Twenty one | COMPLICATED

14 0 0
                                    

Ucapan terima kasih layak diberikan Resya terhadap Arjuna yang semenjak menikah mengharuskannya bangun pagi. Berkat kebiasaan yang awalnya dirasa berat olehnya itu, Resya yang kini tinggal sendiri di apartemennya selalu bangun pagi bahkan mendahului alarm yang sudah diaturnya.

Bunyi ketukan membuat Resya berjalan ke luar kamar lalu membuka pintu. "Assalamu'alaikum, Non Resya"

"Waalaikumsalam, masuk Mbak"

Perempuan berhijab itu segera menuju dapur sedangkan Resya kembali ke kamar bersiap hendak ke kampus.

"Non Resya bersih-bersih lagi?" Tanya Tari saat majikannya itu duduk di meja makan, menunggu sarapan disajikan.

"Iya, kenapa mbak?"

"Aduh jangan dong Non, bisa-bisa saya jadi pengacara" Sahut wanita yang selalu membersihkan unit apartemenya itu, baik ia ada di sana ataupun tidak.

"Hm? Pengacara?"

Melihat Resya berpikir keras, Tari segera melanjutkan. "Pengangguran banyak acara maksud saya, Mbak, hehe"

Resya tak mengambil pusing penjelasan Tari, ia malah salah fokus dengan kata pengacara, mengingatkannya akan Arjuna. Sedang apa suaminya itu sekarang? Apa makannya teratur? Apa tidurnya cukup?

Resya khawatir jiwa workaholic Arjuna muncul, mengingat saat ada dirinya saja suaminya itu kerap kali melanjutkan pekerjaannya di rumah. Belum lagi klien yang kadang menelponnya. Jika tak ditegur, Arjuna tak akan beranjak dari kegiatannya itu.

Ia juga menyadari akan kebiasaan Arjuna yang bisa meminum kopi lebih dari yang seharusnya dalam sehari. Saat malam saja Arjuna bisa-bisanya meminum kopi, beruntung Resya tahu sehingga ia menggantinya dengan teh yang kadar kafeinnya lebih rendah. Tentu Arjuna protes, namun manut saat Resya mengeluarkan omelan panjangnya.

Tari yang baru saja meletakkan mangkuk di hadapan Resya mengernyit heran mendapati majikannya itu yang terlihat melamun.

"Non" Tak mendapati reaksi apapun dari Resya, dengan pelan Tari menepuk bahunya. "Non Resya"

"Eh?" Resya mengerjap "kenapa, Mbak?"

"Sarapannya udah siap, Non" Resya mengangguk, mengucapkan terimakasih lalu memakan bubur ayam yang tersaji. Gadis itu mempersilahkan ketika Tari meminta izin untuk pulang.

Kernyitan di dahi Resya terlihat kala ia mulai makan. "Kok rasanya kayak bubur ayam yang biasa gue makan ya?"

"Hm ini sih fiks bubur racikan Kang Asep" Katanya yakin dengan menyebut nama pedagang bubur ayam yang sudah menjadi langganannya. "Tapi Mbak Tari tahu darimana gue sering beli di Kang Asep? Kan gue cuma kasi tahu sarapan hari ini tuh bubur ayam, tanpa kasi tahu nama penjualnya"

"Mungkin kebetulan kali ya" Resya mengangguk, "tapi, ini bukan pertama kalinya Mbak Tari bawain gue makanan yang pas banget sama gue, padahal kan gue gak pernah kasi detail gue kayak gimana"

"Mbak Tari juga pernah bilang gue gak bisa sarapan pakai nasi. Terus dia tahu dari mana semua itu? Apa Mbak Tari cenayang?"

Mengenyahkan pikiran ngawurnya, Resya memilih menghabiskan makanannya kemudian pergi ke kampus dengan diiringi satu pertanyaan yang memenuhi kepalanya, dari mana Mbak Tari tahu kebiasaan makannya?

"Nanti deh gue tanya Mbak Tari biar pasti"

🍰


Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 membuat Kevin dan empat teman kerjanya membagi tugas untuk membersihkan kafe dan siap-siap closing.

"Udap pada closing?"

Kelima orang itu menoleh saat bos mereka sudah berdiri di dekat meja bar. "Belum Bang, masih ada.. "

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang