senanda || menginap (lagi)

1K 89 13
                                    

Tryna grow without hating the process
(Gone Girl - SZA)

———

Selesai makan malam dengan tema pasta, Senanda membantu mencuci piring dan peralatan masak yang digunakan Aiden sebelumnya. Pemilik tempat awalnya menahan agar Senanda duduk santai saja, tetapi memang pada dasarnya Senanda merupakan tipe orang yang tidak enakan. Merasa bersalah jika tidak melakukan sesuatu. Sudahlah menumpang dan diberi makan, masa tidak ada yang bisa dilakukannya sama sekali untuk membantu? Tidak etis.

Aiden hanya bisa menghela napas dan membiarkan Senanda melakukan apapun sesukanya. Cowok itu tidak lupa untuk modus tipis-tipis, mengambil kesempatan. Sepanjang kegiatan mencuci piring itu, pipi Senanda lagi dan lagi menjadi korban. Diciumi dari belakang, bagian kiri dan kanan, bergantian.

Ditegur sekali dua kali, Aiden belum juga berhenti, malah tertawa, merasa senang jika Senanda sudah cemberut kesal. Senanda beralih memercikkan air pada Aiden, dan cara itu ternyata berhasil membuat Aiden kabur ke sofa di depan TV, masih dengan tawa yang belum mereda, malah makin menjadi.

Maka, saat Senanda berjalan meninggalkan dapur mini, ia ikut duduk di samping Aiden yang sedang memilih film.

"Mau nonton apa, Se?"

"Terserah Kakak aja. Aku ngikut."

Aiden mencibir. "Kayak cewek aja pakai terserah."

Senanda memutar mata, merasa kesal, namun ia memilih mengabaikan. Padahal kata terserah yang dimaksudnya adalah Senanda sedang tidak ada film yang ingin ditonton, dan tidak tahu film lainnya yang bagus. Aiden pasti akan bosan jika ia menyebutkan ingin nonton anime. Waktu lalu saat berkunjung untuk yang kedua kalinya, mereka menonton apa yang Senanda mau, meski itu inisiatif dari Aiden sendiri. Tapi ia tahu selama film itu terputar, Aiden sama sekali tidak memberikan atensi penuh pada filmnya. Cowok itu malah sibuk memperhatikan ia makan. Dikira konten mukbang, mungkin, ya.

Padahal aslinya Aiden itu sibuk mengagumi kamu, Seee.

"Film action, oke, nggak?" tanya Aiden pada Senanda yang dijawab dengan anggukan. "Gue ke kamar dulu sebentar, ambil buku."

Senanda mengangkat alis. Apakah Aiden akan membuat tugas sembari menonton? Ah, suka-suka yang punya apartemen saja.

Sekembalinya dari kamar, Aiden sudah menenteng buku dan meja belajar lipat. Cowok itu mengambil posisi duduk di atas karpet bulu.

"Kak Ai ada tugas?"

Aiden mulai mengatur meja belajar lipatnya. "Iya. Ini akan dikumpul besok, sih. Untung saja ingat."

Senanda menatap Aiden aneh. "Sambil nonton film gitu?"

"Ya, kalau bisa kenapa enggak, kan?" Aiden mengedikkan bahu. "Lagian kurang dari sepuluh menit juga selesai tugasnya."

Sombong banget orang pintar satu ini, Senanda membatin.

Beberapa menit menonton, Senanda sudah menguap. Genre aksi bukan tipe tontonannya sama sekali. Senanda kurang tertarik. Ia lebih suka jika genrenya slice of life, tidak yang berat-berat. Kecuali jika itu anime. Semua genre akan ia terabas seketika.

Namanya juga anime lover, dan bukan wibu.

Senanda meraih bantal sofa dan menidurkan kepalanya di sana. Satu sofa itu penuh diisi oleh tubuh Senanda seorang. Tubuh itu meringkuk menghadap TV. Meski tidak suka, ia tetap memaksakan diri untuk menonton film itu. Lumayan, obat tidur alami.

Entah berapa menit terlewat, dan entah ke berapa kalinya juga Senanda menguap. Matanya sudah ingin memejam, namun tetap dipaksa untuk terus membuka. Inginnya sih, memanggil Aiden untuk membantunya bangkit, tapi kok, malas sekali, sebab tubuhnya juga sudah terlampau nyaman melekat di sofa. Sudah pewe. Hingga rasanya kalau berjalan pindah ke kamar, kantuknya akan hilang.

Senanda.Where stories live. Discover now