Promise 3

252 39 2
                                    

that's alright

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

that's alright

...

Sebelum memantapkan hati mengetuk pintu di depannya, Nara mencoba beberapakali memperbaiki tatanan rambut yang ia biarkan tergerai hari ini.

Harusnya ia tak perlu segugup ini, namun mau berapa kali pun bertemu Papa dan keluarganya, selalu membawa efek asing menyusup ke dalam hatinya.

"Lo bisa, Nara!" Dia mengepalkan tangan lalu mengetuk pintu itu beberapa kali.

Tak lama pintu terbuka menampilkan seorang pria dewasa yang menyambutnya dengan senyum hangat, tangan pria itu merentang dan langsung membawa Nara ke dalam pelukan.

"Anak Papa sudah datang, cantiknya." Anggoro langsung mempersilahkan Nara masuk, "Naik apa kesini?"

"Taksi," jawab Nara sekenanya.

"Kenapa gak telepon Papa dulu tahu gitu Pak Anton yang jemput kamu," ujarnya sambil menyebutkan salah satu supir yang pernah mengantar-jemput Nara waktu SD, dulu. "Ayo masuk semua udah nunggu di ruang makan."

"Nara gak bisa lama-lama, habis makan langsung pulang."

Anggoro terlihat sedikit sedih namun ia tak bisa memaksa putrinya menginap sesuai kemauannya. Di meja makan sudah ada Tante Arumi dan anaknya yang duduk manis menanti kehadiran Nara.

Tolong jangan bayangkan bahwa keluarga baru Papa adalah kumpulan manusia licik bin jahat. Tentu saja tidak seperti itu. Mereka justru terlihat seperti keluarga harmonis yang sangat akur, sangat, bahkan melebihi keluarga masa kecilnya.

"Wah Nara lama gak ketemu makin cantik aja," ungkap Tante Arumi yang langsung bangun dan menyambut Nara dengan pelukan. "Sering-seringlah main kesini."

"Mah udah Nara nya pegel tuh gak dikasih duduk."

"Aduh kamu ini Mama kan kangen sama Nara makanya antusias, ayo sini duduk sayang." Tante Arumi menunjuk bangku disebelahnya yang kosong, sengaja untuk Nara duduk. "Nara gak nginep lagi disini?"

"Enggak tante."

Tante Arumi mengangguk paham dan melirik ke arah suaminya yang juga memberikan kode untuk tidak membahas lebih lanjut.

"Ya sudah nanti pulangnya biar dianter Bang Juan aja."

"Gak perlu tante, gak mau ngerepotin."

"Eh mana ada ngerepotin!" Tangan Tante Arumi bergerak tak setuju. "Justru biar Juan ada kerjaan, dia nih habis pulang kampus pasti ngegame sampe tengah malem."

PromiseWhere stories live. Discover now