• Epilog •

21.2K 1.2K 26
                                    

The Final Chapter

Rian Zachary Drexgar siapa yang tidak tau dengan nama anak kesayangan keluarga Drexgar.

Rian adalah prioritas utama mereka sekarang. Tapi, sebelum ia merasakan ini semua ia memendam luka yang teramat menyakitkan.

Dari Rian kita belajar selalu kuat dengan keadaan walau keadaan itu sendiri membuat kita sakit.

Dari Rian kita belajar bagaimana cara agar dihargai dan dari Rian kita tahu bahwa tidak ada hal yang terlambat.

Dari Rian kita tahu tidak ada yang namanya benci, yang ada hanyalah gengsi.

Dari Rian kita belajar bahwa kemampuan pasti dimiliki oleh semua orang dengan kemampuan yang berbeda.

Dari Rian kita belajar untuk bertahan dengan segala rintangan. Dari Rian juga kita tahu bagaimana menjadi kuat.

Rian kehidupan mu sungguh membuat semua orang menjadi tersentuh, pasti tidak gampang melewati itu semua. Kau anak yang kuat dan kau pemimpin yang hebat.

Rian alur kisah mu sungguh membuat  kami harus menyadari bahwa tidak ada orang tua yang membenci anaknya, semua adalah gengsi semata.

Rian sudah berapa banyak luka yang engkau pendam? Sudah berapa tangisan yang keluar? Sekarang adalah waktunya, waktunya untuk engkau merasakan apa yang namanya bahagia.

Kebahagiaan akan datang, untuk orang yang mau bertahan.

#PovRegasOn

Menjadi seorang ayah dari tiga anak tidaklah mudah, ditambah saat perginya istriku, Rania. Aku menjadi pribadi yang datar dan acuh terhadap tiga putraku. Menyibukkan diri dengan bekerja tanpa melihat ketiga putraku. Tanpa aku sadari bahwa ada Rian, putra bungsuku yang selalu meminta perhatian.

Maaf nak, daddy minta maaf

Rizal adalah putra pertama ku, bagaimana perilaku si sulung yang selalu menjadi tameng bagi adik adiknya, kelahiran ia sangat diharapkan oleh anggota Drexgar, lahirnya putra mahkota membuat para anggotaku bersorak ria. Seperti yang diharapkan oleh semua orang, Rizal tak pernah menangis, karna kesalahan ku yang tidak menemani Rizal saat kecil, ia tidak jago untuk mengekspresikan perasaan nya sendiri.

Tak apa nak, daddy meminta maaf. Daddy sangat bangga padamu. Terimakasih sudah menjaga adikmu saat daddy mengacuhkan kalian.

Rion, adalah anak tengah ku, si sulung yang mempunyai kakak, dan si bungsu yang mempunyai adik. Keegoisan ku dahulu membuatnya jauh dari jangkauan daddynya sendiri. Diumurnya yang perlu bimbingan orang tua aku melakukan kesalahan dengan mengirimnya ke Belanda, Rion sudah terbiasa dengan sepi, ia pandai bagaimana cara menyembunyikan perasaan nya. Dia anak yang kuat, jauh dari keluarga belasan tahun membuatnya menjadi pribadi yang tangguh.

Maafkan daddy nak, daddy sangat menyayangimu, terimakasih sudah terbiasa dengan sepi. Sekarang ada daddy bersamamu.

Dan yang terakhir adalah Rian, putra bungsu ku yang pernah ku anggap tidak ada kehadirannya. Sebelum Rania pergi, ia adalah anak kesayangan kami, karna Rian berbeda dengan saudara saudara yang lain. Kehangatan dari senyumnya bisa meluluhkan siapa saja, namun senyuman itu hilang saat Rania dinyatakan tiada, saya menyalahkan Rian atas kepergian Rania betapa bodohnya diriku kala itu.

Sejak saat itu Rian ditemani oleh Ridwan, saya melewati tumbuh kembang nya. Jadi tidak heran jika Rian lebih menyayangi Ridwan terhadap keluarnya sendiri.

Saya tersadar bahwa saya melakukan tindakan yang fatal, Rian tidak ada sangkut pautnya dengan kematian Rania. Saya tertutup angin keegoisan.

Puncaknya dimana Rian kritis karna kecelakaan, saya memantau nya dari jauh dan terus berdoa, Tuhan tolong jangan ambil putra saya... Tuhan beri saya kesempatan untuk membahagiakan nya.. jangan kau ambil dia sebelum ia merasakan bahagia... 

Tuhan seperti mengabulkan doa saya, Rian kembali tersadar, betapa bahagianya saya kala itu mendengar bahwa Rian amnesia itu artinya saya memiliki peluang untuk memperbaiki kesalahan saya dimasa lampau.

Sekarang saya berada didekat Rian, membangun kenangan kecil untuk masa depan. Selalu mengucapkan maaf dan sayang untuk mengobati luka yang saya goreskan.

Bayi kecil ini sudah dewasa, ia dewasa sebelum waktunya sebagai permintaan maaf saya mengulang masa kecilnya yang terlewatkan bersama saya, jangan hate komen padanya apalagi mengatakan bahwa ia tidak pantas diperlakukan bagai pangeran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bayi kecil ini sudah dewasa, ia dewasa sebelum waktunya sebagai permintaan maaf saya mengulang masa kecilnya yang terlewatkan bersama saya, jangan hate komen padanya apalagi mengatakan bahwa ia tidak pantas diperlakukan bagai pangeran. Hey kalian tidak tahu bagaimana ia hidup dalam kesendirian, menjalani hidup tanpa ditemani orang tua.

Nak, daddy benar benar minta maaf, daddy akan berusaha menebus kesalahan daddy dimasa lampau. Daddy sangat menyayangimu, daddy mencintai rian. I love you sayang.

Ketiga putraku memiliki lukanya masing - masing, tugas saya sekarang adalah membantu mereka untuk menyembuhkan lukanya, berusaha menjadi ayah versi mereka masing masing. Daddy sangat menyayangi kalian semua. Anak anak daddy.

#PovRegasOff

Begitulah, secuil pesan dari Regas seorang daddy dari ketiga anaknya, ketua mafia yang dikenal karna kejam tak segan segan membunuh seseorang yang bermain dibelakang dibelakang nya. Tapi, tetap saja ia menjadi seorang daddy yang tak luput dari kesalahan, berusaha untuk menjadi superhero untuk ketiga anaknya.

Regas tak apa, semua orang pasti memiliki kesalahan. Kau masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki semua.

Terakhir, Rian selamat berbahagia anak manis, anak kuat dan hebat banyak orang menyayangimu dan banyak orang yang mencintaimu.

Terimakasih sudah bertahan sejauh ini. Sekarang sudah waktunya kita tutup kisah Rian dengan perasaan bahagia.


"Rian, bagaimanapun alur kehidupan membawamu semoga kau bahagia"

Selesai.
Catatan Bandung, 17 Desember 2023

Jadi Baby?! Where stories live. Discover now