Cerita Hari Pertama Sekolah

5 3 0
                                    

  Peringatan! Bijak dalam membaca. Tidak memaksa, silahkan untuk vote dan komen. Terima kasih ❤️





   Key sekarang berada di ruangan lab bersama teman-teman baru dan Arjuna yang menjadi pendamping mereka. Setelah pembagian kelompok tadi, Key harus berpisah dengan sang sahabat. Key tidak mengenal siapapun di kelompoknya. Hal itu membuat Key hanya diam seraya menggerutu di dalam hati. Jika saja ia satu kelompok dengan Lisya pasti ia tidak akan diam seperti ini.

   Arjuna berada di depan, ia terus mengoceh memperkenalkan apa-apa yang mereka temui. Seperti saat ini, ia sedang memperkenalkan alat-alat yang berada di dalam lab itu. Key terus menggerutu karena Arjuna lama sekali memberikan penjelasan. Walaupun menurut Key Arjuna itu adalah laki-laki dengan vibes Junkyu, tetapi ia sangat kesal karena daritadi Arjuna hanya mengoceh dan itu membuat Key bosan.

   "Nah, sebelum kita pergi ke tempat lain, apa ada yang mau ditanyakan?" tanya Arjuna kepada anggota kelompoknya.

   Seorang gadis yang berdiri di depan Key mengangkat tangan. Bukannya menatap sang empu yang mengangkat tangan, Arjuna malah menatap ke arah Key yang tengah memasang raut wajah kesal seraya menatap ke arahnya. Padahal bukanlah Key yang mengangkat tangan, tapi kenapa Arjuna menatap dirinya? Pikir Key.

   "Itu yang di belakang kenapa wajahnya cemberut gitu?" tanya Arjuna yang ditujukan untuk Key. Siswa-siswi yang ada di sana beralih menatap Key.

   "Harusnya kak Juna nanya yang udah ngangkat tangan, bukan malah ke saya," ucap Key.

   "Tapi kakak nanya kamu," kata Arjuna.

   "Tapi saya gak ngangkat tangan, berarti saya gak ada niatan buat nanya, apalagi ngomong," balas Key dengan judesnya.

   "Ini bukan masalah kamu ngangkat tangan mau nanya atau enggak, tapi kakak cuma nanya kamu. Kenapa wajahnya cemberut sambil liat kakak kayak gitu?."

   "Terus urusannya sama kak Juna apa?"

   "Buset, ni bocah berani bener ngomong gitu sama seniornya. Padahal anak baru," batin Arjuna.

   "Gak ada, sih. Kakak cuma mau nanya doang kenapa wajahnya cemberut," jelas Arjuna.

   "Yaudah, tanya noh sama yang udah ngangkat tangan," ucap Key sembari menyilangkan tangannya di depan dada.

   "Yaudah, sih, jangan judes judes amat. Kan sayang cantik-cantik judes," kata Arjuna.

   "Bacot lo, Arjuna."

-
-
-

   Lisya sedang berjalan bersama teman-teman satu kelompoknya, dengan dipandu salah satu anggota OSIS yang telah ditugaskan untuk mendampingi Lisya dan kelompoknya. Saat ini mereka berada di ruangan yang dipenuhi oleh alat-alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum, dan alat musik lainnya. Alat-alat untuk menyanyi juga ada di sana. Mungkin ruangan itu adalah ruangan khusus bernyanyi.

   "Kak Haga!" panggil salah satu siswi di kelompok Lisya.

   Iya, Hagalah yang menjadi pendamping kelompok Lisya. Lisya sedikit kesal jika melihat wajah Haga karena wajah Haga yang terlewat datar seperti ubin masjid. Apalagi ia berpisah dengan sang sahabat, membuatnya harus diam menyimak penjelasan Haga yang menjelaskan dengan nada datar. Lisya tak habis pikir, wajah datar ditambah lagi nada Haga saat berbicara juga datar seperti wajahnya. Jangan lupakan suara baritonnya yang menambah kesan cool seorang Haga Raiden Alreska. 

   Haga menoleh, kemudian berkata, "Iya?"

   "Kak Haga coba main gitar sambil nyanyi, dong! Atau gak pake alat musik lainnya, tapi sambil nyanyi juga," kata siswi tadi.

2G & The Circle Where stories live. Discover now