Part 29

16 2 0
                                    

Happy reading ✨

***

"Kak, bang Farrel atau kak Naura masih belum bisa di hubungi?" Tanya Felly.

Samuel mengusap lembut kepala istrinya, dia menggeleng. "Aku udah minta Damian untuk cari tau, orang-orang kita juga udah terbang ke Swiss dan cek keadaan mereka," ucap Samuel.

Felly menghela nafas. "Jangan terlalu di pikirin sayang, kamu fokus untuk pemulihan hm, gak bosen ada disini hampir dua Minggu?" Tanya Samuel.

"Aku minta pulang hari ini kamu gak kasih," ujar Felly.

"Bukan begitu, keadaan kamu harus benar-benar pulih baru boleh pulang," ucap Samuel mencium bibir Felly sekilas.

"Jangan mesum disini wahai tuan Samuel yang terhormat, ingat ini rumah sakit bukan tempat anda untuk bermesraan," celetuk Zayyan.

Samuel dan Felly menatap Zayyan, Melati, Dewa, dan Zahra yang ada di ruangan ini.

"Kalian masuk tanpa mengetuk pintu?" Tanya Samuel.

"Telinga mu itu tersumpal kalau sudah bucin," ucap Zayyan.

"Kau iri?" Tanya Samuel.

Zayyan melotot. "Aku? Iri padamu? Untuk apa, aku juga bisa, kau lihat ini," ucap Zayyan langsung mencium bibir Melati sekilas, lalu tersenyum miring pada Samuel yang berdecih.

"Dari dulu, setiap ketemu pasti selalu adu mulut, heran aku," ucap Zahra menggeleng kan kepalanya dan mendekat pada Felly.

"Keadaan kamu gimana?" Tanya Zahra.

"Udah lebih baik kak, sahabatmu aja yang belum kasih izin aku pulang," ucap Felly melirik Samuel.

"Harusnya memang begitu, kamu harus pulih total," ucap Melati.

"Kalian sama aja," ujar Felly membuat kedua paruh baya itu tertawa kecil.

"Apa kak Naura gak ikut pulang? Bukannya Kenzi ada disini?" Tanya Melati.

"Mereka gak ada kabar, kak Sam udah suruh beberapa untuk lihat keadaan mereka di Swiss," ucap Felly.

"Jangan pikirkan apapun Ly," ucap Dewa.

"Kulkas kita bicara," ujar Zayyan.

"Jangan katakan kau masih menyimpan rasa pada istriku, Dewangga," ucap Samuel membuat Dewa berdecak.

Dewa langsung merangkul pinggang Zahra dan mencium bibir istrinya.

"Istriku lebih menggoda," ucap Dewa.

"Astaga mata gue ternodai Weh," pekik Leon dan Gibran bersamaan.

Zahra mencubit pinggang Dewa. "Aw, kenapa di cubit?" Tanya Dewa membuat yang lain tertawa.

"Daddy nakal sih, cubit lagi aja Mom," ucap Leon masuk.

"Kamu ngapain kesini? Yang lain mana?" Tanya Zahra.

"Di mansion tuan Adijaya, Mom, aku kesini mau minta kunci motor sama Papi, balikin Pi," ucap Leon menengadah kan tangannya.

"Tawuran lagi, Papi bakar semua motor kamu," ucap Zayyan.

Allexa {End}Where stories live. Discover now