Twenty Eight | COMPLICATED

5 0 0
                                    


Suasana kelas yang ramai menyapa Kiran yang baru saja membuka pintu. Ia celingak celinguk mencari tempat duduk yang kosong. Sebenarnya ada kursi yang belum ditempati tapi di depan. Seperti mahasiswa lainnya, Kiran pun enggan duduk di sana.

Gadis yang hari ini memakai blous biru itu segera menghampiri Tere yang memanggil namanya. "Thanks ya, padahal gue udah pasrah duduk di depan dan jadi santapan Bu Novi"

Tere yang mendengar itu tertawa. Dosen siang ini memang sering bertanya terhadap mahasiswa yang duduk paling depan, maka jangan heran kursi paling depan akan sepi pengunjung. Dan bangku belakang menjadi posisi yang diincar.

Seorang pemuda berkemeja hitam yang baru saja masuk dengan ajaib menghentikan keributan yang terjadi. Kini semua mahasiswa di kelas Kiran menoleh ke arahnya.

Bukan, cowok di depan sana diperhatikan bukan karena tampan atau menjadi cokiber aka 'Cowok Kita Bersama' Kiran dan kawan-kawan melainkan cowok itu ialah Penanggung Jawab Kelas yang barusan mencari dosen yang tumben sekali tak kunjung datang.

"Gue udah cari bu Novi dan ternyata beliau lagi sibuk ngu-"

"Yes! Gak ada kelas!"

Seruan Shania disambut seruan penuh kegembiraan yang lain. Bahkan ada yang sudah bersiap dengan tas hendak keluar kelas.

Melihat itu Nino kelabakan menyuruh mereka kembali duduk namun suaranya  teredam teman-teman yang lain. Kiran yang menyadari itu segera berbisik pada Tere yang segera berteriak dan berhasil menghentikan kebisingan yang terjadi.

"Belum aja PJ selese ngejelasin kalian nyelonong aja! Balik gak?!"

Kiran tersenyum bertepuk tangan dengan aksi temannya yang menurutnya hebat membuat puluhan orang langsung patuh dengan ucapannya.

"No, lanjut!"

Nino yang di depan sana mengangguk mengucapkan terima kasih tanpa suara ke arah Tere yang mengangguk lalu duduk kembali.

"Gue yakin Nino kagum sama lo dan bakalan berkembang jadi perasaan suka" Tere memutar bola mata ke arah Kiran yang kini menatapnya dengan senyuman menggoda dan jari yang dibentuk love. "Pantes dulu pas SMA lo jadi penulis naskah drama ya, Ran, imajinasi lo terlalu jauh"

Sambil memperhatikan Nino, Kiran membalas. "Haha, iya kali. Tapi gue yakin loh Nino bakal samperin lo nanti"

Tere yang tak mau ambil pusing mengangkat bahu. "Tenang Ran, gue udah professional nolak anak orang"

"Iya deh, orang cantik mah bebas" Tere tertawa menanggapi.

Karena dosen terlambat masuk, alhasil kelas yang didominasi oleh wanita itu kembali ramai. Kiran yang tak ada kerjaan memilih memandang sekitar. Tere di sampingnya sedang asik chat dengan pacarnya. Ya, alasan mengapa temannya itu menolak cowok yang mengajaknya pacaran ya karena ia sudah ada yang punya. Tapi, anehnya mereka tak mempublish hubungan mereka. Padahal dengan mengumumkan bahwa ia sudah punya pacar, Tere tak lagi repot-repot menolak ajakan cowok untuk pacaran dengannya.

Berjarak tiga bangku dari dirinya, Kiran dapat melihat meja temannya dipenuhi perintilan kpop. Tanpa babibu, Kiran menghampirinya.

"Widih, baru sehari jadi k-popers dah banyak photo card"

Nabila tersenyum pongah, "iya dong. Kemarin tetangga gue gue kasi tahu temannya ada yang jual perintilan k-pop. Gak baru sih tapi oke kan?" Kiran mengangguk, membolak balik photo dengan gembira.

"Harganya juga lebih murah. Kayaknya lagi butuh duit deh"

"Serius lo? Gue juga mau beli!" Sambut Kiran dengan mata berbinar. "Bentar, gue bagi kontaknya"

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Where stories live. Discover now