Chapter 5

43.7K 3.2K 183
                                    

Angkasa langsung meremang, apalagi nafas Bara terasa panas dipermukaan kulitnya.

"P pak, saya kepengen pipis" ucapnya dengan terbata karena Bara memeluknya dengan begitu erat.

"Pipisnya nanti saja dikamar" jawabnya sensual yang membuat Angkasa semakin meremang.

"T tapi pak, saya kebelet beneran"

"Saya juga"

Sial sial, alasan Angkasa tidak mempan, disaat terdesak biasanya otaknya bekerja tapi kali ini tidak sama sekali.

"Enghh" desahnya karena tiba tiba Bara menghisap tengkuknya.

Spons yang dipegangnyapun terlepas dan sekarang ia hanya bertumpu pada sisi washtafle agar dapat menahan desahannya saat Bara mulai menjilat lehernya.

Tak puas hanya melakukan itu, Bara membalik tubuh Angkasa untuk menghadapnya kemudian meraup bibirnya.

Mata sipit Angkasa melebar, jelas ia kaget, ini ciuman pertamanya. Dan rasanya.....em.....enak.

Bara dengan bergantian menghisap bibir atas bawah Angkasa dan saat ada kesempatan, Bara memasukkan lidahnya kedalam rongga mulut Angkasa.

"Enghh" desahnya lolos kembali saat Bara membelit lidahnya.

Apalagi tubuh keduanya kini saling menempel. Angkasa dapat merasakan milik Bara yang sudah keras seperti batu.

Ia yakin bokongnya tak akan selamat (lagi) kali ini.

"MmPhh.....anGhh....aahH aAhh" Angkasa tak lagi dapat menahan desahannya, rasanya begitu asing namun ia menyukainya.

"NgHh.....pak"

Drrrt drrrt

Hape dalam saku Bara bergetar dan itu cukup mengganggu aktivitasnya.

"Malam pak. Maaf mengganggu, ini Nata anak saya kepengen ketemu bapak, bapak bisa sharelok tidak, saya kebetulan sudah dijalan pak"

Bara mengepalkan tangannya, ia tau yang menelponnya adalah Faas teman Angkasa.

"Iya, saya sharelok sekarang ya" jawabnya dengan terpaksa.

Angkasa mengusap dadanya lega saat Bara mengucapkan itu dengan seseorang disebrang telfonnya.

Bara menatapnya tak suka melihat kelegaan dalam ekspesi yang dibuat Angkasa.

"Cuci tangan dan tunggu saya dikamar. Jangan berharap saya tidak jadi meminta hak saya sebagai suami kamu malam ini" ucap Bara lalu meninggalkan Angkasa yang melayangkan tinjunya pada angin karena cukup kesal dengan perkataan Bara barusan.

Bara sekali lagi menoleh lalu Angkasa buru buru berbalik dan mencuci tangannya.

Bara mengenal Faas dan keluarganya karena kesalahpahaman perihal adiknya dulu. Dan sekarang anak dari Faas malah menyayanginya dan sering merindukannya.

.

15 menit kemudian Faas datang dengan anaknya yang benama Nata  digendongannya.

"Malam pak. Maaf mengganggu-" belum selesai meneruskan kalimatnya Nata sudah merentangkan tangannya pada Bara.

Anak itu langsung memeluk leher Bara sambil sesegukan karena cukup lama ia menangis karena sangat merindukan Bara.

Faas malu melihat kelakuan putranya itu, namun daripada Nata sakit tak apa dirinya menanggung sedikit malu karena anaknya itu sendiri.

Faas menggusap leher belakangnya namun ada pemandangan yang membuatnya heran.

"Loh loh Sa, kamu ngapain disini?" panggil Faas pada Angkasa yang belum menyadari keberadaannya.

Angkasa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang