𝟜𝟞

2K 302 132
                                    

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

keep praying until they are all free. #freepalestine #freesudan #freecongo

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kita Semua Tahu Bagaimana Icarus Jatuh


𝓐chilles tidak langsung menuju ke dipan tatkala masuk ke dalam bilik. Dari tepian ranjang, Brie memperhatikan punggung lebar tersebut berkutat di balik meja herbanya. Sibuk meracik sesuatu yang entah apa dan untuk apa. Brie menerka, mungkin untuk serdadu di luar yang masih setengah sadar. Selagi menanti permainan lyre pria itu di tengah malam, sekalian diberikan tumbukan obat luka sebelum bertempur esok.

"Kemarikan tanganmu," pinta Achilles yang kini sudah berjalan mendekat ke ranjang.

Duduk Brie kontan menegak kala Achilles bukannya duduk menjajari, malahan memilih duduk beralaskan tanah. "Untuk apa?" tanya Brie, menunduk.

Merasa tidak perlu menjawab, Achilles lekas meraih pelan tangan gadisnya. Dua wadah yang dibawa, sudah lebih dahulu diletakkan di atas ranjang. Satu yang isinya berwarna pekat selayaknya tumbukan herba guna membanjur lecet, ia balurkan ke tiap pinggir kuku Brie. Sensasi menyengat yang merambat perih menarik ringisan Brie terbentuk.

"Inilah mengapa kau seharusnya tidak menggigit jemarimu sampai terluka," tegur Achilles yang sadar akan desis perih gadisnya.

Brie hanya melipat bibirnya tipis. Mengelak pun tidak bisa karena yang barusan diucapkan Achilles fakta adanya. Ia biarkan Achilles mengoleskan obat itu hingga ke sepuluh jari tangannya.

"Kukumu bahkan lebih jelek daripada kuku kudaku," cemooh Achilles ketika tiba saatnya membalurkan jari terakhir.

"Yah... kalau saja ada salon kuku di sini, aku yakin kukuku tidak sejelek sekarang," dalih Brie.

"Apa itu..." Achilles mendongak, "salon kuku?"

Oh, tentu saja akan muncul pertanyaan. "Tempat untuk merawat dan mewarnai kuku supaya bagus."

"Bukankah dapat dilakukan sendiri? Para wanita biasa melakukannya sendiri, mengapa butuh tempat untuk itu?"

"Sebab... sama seperti persalinan yang bisa dilakukan sendiri, kenyataannya kita tetap butuh pertolongan dan tempat khusus dalam melakukannya." Brie bertutur sembari sedikit mencondongkan wajah kepada Achilles.

"Apabila..." Achilles menggeser wadah kedua yang masih belum disentuh, "aku dapat melakukannya, apakah pondok ini akan disebut sebagai salon kuku?"

Brie mengerutkan kening. "Maksudmu?"

The Bride Who Never WasWhere stories live. Discover now