𝟛𝟘

2.1K 334 84
                                    

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

keep talking about the genocide. keep praying about them. #ceasefirenow #freepalestine #freecongo

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebagai Catatan: Dia Hanya Makan Yang Merah, Bukan Hijau


𝐀chilles benar. Ada hal yang amat kontras antara wanita yang duduk di depannya ini dengan wanita yang menarik perhatiannya di dekat meja Alcimedon dan Menesthius. Selain kesopanan yang tak terlalu diperlukan kala membuka percakapan tadi, sekarang Mel sudah menenggerkan jarinya di sekitar bibir.

Achilles ingat Brie kadang melakukan hal yang seragam. Kebiasaan menggigiti kuku tiap ada kesempatan. Seolah-olah kuku serta kulit kering di sekitarnya merupakan kudapan terlezat di dunia yang menggiurkan. Namun, Mel melakukan hal yang sama sekali berbeda.

Gigitan kuku Mel bukanlah akar dari kegelisahan seperti yang dilakukan gadisnya. Pendar mata Mel jelas menuturkan bahasa untuk memikatnya. Seluruh gestur janggal yang Mel tujukan pada Achilles, tidak menarik minatnya.

Saat oinochoe yang ada di meja habis, Mel langsung menyuruh gadis di samping Achilles untuk mengisi ulang. Seolah sengaja supaya gadis itu menyingkir dari dudukan sebelah Achilles. Tanpa tedeng aling-aling, Mel kemudian mengangkat pantat dari sisi Odysseus dan berhaluan duduk menyebelahi Achilles.

"Tuan Achilles, apakah kiranya kau sudi menerima ucapan rasa terima kasihku?" cakap Mel.

"Sungguh, itu tak perlu." Achilles menyambar anggur yang tinggal sisa sedikit di cawan. 

Apa pun yang ditawarkan Mel sebagai ucapan terima kasih, Achilles sungguh tak menginginkannya. Pun tak ingin tahu lebih lanjut.

"Oh, aku memaksa." Mel mengucapkannya sambil berbisik di telinga Achilles. Lagi-lagi, Achilles dapat membandingkan bagaimana suara itu bertolak belakang dengan milik gadisnya. Tengkuk Achilles meremang dalam makna yang tak ia suka.

"Aku tahu apa yang kau suka, Tuan Achilles," lirih Mel lagi. Kali ini bibirnya hanya tinggal sejengkal dari daun telinga Achilles. Tangan Mel perlahan bergulir di paha si pria, tetapi aksi itu tertangguhkan oleh cekalan siaga.

Satu-satunya kesamaan antara gadis yang berusaha menggodanya ini dengan gadisnya adalah, pergelangan mereka sama mungilnya. Dalam satu tangkupan, Achilles sudah bisa melingkarkan tangan ke pergelangan itu. Ia berusaha menahan diri tidak meremas tangan si gadis terlalu keras.

"Kurasa kau tak tahu apa pun tentangku," timpal Achilles seraya menyentak pergelangan tangan Mel.

Achilles mengira, gadis dengan pergelangan yang agak memerah itu bakal berhenti ketika disentak. Sayang perlakuannya itu justru menggugah seringai nakal di bibir penuh Mel.

The Bride Who Never WasWhere stories live. Discover now