari yang lalu. Yang ada hanyalah rasa bahagia dan suka cita. Seolah-olah ia sudah melupakan masalahnya dengan Rey dan digantikan kenangan indah yang diberikan Zio.

"Mama udah pesen taksi?" tanya Zio kepada mamanya.

"Udah, Nak. Bentar lagi sampai."

"Nggak bisa di-cancel ya, Ma?"

"Nggak bisa, Nak, nggak enak sama driver-nya udah deket. Memangnya kenapa?"

"Jia jemput, dia udah di parkiran. Zio lupa bilang ke Mama tadi sebelum boarding."

"Astaga, Zio." Mama Zio menghela napas panjang dan menggelengkan kepalanya.

"Itu Jia," tunjuk Nuala ke arah Jia yang sedang berjalan mendekat.

"Ya udah kamu bareng Jia aja, biar Mama sama Ala naik taksi," ucap Mama Zio. "Atau Ala juga mau ikut naik mobil Jia?"

Nuala langsung menggeleng cepat. "Ala bareng Tante aja," tolaknya.

"Pagi Tante, Zio, Ala," sapa Jia sembari bersalaman dengan Mama Zio dan melambaikan tangan ke arah Nuala serta Zio.

"Maaf kemarin nggak jadi ikut nonton kamu," ucap Jia penuh penyesalan.

"Nggak pa-pa," balas Zio dengan senyum hangatnya dan mengusap lengan atas Jia berulang kali. "Keluarga lebih penting, aku maklumin."

"Ternyata mereka udah sedeket ini ya, udah aku kamu-an," batin Nuala.

"Itu taksinya udah dateng Ala," ucap Mama Zio setelah melihat plat nomor mobil yang baru saja berhenti di titik penjemputan.

"Loh nggak bareng Jia sekalian, Tante?" tanya Jia bingung.

"Maaf ya Jia, Tante udah telanjur pesen taksi tadi, tapi nanti Zio bareng kamu pulangnya ya. Nggak pa-pa 'kan?"

Jia menganggukkan kepalanya. "Iya, nggak pa-pa kok, Tante."

"Nuala mau bareng gue atau bareng mama Zio?" Jia bertanya kepada Nuala yang sejak tadi hanya menyimak.

"Gue bareng mamanya Zio aja. Have fun ya kalian," ucap Nuala melambaikan tangannya kepada Zio dan Jia.

Sebelum masuk ke dalam mobil taksi, Nuala menyempatkan untuk melihat kepergian Zio dan Jia. Ada gelenyar aneh menyerang hati dan tubuhnya ketika melihat Zio merangkul bahu Jia. Laki-laki itu juga tampak nyaman sekali berada di samping Jia, begitupun sebaliknya.

"Ayo, Ala," ucap Mama Zio menyadarkan Nuala.

"Iya, Tante," balas perempuan itu dengan senyum kikuk.

"Waktu itu gue biasa aja lihat Zio sama Jia sedeket itu, tapi kenapa sekarang rasanya canggung banget ya?" celotehnya dalam hati.

•••

Semua serba dadakan. Nuala mendapat kabar dari Firna kalau sahabatnya itu berhasil membeli tiket pertandingan final turnamen basket yang diikuti Tim SMA Mahanta.

Sejujurnya Nuala tidak ingin datang, namun setelah dipikir-pikir omongan Reno tempo hari ada benarnya. Rey itu pacarnya, dan ia harus memberi dukungan kepada laki-laki itu.

520 MEANINGSNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ