Twenty four | COMPLICATED

11 0 0
                                    

Sepanjang kegiatan sarapan berlangsung Resya diam saja. Dan Arjuna tahu siapa penyebab alasan dibalik wajah istrinya tertekuk masam, yakni kakek mertuanya sendiri, Suryo Genino.

Sampai sekarang Arjuna tak paham ada apa sebenarnya dengan Resya dan Suryo? Mengapa bila dengan Resya, Suryo terlihat bersitegang?

Sedangkan dengan Raina, Suryo nampak ramah, mengambil peran menjadi kakek yang sempurna bagi cucunya.

"Opa dengar kamu habis dari Vienna? Gak ada oleh-oleh kah buat Opa?"

Rain tergelak mendengar candaan sang kakek. "Kenapa Opa gak bilang, kalau gitu kan aku beliin"

"Ya inisiatif lah, Rain" Sahut Anita ikut dalam obrolan. "Ih gak ah, aku gak mau berakhir kayak Resya yang suvenirnya ditolak Opa, haha"

"Jadi, kalau mau oleh-oleh bilang ya, Opa" Kata Rain lalu terkekeh melihat tingkah Suryo yang memberi hormat nampak konyol dimatanya.

Disaat yang lain tertawa, Arjuna dapat melihat hanya istrinya yang responnya berbeda. Walaupun mulut Resya tak mengeluarkan suara, tapi Arjuna tahu tangan istrinya memegang garpu dan pisau dengan erat menandakan bahwa Resya tengah kesal.

"Aku udah selesai, aku mau ke makam Oma"

Melihat suaminya menyusulnya, Resya segera menghapus air matanya kemudian mendongak menatap Arjuna yang telah berjongkok di hadapannya.

Tangan mungil itu segera meletakkan bunga yang dibawa Arjuna di pusara Omanya. "Untung kamu bawa, aku lupa tadi, hehe"

Arjuna terdiam, fokus meneliti wajah istrinya yang nampak murung. "Kamu habis nang-"

"Oma, kenalin ini suamiku" Sambar Resya, tak mau ditanya ini itu. "Namanya Arjuna Leksmana, pekerjaannya lawyer tapi pelit kasi aku uang jajan"

"Heh!" Resya tertawa. "Dari pada kamu umbar fitnah, mending kita doain Oma"

Senyum cantik yang terulas di bibir Resya membuat Arjuna takjub. Istrinya memang juara dalam urusan mengganti raut wajah dengan cepat. "Wah, Oma pasti senang dapat cucu menantu seperti kamu"

"Yaudah pimpin doa nya dong"

"Iya, pelan-pelan pak sopir" Celetuk Arjuna asal yang ajaibnya bisa membuat Resya tertawa. "Ah, Mas serius dong, ini kita kapan mulainya kalau begini mulu?!"

Arjuna mendengus, padahal istrinya itulah yang tak kunjung serius. Keduanya pun mulai mendoakan sang Oma dengan Arjuna yang memimpin doa.

Usai dari makam Oma, Arjuna dan Resya segera berganti pakaian lalu keluar menyusul yang lain yang sudah berada di luar.

Mansion Genino pagi ini kedatangan tamu dari panti asuhan yang diurus para wanita dari keluarga Genino. Segerombolan anak-anak nampak antusias, wajahnya pun terlihat kagum akan bangunan dan taman yang terlihat megah.

Melihat reaksi anak-anak tersebut, mengingatkan Arjuna pada dirinya. Arjuna juga sempat kagum dengan kediaman utama keluarga Genino itu. Tak hanya mansion bertingkat tiga berwarna putih itulah yang membuatnya takjub, namun halamannya yang luas dan tertata rapi dengan pohon dan rumput hijau membuatnya semakin menawan.

Berbagai fasilitas juga menambah poin plus mansion Genino. Tak lupa dengan keamanannya, di depan gerbang utama saja terdapat petugas yang sudah bersiap mengecek tamu yang datang. Arjuna yakin tak sembarang tamu bisa masuk kesana.

"Rayaa!"

Perhatian Arjuna teralihkan pada Resya yang berlari, di arah berlawanan nampak seorang anak sekitar dua tahunan turut berlari ke arahnya. "Iih kok cepat banget gedenya"

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Where stories live. Discover now