15. Menerima

47K 3K 204
                                    

Pagi hari nya Rian sudah bermain di ruang tengah bersama puzzle kesayangan nya. Ia bermain sendiri karena Ridwan sedang bertugas di tempat lain. 

Tangan mungil dan bantet itu melayang layang di udara arti kegirangan seorang Rian. Maid yang lewat ruang tengah hanya bisa menggigit bibir mereka tanda gemas oleh Rian. 

Rion yang baru datang langsung menghampiri Rian yang sedang bermain puzzle. Tangan kekarnya terpampang jelas karna Rion menggulung kameja lengan nya sampai siku. 

"Abang!" Pekik Rian kala melihat Rion yang sudah duduk di sofa, sedangkan Rian berada dibawah tepatnya di karpet bulu. 

"Ini" Rian mengulurkan tangannya dengan menggenggam beberapa potong puzzle ke hadapan Rion. 

Rion mengambil potongan puzzle itu kemudian mengangkat tubuh Rian untuk duduk di pangkuan nya. Rion tersenyum tipis ternyata tubuh Rian tidak seberat yang dia kira, padahal wajah Rian sudah mulai membulat dengan tangan yang bantet dan berlemak, tinggi badan yang menyusut membuat Rian terlihat 'pendek'  di hadapan keluarganya. 

"Kau suka bermain puzzle?" Tanya Rion sambil merapihkan poni Rian yang mulai memanjang. Rian mengangguk semangat sebagai balasan. 

"Puzzle itu kaya hati nya Ian, udah hancur tapi bisa diperbaiki, Abang" jawab Rian, Rion hanya diam mendengar perkataan itu keluar dari mulut adik nya. 

Lamunan nya buyar kala Rian menggigit tangan Rion yang berada di pipi Rian. 

"Aku dengar kamu rewel kemarin." Rian menggelengkan kepala nya tanda tidak! Ia tidak rewel. 

"Ian nda rewel, Abang Ijal na rewel" ujar Rian sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Rion. 

Rion hanya menggelengkan kepalanya nya. Tangan nya terulur untuk mengusap kepala sang adik. Rian yang di usap usap hanya menikmati usapan tersebut.

"jangan di elus elus nanti ngantuk!" Ucap Rian dengan menampilkan wajah garang nya. Namun,  di mata Rion itu sangat menggemaskan, Rion hanya bisa menghela nafas nya.

"Rian mau ingat yang dulu lagi" ucap Rian kembali dengan nada lirih, membuat Rion beku dalam diam.

"Rian tidak tau kenapa Daddy dan abang ijal jahatin Ian" lirih nya, ia sangat berharap kalau daddy dan abang pertama nya bisa memperlakukan dirinya dengan baik.

"Abang minta maaf," ucap Rion

Rian hanya terdiam dengan tatapan polos nya, mencerna apa yang di katakan sang abang. Dalam hati nya yang terdalam ia merasa sangat senang tapi di dalam otak nya ini sangat menyedihkan. Ntah apa yang terjadi dengan Rian.

"No, Abang ngga salah" elak Rian yang masih diam sambil menggenggam beberapa potong puzzle.

Rion tersenyum tipis ia langsung mengecup Rian dengan brutal, Rian sendiri hanya mendengus sebal.

Rian hanya ingin tapi kenapa Abang nya ini malah mencium nya terus menerus.

"Hiks" Satu isakan lolos dari mulut Rian, Rion sendiri malah gencar mencium pipi Rian yang sekarang membulat.

*

*

*

Sementara Rizal baru saja keluar dari lift langsung menuju keruang tengah, melihat adik bungsunya menangis di pangkuan adik pertama nya.

Rizal menghampiri mereka lalu duduk di sebelah Rion, dan Rion langsung menghentikan aksi nya dan menoleh kearah sang Abang.

Dengan tatapan elang nya Rizal mengambil alih tubuh Rian, sekarang anak itu sesegukan di pangkuan Rizal.

"Apa yang kau lakukan Rion" ucap Rizal, sedangkan Rion hanya mendelik tak suka.

Tangan besar Rizal menghapus air mata sang adik, "Ssstt sudah jangan menangis" sambung Rizal.

Rian menghela nafas nya, ia menyembunyikan wajah nya di dada bidang Rizal, Rion yakin kalau adik nya itu tidak sadar dia ada di pangkuan siapa.

Rizal tersenyum tipis, rasanya nyaman sekali ia sangat merasa bersalah dengan kejadian kemarin.

"Abang ganggu ganggu rian, ian kan mau main puzzle aja tapi abang cium cium huhu" gumam Rian, walau suara Rian pelan tapi tetap saja bisa terdengar oleh Rizal dan Rion karna dari tadi mereka diam tanpa berbicara.

Rizal mengelus kepala Rian lembut, membawa wajah Rian untuk menatap dirinya.

Mata Rian yang berkaca kaca dengan bibir yang melengkung tipis, ditambah hidung memerah dan pipi yang basah membuat Rizal mengulum senyum nya.

"Maafkan Abang hm" ucap Rizal sambil menunduk menatap Rian, sedangkan Rian hanya menatap Abang nya polos.

Tapi tak lama dari itu Rian mengangguk lalu tersenyum manis, ia berusaha turun dari pangkuan sang Abang. Namun, Rizal menahan tubuh Rian agar tetap di pangkuan nya.

Tak lama kemudian Ridwan datang, dia segera membungkuk hormat saat melihat tuan muda nya sedang berkumpul.

"Tuan muda, tuan besar menunggu tuan muda Rizal dan tuan muda Rion di ruang pribadi nya" Rizal dan Rion mengangguk, Rizal segera menurunkan Rian duduk di karpet tebal yang penuh dengan puzzle.

Setelah kedua abang nya pergi kini Rian di temani oleh Ridwan, Rian berceloteh ria kala Ridwan membantu nya memasang puzzle.

*

*

*

Selang beberapa menit Lani datang membawa perlengkapan bayi, dia duduk disamping Ridwan.

"Ridwan kamu di panggil tuan besar ke ruangan nya" ucap Lani, Ridwan yang sedang bermain dengan Rian hanya mengangguk. Sedangkan Rian menatap kepergian Ridwan.

Dia sendiri

"Tuan muda?" Panggil Lani membuat Rian menoleh.

Lani langsung membawa Rian berbaring dan memakaikan Rian popok serta minyak telon. Rian yang di perlakukan seperti itu hanya diam, nyaman. Sesekali Lani memijit nya.

Selesai memakai popok Rian kembali bermain puzzle ditemani Lani, tak lama dari itu ada salah satu bodyguard memberitahukan bahwa ada tamu di ruang tengah utama.

Lani mengangguk, ia akan menyuruh Rian untuk menghadap daddy nya, itung itung pdkt pikirnya.

"Rian ikut Lani oke?" Ucap Lani mengajak dibalas  dengan sebuah anggukan, Lani segera bangkit lalu menuntun Rian menuju ruang pribadi daddy nya Rian.

Setelah sampai di ruang pribadi Regas, Rian di beri aba aba oleh Lani.

"Nanti Ian masuk kesana, terus bilang ke daddy kalau ada tamu, paham?" Ucap Lani sambil mengelus pucuk kepala Rian. Rian hanya tersenyum lalu menjawab

"Paham! Okeyy" jawab Rian dengan penuh semangat.

Lani tersenyum lalu menyuruh Rian segera melakukan apa yang dia katakan.

*

*

*

"Kau ingin dihukum hm?"

"Dad--"

"Pergi keruangan sekarang, layani kedua abang mu."

"Iya daddy"

#TBC

Jangan lupa vote komen nya hehe.

Lopyu

Btw tadi disekolah ada salah satu temen gua, cowo. Bilang kalau dia baca WP ini, pas gua tanya suka ga ceritanya dia bilang ga suka, kira kira karna ini nyeritain cowo manja? 😭😂

Tadi salah up chapter bjir maloe, sorry baru up yaa kuota ai sekarat;)








Jadi Baby?! Where stories live. Discover now