17. Maaf ?

43.1K 2.9K 120
                                    


DI AMERIKA SERIKAT

Remaja berkulit putih terkulai lemas di lantai ruangan bernuansa hitam dan putih. Tubuhnya lemas ditambah dengan luka di sekujur tubuhnya.

Sudah beberapa hari ia disini tapi ia merasa kalau ia akan mati, punggung yang penuh dengan luka cambukan dan wajah yang penuh tamparan, darah segar yang menghiasi tubuhnya. Membuat semua orang berfikir kalau dia akan mati sebentar lagi.

Remaja itu adalah Gara, anak yang selalu disiksa oleh Daddy nya. Awalnya gara sangat di manja oleh sang Daddy a.k.a Demon, tapi saat demon menikah lagi dan memiliki anak perempuan ia merasa kasih sayang dari daddy nya hilang, ia sering di siksa dan dicambuk bahkan pernah hampir di gantung.

Gara anak yang tidak tau apa apa harus merasakan kekerasan yang diberikan Daddy nya, apalagi kedua Kakak nya yang sangat sibuk. Dan kadang ikut andil dalam penyiksaan.

Gara dijadikan objek penyiksaan oleh Demon dan kedua Abangnya. Gara memang pernah jauh dari keluarganya saat dirinya keluar dari masion dan hidup sendiri. Tapi sekarang ia harus kembali karna terikat perjanjian dengan sang Daddy.

Mau tidak mau dan harus mau ia menepati janjinya, kembali ke negeri paman Sam dan menjadi bahan tinjuan.

Saat disiksa memang Gara di suruh membuka baju nya, untuk memudahkan Demon melihat berapa besar perlakuan ganas nya.

"Ugh" lenguh anak itu, Gara tadi memang pingsan saat Demon melayangkan pukulan di bagian belakang.

Gara berusaha bangkit dari tidurnya dan bersandar pada dinding, dinding putih sudah ada noda merah yakni darah dari seorang Gara.

"Pu sing" racau Gara tidak terdengar jelas.

Keadaan Gara benar benar buruk, Daddy a.k.a Demon menyiksanya habis - habisan. Biasanya hanya satu atau dua cambukan dan pukulan di bagian perut, tapi sekarang dia sampai di banting - banting kelantai. Dasar ayah gila.

Gara sangat berharap kalau ini akhir dari hidupnya, mengabdi pada sang Daddy menjadi bahan pelampiasan, ditambah jika kedua abang nya juga sedang dalam keadaan yang buruk, maka Gara lah yang akan menjadi sasaran mereka.

Pikiran Gara berkelana jika dirinya mati bagaimana dengan Rian, Rian bukan lagi sekedar sahabat bagi dirinya tapi Rian sudah menjadi adik kesayangannya yang akan ia jaga.

"Rian.. sakit.." lirih anak itu lalu menutup matanya kembali.

*

*

*

Cklek

Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan sosok besar yang berwajah datar dengan kameja yang di gulung sampai sikut, seperti pria berumur tapi terlihat masih segar dan muda.

Dia adalah Demon Daddy dari seorang Gara. Demon menghampiri anak bungsunya lalu menggendong Gara ala bridal style, ia tau kalau Gara pingsan.

Demon tersenyum tipis kala melihat wajah Gara dari dekat, rasanya ia ingin mengukung anak nya sendiri di kamar.

Cup

"Sorry little baby" ucap Demon langsung membawa Gara kerumah sakit.

*

*

*

Dirumah sakit, Gara terbaring dengan selang infusan di tangan nya. Mata indah dan lentik itu terpejam. Ia takut jika kembali membuka mata pasti akan merasakan sakit. Maka dari itu gara memutuskan untuk tidak membuka matanya.

Demon menunggu sang anak di sofa yang sudah disediakan dengan satu buah laptop di tangan nya. Menunggu putra bungsunya bangun.

Tunggu, kenapa gara di panggil putra bungsu? Bukan kah ia punya adik? Entahlah, hanya Demon yang tahu jawabannya.

"Bangunlah Gara, apa kau mau di hukum? Daddy minta maaf sayang"

Setelah mengucapkan permintaan maaf, Demon segera pulang.

Jam menunjukkan pukul 9 malam, Gara sudah terbangun tapi hanya diam, sedangkan Demon sudah pergi pulang ke masion.

"Rian, semoga baik baik aja, perasaan gara ga enak" lirih anak itu kembali menutup matanya.

*

*

*

"Arghhh ku kira anak itu mati selesai kecelakaan! Tapi ternyata apa?! Dia malah di terima oleh keluarganya"

"Ma! Tenanglah"

"Kita bisa pulang, dan langsung lenyapkan dia!"

"Benar, mereka berdua harus segera dilenyapkan"

"Siapkan Kepulangan kita berdua,  jangan sampai Daddy mu tahu!"











#TBC

Senin waktunya berfikir

Jadi Baby?! Where stories live. Discover now