Part 4

32 4 1
                                    


✨ Happy reading ✨

***

Sesaat setelah sampai, Reyhan langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun, hingga sekarang sudah jam 8 malam adiknya itu belum juga pulang.

Sudah Allexa spam chat dan telpon tapi tetap tidak di gubris oleh Reyhan bahkan sekarang nomornya malah tidak bisa di hubungi.

"Dia gak akan buat tuh cowok mati," ucap Arsy.

Allexa berdecak saja. Raya dan Bella tidak jadi datang ke rumahnya karena larangannya untuk menghindari amukan Reyhan, tapi saat memberitahu mereka ternyata Arsy sudah berada di halaman rumahnya, jadi sampai sekarang hanya Arsy yang menemaninya.

"Duduk All, mata gue sakit lihat Lo kayak setrikaan," ucap Arsy kesal.

"Lo diem deh Sy, kayak biasanya Lo sama orang lain, gue lagi khawatir ini," ucap Allexa.

"Cowok itu nggak mungkin mati, adek Lo juga gak akan mungkin mati," celetuk Arsy.

"Mulut Lo gue lakban juga lama-lama Sy," geram Allexa karena perkataan asal Arsy.

Arsy menghela nafas pelan. "Reyhan pergi cuma buat nenangin diri nya sendiri, supaya gak nyakitin Lo karena emosi lagi mendominasi dia sekarang ini."

Sekarang gantian Allexa yang menghela nafas. "Gue tau, tapi setiap kali dia lagi nenangin diri selalu aja buat gue khawatir Sy, dia selalu pulang bawa lebam di mukanya, gue khawatir," ucap Allexa.

"It's okey gue ngerti, duduk aja dulu, bentar lagi juga balik anaknya," ucap Arsy.

"Lo gak mau pulang aja?" Tanya Allexa setelah beberapa saat duduk dan diam saja.

"Lo ngusir gue?" Tanya Arsy menunjuk dirinya sendiri.

"Gak gitu maksud gue, Lo kan tadi bilang ada urusan, emang itu nggak penting buat Lo? Gue gapapa kok," ucap Allexa.

Arsy melirik jam tangannya, mungkin belum terlambat. "Gue pulang, kabarin gue kalau ada apa-apa," ucapnya bangkit.

Allexa mengangguk. "Makasih udah mau nemenin gue uring-uringan."

"Besok ganti waktu gue, traktir gue sarapan di kantin," ucap Arsy sebelum pergi.

Allexa mendengus tapi ia juga tertawa kecil. Arsy itu cuek dan terlihat tidak peduli, tapi diantara mereka berempat, Arsy selalu maju paling depan jika salah satunya sedang dalam masalah.

>-<

Sedang di lain tempat, Reyhan sedang berdiri di pinggir jembatan dengan menatap ke bawah, dimana air sungai yang mengalir deras. Diam menikmati suara arus yang menenangkan tanpa takut dirinya akan terpeleset dan jatuh ke bawah sana.

"Kak, jangan lompat, bahaya," teriakan seseorang terdengar jelas di telinga Reyhan karena memang jalanan ini terbilang cukup sepi dan hanya beberapa kendaraan saja yang berlalu-lalang.

Belum sempat menoleh tiba-tiba tubuhnya di tarik ke belakang agar menjauh dari tempatnya. Seorang gadis dengan kuncir kuda yang melakukan itu padanya.

Ameyra Putri Carlina, adik kelasnya yang memiliki sifat polos dan cantik imut secara bersamaan, memiliki tubuh kecil dan pipi gembul. Jika di sandingkan dengan Reyhan yang memiliki tubuh jangkung dan kekar maka Ameyra akan semakin terlihat menggemaskan karena terlalu mungil.

Allexa {End}Where stories live. Discover now