18. BERTAHAN ATAU BERAKHIR?

11 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

18. BERTAHAN ATAU BERAKHIR?

SMA Mahanta selalu punya cerita. Jam istirahat pertama di lapangan basket indoor terjadi kegaduhan. Kegaduhan itu dipicu oleh teman segeng Rey-yang tergabung ke dalam tim basket SMA Mahanta-sengaja melempar bola ke arah Nuala yang duduk di bangku pinggir lapangan.

Tindakan di luar dugaan itu membuat amarah Rey tersulut. Rey langsung menyerang temannya yang sudah melukai Nuala. Selama ini Rey membiarkan teman-temannya untuk tidak suka kepada Nuala, tetapi Rey mengecam keras apabila mereka menyakiti perempuan itu.

"Udah, Rey, aku nggak pa-pa," ucap Nuala membantu melerai Rey. Ia menarik lengan Rey mundur.

"Nggak pa-pa gimana? Kening kamu merah begitu!" Rey bersuara dengan nada tinggi.

"Tuh cewek lo aja bilang nggak pa-pa, lagian siapa suruh tiba-tiba duduk di situ," ucap teman Rey yang tadi melempar bola.

"Mata lo di mana hah, nggak liat cewek gue duduk anteng di sana dari tadi?" Rey maju lagi dan mencengkeram kuat jersey yang digunakan oleh temannya itu.

"Udah gue bilang, salah cewek lo. Dia siapa berani duduk di situ? Coach? Official?"

Rey semakin mengeratkan cengkeramannya dan menatap lawan bicaranya itu dengan penuh amarah ketika mendapat tatapan serta senyum remeh dari dia.

"Gue selama ini biarin lo jelek-jelekin cewek gue, tapi kali ini lo kelewatan. Gue nggak akan biarin satu orang pun nyakitin cewek gue. Termasuk lo," kata Rey menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Sebelum Rey menghajar temannya lagi, tangannya lebih dulu dicekal oleh Reval-pentolan gengnya. "Lo mau diskors dan dikeluarin dari tim yang maju ke turnamen?" tanya Reval kepada Rey.

"Urus cewek lo, biar dia gue yang urus," ucap Reval merangkul temannya yang ribut dengan Rey tadi.

"Kita pergi dari sini yuk, Rey," ajak Nuala memberanikan diri lagi untuk menarik Rey keluar dari kepungan siswa-siswi yang semakin membludak.

"Seharusnya kamu jangan kebawa emosi, Rey, aku jadi nggak enak kalo masalah ini bikin kamu gagal ikut turnamen," ucap Nuala kepada Rey setelah mereka sampai di gazebo belakang gedung sekolah.

"Dia udah keterlaluan."

"Aku tau, tapi kalo dipikir-pikir emang aku yang salah duduk di tempat tadi. Aku bukan siapa-siapa tapi berani duduk di bawah bukan di tribun." Nuala menunduk, memilin tangannya sendiri.

Rey menoleh ke arah perempuan itu dan menggerakkan tangannya menuju kening Nuala yang merah akibat hantaman keras dari bola basket tadi. Rey menyingkirkan rambut yang menutupi kening Nuala.

"Sakit banget?" tanya Rey mengalihkan topik yang sedang mereka bahas.

"Bohong kalo aku bilang nggak sakit. Kamu pasti udah berulang kali kena bola basket yang keras banget itu jadi tau gimana rasanya," jawab Nuala.

"Ayo ke UKS!" ajak Rey sudah berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Nuala.

"Aku nggak mau pergi ke UKS, kita di sini aja aku udah minta tolong Firna buat pinjem P3K di UKS buat obatin luka kamu," ucap Nuala tidak sejalan dengan yang diinginkan oleh Rey.

"Kita ke UKS aja, Al, biar kamu bisa sekalian istirahat di sana."

"Nggak mau."

"Kening kamu kalo dibiarin bakal lebih memar, pusingnya juga nggak bakal ilang, Nuala."

520 MEANINGSWhere stories live. Discover now