𝟚𝟚

2.2K 356 45
                                    

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

a little reminder: genocide is a crime against humanity. #ceasefirenow

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang Baru Datang, Yang Lama Tetap Tinggal


"𝐃ari mana saja kau?" todong Hecamede.

Dalam perjalanan menuju goa karang, wanita berkain merah ceri yang melambaikan tangan dari jalan setapak sekitar goa mengalihkan perhatiannya. Hecamede langsung saja melesat menghampiri posisi wanita itu berada.

"Kau yang lama," gerutu Brie. Baru saja dia akan kembali melayangkan protes pada Hecamede, sebuah cekikik membahana menyusul dari balik punggung Hecamede datang.

Empat wanita lain berjalan ke posisi Hecamede dan Brie berada. Tecmessa, Chryseis, Iphis dan satu wanita yang wajahnya asing saling jalan beriringan. Dinilai dari chiton berwarna jade yang dikenakannya, wanita itu jelas bukan seorang budak cuci. Bukan budak yang rencananya akan dibawa lari hari ini.

"Perubahan rencana," bisik Hecamede. Tatapannya mengisyaratkan supaya Brie mengikuti saja apa yang terjadi setelah ini tanpa banyak tanya.

"Hecamede, kau berjalan cepat sekali!" hardik wanita hamil yang melingkarkan tangan pada Chryseis. "Ah... kau sudah sampai duluan dari tadi? Melihat rambutmu yang setengah basah, kurasa kau sudah berenang sendiri, ya?" imbuh Tecmessa dengan memindai setengah badan Brie.

"Kubilang juga apa Briseis pasti sudah duluan sampai di sini," sambar Hecamede. Memantik tanda tanya Brie, tetapi ia urung menyampaikan apa yang terlintas dalam benaknya tersebut.

"Jadi... ini dia The Infamous Briseis of Lyrnessus?" celetuk perempuan berambut terang serupa ladang gandum. Tak lupa wanita tersebut kini juga maju selangkah, seakan ingin meninjau lebih jelas tampilan Brie.

Brie menoleh kepada Hecamede yang sudah berdiri di sampingnya. Alisnya terangkat sedikit. Jujur ia bingung karena mendengar nada bicara si wanita itu terkesan sedikit... mengejek?

"Hanya cukup... Briseis," sanggah Brie membenarkan titel salah kaprah yang disematkan padanya.

"Oh... yah... itu jauh lebih cocok untukmu," cibir wanita itu lagi. Masih dengan simpul senyum manis yang sarat arti terselubung.

Brie mengernyitkan dahi. Tak lupa ia melirik sekilas kepada Hecamede, seperti meminta jawaban. So... another Tecmessa? batinnya.

"Ini Melise," kata Hecamede memperkenalkan wanita itu.

The Bride Who Never WasWhere stories live. Discover now