About OSIS

3 2 0
                                    

Peringatan! Bijak dalam membaca. Tidak memaksa, silahkan untuk vote dan komen. Terima kasih ❤️


"Bang Hardan sama bang Jian utang cerita ke kita," ucap Key.

"Iya, awas aja kalo gak cerita," sahut Lisya dengan tangan kanan yang ia kepalkan kemudian ia pukul ke telapak tangan kirinya beberapa kali.

Kedua gadis itu sedang berjalan menuju lapangan sekolah karena bel berkumpul berbunyi, mengintruksikan kepada siswa-siswi SMA Permata untuk segera berkumpul. Saat sedang enak-enaknya kedua gadis itu bersama teman-teman mereka gibah di kantin tadi, tiba-tiba bel berkumpul berbunyi dengan keras, mengharuskan mereka menyelesaikan acara gibah mereka.

Tapi sebelum menuju lapangan, Key dan Lisya terlebih dahulu pergi ke toilet karena Key yang tidak tahan lagi untuk buang air kecil. Setelah sampai di lapangan, keduanya segera mencari barisan kelas mereka dan masuk ke dalam barisan tersebut.

"Darimana aja lo berdua?" tanya Joshua yang berada di samping mereka. Cowok itu memilih untuk berbaris di barisan paling belakang saja.

"Habis ngedate bareng ayang," jawab Key.

"Ngedate kok di sekolah, gak ada waktu ngedate di luar jam sekolah, ya?" celutuk Kean dengan sindirannya. Cowok itu berada tepat di depan Joshua dengan badan menghadap ke depan.

Lisya memutar bola matanya. Ia heran kenapa harus bertemu setiap hari dengan makhluk hidup yang bernama Jordi Drakean itu. Tapi bagaimana bisa tidak bertemu sehari saja jika kedua insan itu berada di kelas yang sama? Tentu saja pasti akan bertemu setiap hari, kecuali salah satu dari keduanya atau dua-duanya tidak sekolah dan juga saat hari libur. Itu pun jika keduanya tak ada acara yang mengharuskan keduanya bertemu.

"Orang gila gak diajak," sindir Lisya balik.

"Gue bukan orang gila," balas Kean tanpa menoleh.

"Lah? Yang bilang lo gila siapa? Gue tadi cuma bilang orang gila gak diajak, bukan lo," ucap Lisya yang sedang membalas sindiran Kean, walaupun sindiran yang Kean ucapkan bukanlah untuknya karena ia sendiri tidak punya pacar dan ngedate seperti yang dikatakan Key.

"Oh, berarti secara gak langsung lo ngerasa kalo lo itu orang gila?" sambung Lisya lalu menutup mulutnya menggunakan tangan kanan seolah-olah terkejut. Kean melotot kemudian membalikkan badannya menghadap Lisya.

"Maksud lo?"

"Apa? Gak seneng?"

"Udah, udah! Lo berdua berantem mulu kalo ketemu. Gue do'ain jodoh nanti," lerai Joshua dengan kalimat keramatnya.

"Darlingga nih yang mulai," tunjuk Kean ke Lisya.

"Apaan kok gue? Lo yang asal nyelutuk, padahal gue sama Key yang diajak ngomong sama Joshua," bela Lisya pada dirinya sendiri.

"Tapi gue denger, makanya ikut nimbrung ke obrolan kalian," ujar Kean tak mau kalah.

"Bener deh kata Joshua, lo berdua lama-lama gue do'ain jodoh juga nih," ucap Key yang juga sudah lelah mendengar dua insan ini ribut anytime anywhere.

"Gue do'ain lo jodoh sama Arjuna!" ucap Lisya dan Kean secara bersamaan.

Hal itu membuat Lisya dan Kean saling bertatapan karena tak menyangka bisa mengucapkan hal yang sama secara bersamaan. Haga dan Damian yang berada di depan Kean kini juga ikut menoleh ke belakang.

"Kok lo ngikutin ucapan gue?!" tuding Lisya.

"Lah? Bukannya elo yang ngikutin gue?" Kean tak mau kalah. Apa-apaan ini? Kenapa selalu dirinya yang disalahi?

2G & The Circle Where stories live. Discover now