Thirty Two | COMPLICATED

7 0 0
                                    

"Gue kira lo bakal diam aja, tapi, ternyata lo lebih parah dari Gina, sialan!"

"Gue pengen banget hajar lo sekarang tapi gue gak bisa!"

Kedua tangan Kevin mencengkram kerah seragam Gino yang bisa pasrah saja. Sedangkan Kiran mengobati wajah Gina sekaligus memegang gadis itu yang sedari tadi ingin menjauhkan Gino yang siap babak belur oleh Kevin yang sedari tadi mencoba menahan diri.

"Lo gak pikirin Mama yang bakalan syok dengar lo dikeluarin dari sekolah, hah?!"

Gino terbatuk tepat setelah Kevin melepas cengkraman di bajunya. "Gu-gue pikiran"

"Terus lo ngapain jual kunci jawaban sialan itu?!"

Kevin menjambak rambutnya yang basah oleh keringat. "Ini alasan gue, Mama dan Tasya gak kasi tahu kalian kalo kita lagi kesulitan ekonomi!"

"Karena kalian bakal membantu tapi bedanya bantuan kalian akan menimbulkan masalah baru. Seperti yang terjadi sekarang ini"

Nafas berat keluar dari mulut Kevin, ia menatap Gino yang kini bersandar pada dinding. "Sekarang gue gak tahu harus ngomong apa ke Mama! Gue gak akan bisa jelasin semua yang kalian lakukan!"

Menundukkan kepalanya, Kevin menjatuhkan dirinya di atas sofa. "Apa sih susahnya kalian tutup mata atas semua ini dan biarkan gue bertiga aja yang urus semua masalah keuangan keluarga kita?"

"Gue gak bisa berdiam diri seolah gak terjadi apa-apa, kak" Sahut Gino sempat-sempatnya, didukung oleh anggukan kembarannya. "Tapi sekalinya kalian bergerak kalian malah makin memperumit keadaan!"

Gino dan Gina diam seketika mendengar bentakan Kevin. Kiran yang menenangkan Gina sampai menutup mata dibuatnya.

Gino yang menjadi alasan emosi Kevin meledak-ledak malah bergerak menuju Kakak beda ayahnya itu.

"Seperti yang gue bilang di sekolah, gue udah siap dengan konsekuensi nya." Ucap Gino setelah berada di hadapan Kakaknya yang masih duduk tanpa melihat ke arahnya. "Kalau lo gak berani jelasin ini semua ke Mama, biar gue yang ngomong, Kak"

Kevin tak menjawab karena ponselnya yang tergeletak di atas meja berdering. Cowok itu makin tak tenang melihat nama si pemanggil.

"Assalamu'alaikum, Ma"

Gino dan Gina saling pandang, keduanya memasang telinga baik-baik.

"Mama lagi di perjalanan pulang?!"

Si kembar segera mendekati Kevin yang baru menyudahi telepon. Wajah Gina dan Gino terlihat tegang. "Kak, Mama mau pulang?"

"Iya, Mama udah di jalan" Angguk Kevin sama paniknya. "Ran, gue minta tolong  Gina sementara di rumah lo, ya"

Mohon Kevin pada Kiran kemudian beralih pada Gino. "Dan lo, tutup mulut lo itu. Jangan sampai beberin apa yang terjadi hari ini, ngerti?!"

Dalam hati Kevin bersyukur bisa mengendalikan emosinya sehingga ia tidak kelepasan membuat Gino babak belur. Kalau Gino sampai ia hajar, maka tamatlah riwayatnya.

Karena tepat setelah taksi yang mambawa Gina dan Kiran pergi dari rumah, dari kejauhan terlihat mobil yang kemarin menjemput Sita.

Tak mau Sita curiga, kedua cowok itu segera memasuki rumah. Melakukan aktivitas seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

"Assalamu'alaikum!"

"Waalaikumsalam" Jawab Kevin dan Gino kompak melihat ke arah pintu dimana Sita berada.

"Dua minggu gak ketemu rasanya kayak setahun, ya"

Gino membalas pelukan Sita sama eratnya sedangkan Kevin memilih berdiri di dekat keduanya usai ia mencium tangan Mamanya.

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Where stories live. Discover now