Ketua Kelas

0 0 0
                                    

  Peringatan! Bijak dalam membaca. Tidak memaksa, silahkan untuk vote dan komen. Terima kasih ❤️




"Baiklah, karena di kelas ini belum ada ketua kelas, wakil, sekretaris dan bendaharanya, jadi pada pagi hari ini kita akan memilih siapa yang akan mendapatkan jabatan tersebut," ucap Bu Lita, selaku wali kelas XI MIPA 1.

Dari awal masuk hingga sekarang, kelas XI MIPA 1 belum memiliki ketua kelas, wakil, sekretaris, dan juga bendahara dalam mengatur kelas tersebut. Wali kelas mereka juga selalu sibuk dan mengakibatkan ia lupa untuk mengadakan pemilihan ketua kelas baru. Dan kebetulan hari ini Bu Lita ingat tentang hal tersebut.

"Ibu membutuhkan empat orang untuk calonnya. Jadi siapa di sini yang mau mencalonkan diri?" tanya Bu Lita.

Tak ada satu pun yang menjawab, mereka semua memilih diam. Terlebih lagi Key dan Lisya yang tentu saja tak ingin ikut andil dalam menjadi pengurus kelas. Lebih baik keduanya menjadi murid biasa saja. Tapi entah kenapa mendadak perasaan Lisya menjadi tak enak. Jantungnya berdetak lebih cepat dibandingkan biasanya.

"Gak ada satu pun yang mau?" tanya Bu Lita lagi.

"Key, Bu!" sahut Jian.

"KOK GUE?!" pekik Key tak terima.

Key menoleh ke arah Jian yang tersenyum puas seraya menatap sang adik. Seisi kelas juga menoleh ke dua orang tersebut. Apa-apaan ini? Padahal daritadi Key diam. Kenapa malah ia yang disebutkan?

"Baik, calon pertama adalah Key," ucap Bu Lita kemudian menulis nama Key di papan tulis. "Selanjutnya?"

Key kembali melirik Jian dengan tajam. Sedangkan cowok itu semakin tersenyum setelah nama Key berhasil ditulis di papan tulis oleh Bu Lita. Ini juga merupakan salah satu pembalasan atas kelakuan Key tadi malam.

"Maaf ya adikku tersayang, tapi kayaknya seru juga," batin Jian.

"Darlingga, Bu!" Suara itu membuat seisi kelas menatap ke arahnya, tak terkecuali sang pemilik nama.

"Apa-apaan gue? Lo aja sana," protes Lisya tak terima.

"Lo sih, soalnya lo cocok jadi ketua kelas. Kan lo galak," ucap Kean. Ya, cowok itulah yang menyebut nama Lisya.

"Maksud lo?"

"Nahkan apa gue bilang."

"Sudah cukup! Jangan ribut lagi!" lerai Bu Lita sebelum perang terjadi di antara dua insan tersebut.

"Darlingga sama Kean, kalian berdua jadi calonnya juga," ujar Bu Lita dan langsung menulis nama keduanya. Hal itu sontak membuat keduanya membulatkan mata.

"Ini semua salah lo!"

"Lah kok gue?"

"Sudah, jangan ribut lagi. Selanjutnya siapa yang bersedia jadi calon terakhir?" kata Bu Lita menatap satu persatu siswa-siswinya.

Hening sejenak sebelum akhirnya seseorang menyebutkan nama Ririn.

"Ririn, Bu!"

"KOK GUE SIH?" kata Ririn tentu saja tidak terima. Ia menatap tajam sang empu yang menyebut namanya, siapa lagi jika bukan Kean? Cowok itu selalu membuat kesal siapa saja.

"Lo juga galak, Rin. Cocok jadi bendahara, biar nanti kalo ada yang nunggak bayar kas langsung lo tagih aja pake gaya preman lo." Bukan Kean yang menyahut, melainkan Jian. Semua orang setuju dengan Jian, tak terkecuali Lia. Mereka semua sudah tahu bagaimana sifat Ririn yang sebelas dua belas dengan macan betina.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

2G & The Circle Where stories live. Discover now