25. Big Baby Andrew.

34.3K 2.5K 188
                                    

"Dad?" Panggil Gara yang baru saja bangun dari tidurnya. Bangun tidur sudah berada dirumah orang bagaimana gak kaget?

Demon yang sedang memegang iPad nya langsung berbalik menghadap pada Gara. Gara yang ditatap menampilkan wajahnya murungnya. Gara menghampiri daddynya dan langsung memeluk Demon dengan erat.

Demon mengelus punggung sempit sang anak, membiarkan Gara menangis dipelukan nya. Gara tentunya tak lupa dia sedang berada dimana sekarang.

"Mau ian," lirih anak itu menatap Demon dengan tatapan kucing, biasalah jurus andalan nya bayi. Demon mengecup kening sang anak lalu membawanya naik keatas gendongan, Demon sengaja menimang nimang tubuh Gara agar sang anak kembali tertidur.

Tapi, Gara baru saja bangun mana bisa ia tidur kembali?

"Rian sedang berada dirumah sakit dengan daddynya" Gara yang mendengar itu hanya mengangguk lesu, tubuh nya benar benar lemas akibat pukulan Demon. Mungkin akan ia tanyakan nanti pada Demon, saat tubuhnya sudah sehat total.

Sementara ditempat lain

Ridwan alias Andrew dihadapkan dengan Angkasa dan Langit. Shock? Itulah yang dirasakan Langit. Sepanjang pembicaraan Angkasa dengan Ridwan, Langit hanya menunduk lesu.

Sedangkan Ridwan memekik gemas kearah Langit, beda lagi dengan Angkasa dia menatap Ridwan dengan tatapan mengincar. Sepertinya Angkasa akan lebih posesif pada Ridwan.

Jack masuk kedalam kamar inap Ridwan. Disana ia melihat ketiga anaknya sedang berkumpul. Ia akan meminta maaf pada Andrew didepan dua anak kembarnya.

Ridwan langsung membuang muka, Jack menghampiri anak pertamanya yang terlihat enggan menatap dirinya. Angkasa dan Langit sama sama bingung kenapa Ridwan menjauhkan diri dari jack.

Setelah berada di hadapan Ridwan, Jack menatapnya tangan kekar nya mengelus pucuk kepala Ridwan. Ridwan terdiam hatinya sakit kembali, potongan kenangan masa lalu mulai merakit di kepalanya.

Ridwan menangis pilu didepan Jack, ia belum bisa memaafkan sang ayah. Tidak apa apa Ridwan memaafkan itu tidak mudah, kau hanya perlu proses.

"Andrew" panggil Jack lirih, Ridwan berusaha menghapus air matanya. Sedangkan Angkasa dan Langit mereka hanya diam tidak ingin mengganggu waktu Jack dan Andrew.

"Maaf hm?" Jack menghapus air mata yang berada di pipi Ridwan dengan jempol nya, Ridwan sendiri hanya diam tak ingin menjawab. Tolong bawa Ridwan pergi dari sini! Ridwan akan memaafkan ayahnya tapi ia bingung harus bagaimana.

"Ayah akan berusaha lebih untuk mendapatkan hatimu nak" Gumam Jack. Ridwan melengkungkan bibirnya lucu, pertanda ia akan menangis kembali. Jack tersenyum begitu lucunya Andrew menangis, seperti Langit yang baru bangun tidur, rewel.

"Ah yasudah, Andrew istirahat ya ayah ke kantor dulu, cepat sembuh sayang" Ujar Jack langsung mengecup kening putra sulungnya. Lalu beranjak menjauh dari Ridwan. Ridwan menatap sedih kearah Jack yang sedang berbincang dengan Langit dan Angkasa.

"Yah tunggulah diluar, Andrew terlihat akan menangis saat kau pergi" Bisik Angkasa pada Jack , Jack mengangguk sepertinya ia akan berhenti bekerja selama beberapa hari kedepan.

Setelah Jack keluar, Langit mendekat pada Ridwan ia akan mengejek kakak nya ini. Tapi, niat nya terhenti saat Angkasa juga ikut duduk disampingnya.

"Andrew" Panggil Angkasa, Ridwan menoleh Langit juga ikut menoleh ia kepo dengan yang akan dibicarakan oleh Angkasa.

"Kenapa kau memanggilku tanpa sebutan kakak? Aku kakak mu" Ujar Ridwan membuka suara saat Angkasa hanya memanggil dirinya Andrew. Angkasa terkekeh lucu sekali 'kakak' nya ini.

"Lalu? Kami harus memanggilmu kakak?" Tanya Langit dengan muka tengil nya. Ridwan mengangguk lagi kenapa anak anak ini jadi kurang ajar pada Ridwan saat Jack pergi.

"Jawab Andrew kau tidak bisu" Ujar Angkasa merubah ekspresi nya menjadi lebih datar. Ditambah muka Langit yang menyebalkan, komplit sudah.

"Hiks ayah" Satu isakan lolos dari Ridwan dia sungguh tak kuat sekarang. Rasanya sakit, seluruh tubuhnya sakit, perasaan nya tak karuan. Ia butuh pelukan...

"Menangis kenapa heh?" Ucap Langit mendekat, jadi gini ya rasanya punya kakak yang cengeng. Batin Langit sambil mengelus pucuk kepala Andrew.

"ayah ayah yayah hiks"

Sudah tau lagi nangis malah ditanya kenapa batin Angkasa. Angkasa mengusap kepala Ridwan sayang, Ridwan sendiri dengan tak sadar merentangkan tangannya dengan mata yang terpejam.

Jack masuk kedalam melihat anaknya menangis sambil memanggilnya. "Biar ayah yang gendong," Jack menggendong Ridwan ala koala. Uhh Jack gagah perwira

"Ada yang sakit? Bilang sama ayah" Tanya Jack tangan kekarnya setia mengusap punggung sang anak. Ridwan menggelengkan kepalanya ia menatap ayahnya sendu. Ia merasa kecewa dengan kedua adiknya yang kurang ajar, apa karna Andrew bukan kakak kandung mereka?

"A - yah angsaa lanit hiks ka kak no no andrew yah" Jawab Andrew jujur saja Jack tidak mengerti yang diucapkan bayi besarnya ini. Andrew menangis sambil memeluk ceruk leher Jack jadi suaranya tidak terdengar jelas. Sedangkan Angkasa dan Langit hanya tersenyum tipis karna gemas.

"Udah udah jangan nangis nanti ayah marahin kak angkasa sama kak langit" Andrew dibuat menangis kembali dengan perkataan ayahnya, bukan mereka yang di panggil kakak harusnya Andrew!






Beralih pada Rian, sekarang anak itu sedang menatap sengit kedua Abangnya secara bergantian. Rion dan Rizal hanya diam menatap kembali adik bungsu yang ingatannya seperti lampu disko.

"Apasih liat liat" ketus nya, mereka berdua menghela nafasnya bukannya tadi Rian minta agar di perhatikan?

"Bayi, susu nya belum diminum" Ucap Rion mendekat dengan satu botol susu ditangannya. Rian menggelengkan kepalanya. Pokoknya ia tidak boleh bersikap manja di hadapan keluarganya! Tidak boleh!

"Apasih gue bukan bayi" Timpal Rian, ia menjauhkan diri dari jangkauan Rion. Rizal terkekeh gemas, ia langsung membawa tubuh Rian ke gendongan nya.

"Jangan pegang pegang!" Ucap Rian saat Rizal mencubit pipinya. Rion sendiri menggenggam tangan Rian. Rian sudah geram dengan kedua Abangnya! Tak biasanya mereka seperti ini.

"Ga usah cubit cubit! Sakit, kamu juga jangan di tarik tarik!" Ucap Rian, Rizal langsung membawa botol susu dari tangan Rion dan memasukan nipple silikon itu pada mulut Rian. Rian membulatkan matanya tapi sambil menyedot botol susu nya, lucu.

Usapan yang dilakukan Rizal membuatnya mengantuk, ia dengan perlahan memejamkan mata. Rion dan Rizal terkekeh.

"Bayi singa kalau ngantuk galak ya" Ucap Rion, Rizal tertawa kemudian mengecup pipi chubby Rian.



#TBC

Maaf baru update, aku baru ada kuota:(

Buat yang nanya kenapa semuanya dijadiin bayi, orang judul nya aja jadi baby

Jadi Baby?! Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora