Chaptet 13

30.9K 2.6K 284
                                    

Bukan aku slow update tp malesin bgt ini readers, masa gda 5 % nya yg vote sama komen.

Tp yg udh vote komen makasih bnyak bnyak. Ini aku nerusin hanya karna segelintir orang2 yg aktif kasih semangat.

Apa aku bukuin aja ni judul biar kalian gak tau endnya secara gratis? Mau kyk gitu? 🔪😌.

.

Flashback.

Pagi pagi Faas bangun karena seseorang ingin menyampaikan informasi perihal Bara.

Faas buru buru membukanya lalu menarik nafasnya dalam dalam setelah membaca map hasil intaian mertuanya.

"Angkasa goblok! Bisa bisanya dia cemburu sama ponakan suaminya sendiri" Faas langsung mendial nomor sahabatnya dan langsung memaki sahabatnya itu.....

"Eh njing, lo kenapa gak nanya dulu yang mau kawin itu siapa? Pak Bara gak mau kawin lagi blok, tapi dia mau kenikahan ponakannya. Lo kenapa bego banget se, mana gue udah nglibatin mertua gue lagi, sayangkan duit mertua gue"

"Ekhm" jawab seseorang disebrang telpon.

Ya itu Bara, Angkasa masih terlelap saat dering telfon itu bunyi.

Karena nama yang tertera disana adalah Faas, Bara tidak ragu untuk mengangkat panggilan itu. Namun ia malah mendapati pokok permasalahan yang yang membuat hubungannya dengan Angkasa hampir bercerai.

"Loh loh, ini pak Bara" tanya Faas sambil menapuk mulutnya sendiri karna malu.

Bara keluar dari kamar lalu menanyakan apa yang di lontarkan Faas barusan.

"Fa, bisa tolong jelasin apa yang kamu bilang barusan"

Faas sudah ketahuan, dia tak ada pilihan lain selain menjelaskan perihal cemburu dan salahpahamnya Angkasa dengan Bara.

Mendengar betapa naifnya Angkasa, Bara tertawa sampai matanya tak terlihat.

Namun ia harus datang kepernikahan Mikasa dan Angkasa harus ikut dengannya.

Flasback End.


Melihat Angkasa menahan Jasnya sambil berkaca kaca, Bara mempunyai ide licik.

Sedikit mengerjai istrinya tak masalah bukan.

Ia mengambil kotak hitam yang masih bersegel itu lalu meminta Angkasa untuk memakainya.

"Ini.....?" Angkasa langsung melebarkan mata sipitnya kala tau maksud Bara.

Bara melonggarkan dasinya bak seorang sugar daddy yang siap menghukum sugar babynya.

"Mau saya yang memakaikan semua ini untukmu?"

Angkasa menelan ludahnya kasar, Namun melihat Bara mengenakan pakian Formal membuat tubuhnya panas.

Bara tampak jauh lebih tampan dan.....sexy.

Menyadari pikiran anehnya, Angkasa menggeleng kuat yang diartikan Bara hal itu sebagai penolakan istrinya.

"Ya sudah, saya pergi kalau gitu"

Mendengar itu Angkasa langsung mendorong tubuh Bara sampai terhuyung dan hampir menubruk pintu kamarnya, ia semakin berprasangka buruk, jika dosennya itu hanya menginginkan tubuhnya saja.

"BAPAK JAHAT, PERGI AJA SANA KALAU MAU, TAPI JANGAN HARAP BAPAK BISA DAPET MAAF DARI SAYA!"

Cemburunya Angkasa ternyata bukanlah hal baik, ditambah para sahabat sahabatnya yang tak kalah konyol membuat Bara harus segera memeriksakan tekanan darahnya.

Angkasa (End)Where stories live. Discover now