11. Dirga: Tuan Pantang Menyerah

33 5 1
                                    

Hari itu usai Liona memberikan jawaban, Dirga hanya menyunggingkan senyum tipis, ekspresinya menunjukkan seolah dia sudah menduga jawaban dari si gadis. Anehnya di keesokan hari Dirga bertingkah seolah tak terjadi apa-apa, mendatanginya lalu memberikan pelukan, berkreasi dengan rambutnya kemudian mengecupi kepalanya gemas saat gadis itu sedang tertidur.

Entah apa status hubungan mereka saat ini.

Salah Liona sendiri, yang tak mau memberikan kepastian, Dirga sudah pasti pantang menyerah. Banyak perlombaan bisa dia menangkan, masa, hati Liona saja tidak bisa?

Dan sekarang, pria itu tengah mendekapnya erat sembari mengelus kepalanya gemas, jujur saja, membuat Liona jengah saking muaknya diperlakukan seperti ini berkali-kali.

"Udah dong!! "

"Sekali lagi. "

"Idih lo pikir apaan!! "

Gadis itu mendorong bahu Dirga, menyuruhnya menjauh. Yang didorong hanya memasang wajah tak bersalah sembari menarik gadis itu kembali ke dekapan.

Sial, kenapa jadi uwu-uwuan begini!

Liona tidak suka, bisa-bisa pertahanan runtuh, mana Dirga gantengnya luar biasa bikin meleleh, bisa pingsan dia lama-lama. Nilai plusnya, Dirga wangi dan rapi, badannya juga peluk-able, Helena sendiri bahkan sampai heran dengan kelakukan temannya itu.

"Heran gue, udah sesempurna itu masih saja lo tolak. Bodoamat jangan cerita ama gue lagi, noh ngomong sama pantat. "

Liona hanya bisa pasrah, Helena itu tidak mengerti! Dirga itu pasti ingin balas dendam, masa mereka jadi dekat cuma gara-gara gaduh? Ya mustahil lah pe'a! Lo pikir ini cerita wattpad?

Dirga itu pintar, angkuh, galucu kalau semisalkan dia berubah kagum sama Liona karena dikata katain, yang ada dendam.

Dan inilah yang terjadi, Liona hanya melamun memandangi buku pelajaran, telinganya dipenuhi suara Dirga, tapi pikirannya berkeliaran kemana-mana.

"Ngerti? "

Hah?

Liona sendiri berusaha memperhatikan, tapi sepertinya tidak ada satupun materi yang masuk ke otak. Gadis itu menggigit bibir, lantaran berpikir, dimana letak kesalahannya ketika tak mengerti pelajaran yang disampaikan padahal sudah mendengarkan dengan sungguh-sungguh?

Memperhatikan gadis itu yang nampaknya masih belum memahami materi sepenuhnya, Dirga tersenyum tipis, tangannya membalikkan beberapa lembar buku ke halaman yang lebih awal, bersiap mengulangi pelajaran.

"Aku jelasin lagi ya. "

"Bentar. " Liona menggeleng, menghela nafas pendek. "Lo ngulangin materi juga pikiran gue masih kemana-mana, udah jangan, kasihan elo-nya. "

"Emang kamu mikirin apa? "

"Kepo. "

Sebelah alis Dirga terangkat, tangannya mulai mencubiti pipi gadis itu. "Hayo, mikirin apa hmm?? "

"Mikirin kamu. "

Dirga terdiam, perlahan sudut bibirnya tertarik membentuk senyum tipis. "Emang mikirin apa tentang aku? " ujarnya, dengan netra hitam yang memandangi Liona lekat-lekat.

"Gapapa, mikirin kamu yang kelewat bego. "

"Udah pake aku-kamu nih? " ujarnya dengan nada menggoda, kelewat jahil. Liona memutar bola mata jengah, mengacungkan jari tengah. "Maaf ya, gue kelupaan. "

Dirga tertawa kencang, jemarinya mencengkram erat jari-jari tangan gadis itu, menariknya mendekat. "Ada yang mau ditanyain? Tanya aja, gapapa. "

"Gaada, stop pegang pegang gue. "

Dirga: Love or Lie? Where stories live. Discover now