𝟚𝟛

2.2K 311 41
                                    

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

if you have to choose a side, don't choose to stand with genocide. #ceasefirenow

─── ⋆⋅⚘⋅⋆ ───

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

˗ˏˋ ᴀɴ ᴏᴄᴄᴀsɪᴏɴᴀʟʟʏ ᴛʀᴜᴇ ʀᴇᴛᴇʟʟɪɴɢ ᴍʏᴛʜ ᴏʀ ғᴏʀ sᴏᴍᴇ ᴘᴇʀʜᴀᴘs ᴀ ʟᴇɢᴇɴᴅˎˊ˗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

So... Who's Gonna Tell Her?


𝐌enenun bukanlah pekerjaan untuk perseorangan. Kecuali mungkin jika kalian merupakan seorang wanita tua yang ditinggal mati suami dan terhimpit ekonomi—serta kehilangan status sosialnya—hingga tak punya pilihan selain menjual tenun sederhana seperti membuat tainia. Praktisnya, menenun di sini seolah sudah menjadi salah satu budaya kelompok bagi para wanita. Bahkan mulai dari pembersihan wol yang kelak digantungkan dan dijejerkan pada histon* semuanya dilakukan saling bahu-membahu.

Brie berdiri di sebelah salah seorang budak wanita yang kini tengah memegang penion—alat puntalan untuk menggulung benang—dengan cekatan budak wanita itu menyelipkan benang horizontal di sela-sela benang vertikal, kemudian tangannya berpindah ke bagian batang kayu setinggi perutnya. Dimajukanlah batang batang kayu yang disebut kanon itu hingga tercipta lengkungan di belakang benang vertikal, sebelum benang di penion nantinya kembali diselipkan ulang.

Setelah wanita itu merapatkan lagi benangnya, Brie menepuk benang tersebut dengan kerkis*. Begitu terus-menerus dan dilakukan secara bergantian sampai tenunnya mencapai kairos*.

Tenunan itu sudah setengah jadi, meski polanya terlihat tak begitu rapi. Kentara sekali bahwa bagian yang tak rapi tersebut pastilah jerih tangan Brie. Namun, budak wanita yang menjadi pasangannya tak menegur atau mencibir ketika dirasa tenunan itu miring atau mulai tak beraturan. Biasanya pasangan menenun Brie malah akan menawarkan diri supaya ia menggantikan Brie. Yah... Brie merasa menenun bukanlah keahliannya di sini. Membuat ia bertanya-tanya sendiri apakah Briseis sepayah dirinya atau tidak.

Sebenarnya kemampuan payah Brie ini lebih terdengar seperti ironi. Maksudnya, nama tengah Brie jika dipikir-pikir berasosiasi dengan Sang Dewi Pemintal Kehidupan. Dalam kepercayaan Yunani, Moirae, identik dan selalu digambarkan membawa alat pemintal benang. Tugas utamanya adalah memintal takdir masing-masing manusia dalam sebuah permadani kehidupan. Sungguh memalukan Brie menyandang nama yang berkaitan dengannya tetapi justru sangat tak mahir melakukan hal itu. She feels like a total poseur somehow.

"Briseis, Hecamede sudah datang?" tanya Iphis yang sekonyong-konyong masuk pondok tenun.

Iphis lalu meminta pasangan menenun Briseis untuk bertukar dengannya. Mengikuti permintaan Iphis, wanita tersebut beranjak pergi untuk menunaikan tugas lain, yakni membantu wanita di luar pondok menyisir wol. Tak lupa Iphis melimpahkan kalathoi* yang ditentengnya pada si wanita.

The Bride Who Never WasWhere stories live. Discover now