senanda || bettersweet cakery

1.1K 111 11
                                    

I close my eyes and all I see is you
(Those Eyes - New West)

———

"Jadi lo nggak mau langsung pulang?"

Senanda menoleh pada Adit yang berjalan di sampingnya. Tadi ia sudah memesan ojek online lewat aplikasi di ponsel Adit, karena sepulang sekolah ini ia tidak langsung pulang ke rumah, melainkan singgah dulu ke toko kue milik bundanya. Bettersweet Cakery.

Adit ada latihan basket sebentar lagi dan Senanda sedang malas menunggui temannya itu. Jadi saat menghubungi Anisa, sang bunda mengatakan kalau dirinya masih berada di toko. Karena itulah Senanda memilih untuk menghampiri sang bunda dan pulang bersama.

"Iya. Bunda ada di toko. Aku sekalian mau mampir ke sana sekalian pulang bareng."

Begitu mereka sampai di dekat gerbang, ponsel di genggaman Adit berdering. Ternyata driver ojek online yang menghubungi. Senanda mengabaikan Adit yang sedang memberitahu posisinya saat ini, lalu dia terlihat melambaikan tangan pada seorang pengendara motor yang menggunakan jaket khas ojek online.

Senanda memakai helm yang diberikan si driver, lalu naik ke boncengan motor di belakang. "Aku pulang duluan, Dit."

Adit mengedikkan dagu. Menatap motor yang dinaiki Senanda hingga sudah menjauh. Setelah itu barulah dia menuju ke lapangan basket outdoor.

Bettersweet Cakery sebenarnya berlawanan arah dari rumahnya. Bunda sengaja mencari tempat yang strategis untuk mendirikan toko, agar saat sudah buka nanti akan banyak orang yang penasaran dan tertarik berkunjung. Di sekitaran toko ada perkantoran, kampus dan sekolah, sehingga yang menjadi pengunjung biasanya datang dari berbagai kalangan usia.

Senanda melepaskan helm dan memberikannya pada si driver saat motor tersebut sudah berhenti di depan sebuah toko yang dicat dengan warna lembut. Setelah memberikan uang dan mengucapkan terima kasih, ia melangkah masuk ke dalam toko.

Bunyi gemerincing kemudian terdengar halus menyapa telinga saat Senanda mendorong pintu. Beberapa pasang mata sempat menoleh sejenak sebelum sibuk dengan kegiatan semula. Senanda melewati bagian konter setelah tersenyum pada beberapa karyawan di toko bunda. Ia lumayan kenal dengan mereka karena sering ke toko.

Setelah berdiri di depan ruang pribadi bunda, ia mengetuk pintu sebentar, diikuti matanya yang perlahan mengintip ke dalam ruangan dari celah pintu yang dibukanya sedikit.

"Masuk, Kak." suara kekehan Anisa terdengar. "Kenapa harus mengintip dulu coba."

Senanda tersenyum malu. "Takutnya Bunda lagi nggak ada di dalam." ia meletakkan tasnya di sebuah sofa yang biasa menjadi tempat tamu duduk atau karyawan jika ada kepentingan. ia kemudian mendekati bunda untuk dipeluk.

"Kamu tetap boleh masuk ke ruangan ini meski lagi nggak ada bunda sekalipun, Kak." Anisa mengecup gemas pipi anaknya. "Lapar atau mau minum sesuatu?"

"Aku kangen beberapa kue di sini. Aku mau makannya di luar, boleh?"

Anisa mengangguk. "Boleh. Nanti sekalian bunda ke kamu kalau sudah mau pulang, ya."

"Oke, Bun."

Sekarang, Senanda menatap deretan kue di depannya sejenak dan menyebutkan beberapa nama kue pada Maya yang berada di balik showcase yang berisi deretan berbagai jenis kue. Tidak lupa ia mengucapkan terima kasih dan melempar senyum sopan sebelum berlalu ke sebuah meja di dekat jendela.

Hari ini ramai pelanggan yang berdiri antri untuk memesan. Kebanyakan memang kuenya untuk dibawa pulang. Mulai siang hingga menjelang malam merupakan jam sibuk di toko ini.

Senanda.Where stories live. Discover now