Chapter 27

23.7K 1.6K 495
                                    

Angkasa dengan ditemani Abian, memeriksakan kandungannya yang sudah berusia 5 bulan itu.

Bayinya sehat, mereka tumbuh dengan sangat baik didalam sana.

Abian membukakan pintu mobil samping kemudi namun hal itu membuat Angkasa sedikit kesal.

"Udah gue bilang, lu gak perlu nglakuin hal lebay kek gini, gue bukan orang lemah yang buka pintu mobil aja gak kuat" Angkasa menutup pintu mobil itu lalu membukanya lagi dan barulah dia masuk dan duduk dijok mobil.

Abian mengulum senyumnya, menyusul Angkasa dan mengemudikan mobilnya.

"Oh ya, baby kita pengen makan apa?" Tanya Abian. Yang mana ia ingin menunjukkan ketulusannya dengan Angkasa dan benar benar menganggap bayi belum lahir itu bayi mereka.

"Bi. Ini bukan bayi lu" jawab Angkasa.

Abian lagi lagi mengulum senyum sambil mengemudikan mobilnya.
"Siapa bilang Sa. Lu pernah denger gak, ada sepasang suami istri memilih tidak memiliki anak demi memberi keberuntungan dengan beberapa anak adopsinya. Mereka tulus menyayangi anak anak kurang beruntung itu. Dan lu tau balasan apa yang diperoleh pasangan itu?"

Angkasa menoleh ada Abian penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

".....mereka dianggap malaikat tak besayap oleh anak anak adopsinya karna sudah memberi mereka kesematan merasakan kasih sayang orang tua. Gue pengen jadi salah satu malaikat itu dimata anak anak lu. Dan menjadi ayah yang paling hebat yang pernah mereka punya" ungkapnya tulus dengan tangan kirinya yang mengusap sejenak perut buncit Angkasa. "Tapi semua itu kalau dapat izin dari lu Sa"

Angkasa memalingkan mukanya kekaca samping, sejauh ini Abian sangat baik dan peduli dengannya. Tapi tetap saja. Ini tidak adil untuk Abian. Dia masih sangat mencintai Bara.

"Bi...."

"Gue tau apa yang lu pikirin Sa, lu belum bisa suka sama guekan? Gue juga gak mau maksa lu, cuma lu juga gak boleh egois, anak anak lu butuh orang tua yang lengkap Sa, apapun masalah lu, setidaknya kita buat anak anak itu menjadi anak paling beruntung didunia ini"

Benar apa kata Abian, menjadi orang tua bukan hal yang mudah, kebahagiaan anak anaknya juga sangat penting. Egois jika dia menolak kebaikan Abian dan merampas kesempatan anak anaknya untuk mendapat kasih sayang dari orang tua yang lengkap.

"Bi....."

"Iya Sa"

Angkasa menatap Abian dan mencoba menyayangi sahabatnya dengan perlahan karna Angkasa akan memberi kesempatan untuk Abian sampai ia yakin bisa melupakan Bara.

"Gue pengen rujak Thailand, es lemon, tak kko chi, eo muk, sama chicken cheese yang ada tteokbokkinya" ungkapnya pertama kali tanpa rasa canggung seperti biasanya karna keputusan Angkasa sudah bulat untuk menerima Abian pelan pelan.

Abian menaikkan satu alisnya karna cukup kaget mendengarnya. Semoga ini hal baik untuk hubungan mereka.

"Baiklah. Kita cari semuanya untuk para baby"

Angkasa tersenyum, meski dalam hati ia masih ada sedikit keraguan. 'Semoga bapak juga menemukan orang baik diluar sana' ucapnya dalam hati dan Angkasa akan siap melangkah dengan Abian.

.

Kai semakin binggung mendengar kabar penikahan Angkasa.

Kenapa bisa serumit ini. Kai terbang indonesia-Italia cukup sering dan membuatnya lelah. Kai memutuskan harus membuat Bara sehat lebih dulu.

Kaki jenjangnya berlari kelorong rumah sakit keruangan rawat inap Bara. Yang mana pria dewasa itu menatap kosong kearah luar dengan selang infus ditangannya. Tubuhnya sangat kurus dan rambutnya memanjang tak terurus.

Angkasa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang