...
Jatuh cinta sendirian itu sakit
.
Nara mendorong ayunan kecil di sebuah taman bermain tak jauh dari komplek perumahannya. Kali ini taman bermain cukup sepi akibat cuaca yang mulai mendung. Hanya ada beberapa anak bermain di area perosotan dan sebagian membuat istana pasir.
Nara memperhatikan interaksi anak-anak itu, dia melihat bagaimana bahagianya mereka dengan tawa yang terdengar tulus, sibuk menikmati masa kecil bahagia yang tak pernah ia rasakan.
Sahutan para orang tua datang menghampiri anak-anaknya, mengajak mereka pulang tak lupa dengan senyum serta kalimat hangat, bagaimana ya rasanya ketika dipanggil sehangat itu?
Melihatnya saja sudah menggelitik perasaan Nara, hal yang paling Nara sukai ketika berada di taman ini adalah setidaknya ia bisa merasakan kebahagiaan masa kecil meskipun bukan ia yang melakukannya.
Karena mereka terlihat bahagia di matanya, dan Nara butuh kebahagiaan itu untuk bisa terus melanjutkan hidup.
drrt drrtt
Anggoro (Papa?): Nanti malam nara bisa ikut makan di rumah Papa?
Anggoro (Papa?): Papa kangen loh sama nara, kalau sempat mampir ya ke rumah, Tante Arumi masak udang saus padang kesukaan nara.
Nara hanya melirik sekilas pada pesan tersebut. Tak ada dorongan apapun untuk sekedar membaca jelas isi chat dari sosok yang ia sebut Papa itu. Sementara jarinya bergerak mengetikan pesan untuk orang lain, ia mencoba peruntungannya.
Seanara: Ma, hari ini gak pulang lagi?
Seanara: Nara tungguin ya, kita makan malem bareng okaaay?
Seanara: jgn dibaca aja dongggg bales dulu
Mama Kandung: jgn spam.
Tangannya terkulai lemas membaca balasan ketus dari Mama. Walaupun demikian Nara tetap mengulas sedikit senyum dari kedua bibirnya, "Seenggaknya kali ini dibales."
"Gavi ayo pulang sayang! Ayah udah nunggu di rumah." Nara menatap sepasang Ibu dan Anak yang sedang bercakap di dekat perosotan. "Ayo sayang udah sore, Gavi belum mandi."
Manisnya. Sepertinya Ibu itu sangat mencintai anaknya.
Cinta ya?
YOU ARE READING
Promise
Teen FictionKepada langit yang dititipkan riuh oleh laut. ... Nara itu berisik. Suka ngomong tidak jelas. Tidak bisa diam. Juga sering bertingkah aneh dengan pantunnya yang kelewat cringe. Sedangkan Langit tidak suka hal-hal merepotkan. Langit dan Nara bagaikan...