𝟛𝟛

2.5K 380 84
                                    

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

to be human is to stand against genocide. #ceasefirenow #freepalestine #freecongo

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

He Is Mine, All Mine


"ℳenurutmu dia menyukaiku?" lontar Brie yang masih berjongkok pada salah satu batu besar usai menanggalkan chiton-nya.

Hecamede dengan setengah bersandar merunduk sedikit. Tangannya menerima uluran kain lebar berwarna serupa delima, lalu memasukkannya ke onggokan kain kotor lain.

"Dia terus memperhatikanku tanpa putus," keluh Brie lagi.

"Yah... jika dia yang kau maksud di sini adalah Achilles, mungkin boleh jadi benar. Tetapi jika dia merujuk pada Mel... tidak, dia jelas tidak menyukaimu dan dia sudah berhenti melihat ke sini sekarang."

Brie menyembulkan diri dari balik batu berbalut tunik kelabu. Seragam dengan para budak cuci. Ia menyampirkan kain lusuh lain ke rambut kemudian, menjadikannya tudung supaya benar-benar menjadi bagian dari mereka.

"Apa maksudnya itu boleh jadi benar?" tuding Brie sambil menyingkap kain cucinya. Ada beberapa buah roti jelai hasil curian Chryseis dari nampan sarapan Agamemnon dan Menelaus. Meski sudah dingin, roti ini tetap berharga untuk menambah stok pangan.

"Ayolah Briseis... kau pasti memperhatikan bagaimana Mel lebih sering mengenakan warna mentereng atau paling tidak dengan aksen merah di kain hijaunya, sejak kejadian malam itu." Siku Hecamede bertumpu ke batu, sementara tangannya mekar di bawah dagu. "Oh... gadis merahku yang malang sedang tak enak badan!" Ada kekehan yang menyusul setelah kerling mata nakal.

Brie ingin sekali mengoreksi apa yang Hecamede ledekan, tetapi ia menahan diri supaya hal itu tidak berujung lebih parah lagi. Mengakhiri candaan yang sudah berpekan-pekan lamanya dilontarkan oleh wanita itu sepertinya ialah hal mustahil. Iphis dan Chryseis yang ketinggalan cerita bahkan kini sudah tahu perihal kejadian malam di pondok Odysseus.

Acap kali Brie mendapati kedipan mata meledek Iphis ketika malamnya ia sedang menuang anggur ke cawan Achilles. Chryseis akan menjadi bagian yang tergelak ketika mendengar kisah tersebut keesokan harinya. Dia menjadi bulan-bulanan semua kawannya, tetapi Brie rasa itu akan segera berakhir.

Sebab hari ini boleh jadi merupakan hari terakhir penyelundupan budak ke goa. Pekan depan, akan menjadi gilirannya dan Chryseis yang pergi. Mungkin Hecamede pula, jika ia sudah berubah pikiran.

Lysandre—budak perempuan bawaan Hecamede sekaligus yang memegang perkamen—minggu lalu berkata sudah menemukan desa yang aman. Ada dua atau tiga desa yang sudah mulai membangun kembali kehidupannya setelah dijarah. Budak-budak wanita yang diselundupkan, selain Lysandre tentu saja, melakukan tugasnya mengembara ke desa-desa itu. Berpencar untuk mengamati kehidupan di sana dan memutuskan apakah tempat tersebut aman menjadi tujuan akhir mereka nanti. Bahkan beberapa ada yang sudah menetap di sana dan tidak kembali ke goa berhari-hari. Ini adalah kabar yang sangat baik.

The Bride Who Never WasWhere stories live. Discover now