AITA-24

526 52 8
                                    



Membaca gerakan bibir seseorang dari jauh adalah salah satu hal yang diajarkan oleh ayahnya dulu. Walaupun itu terkesan sia-sia namun ada saatnya itu sangatlah berguna.

Setelah membaca bibir kedua gadis dibelakang orang itu dan beberapa pria yang siap dan menunggu gadis itu. Tanpa membuang waktu keduanya langsung menyusul ke dalam.

Gadis-gadis itu duduk di sofa disalah satu sudut diruangan itu dengan beberapa jenis minuman yang berada diatas meja mereka. Namun dari ketiganya yang paling parah kondisinya adalah orang yang menyebabkan mereka memasuki tempat ini. Gadis yang selalu menjaga dirinya sendiri dan mungkin tidak pernah menyentuh minuman haram sedikitpun, kini mungkin itulah yang menjadi temannya.

Bukan satu kali ataupun dua tiga kalinya mereka melihatnya mabuk, walaupun bukan mata mereka sendiri yang melihatnya tapi mata itu milik mereka. Dari hari-hari sebelumnya, ini yang paling parah dirinya mabuk. Yang biasa mereka pergi di siang hari namun entah mengapa mereka datang dimalam Minggu, hari yang keesokannya adalah hari liburan. Dan malam hari adalah waktu yang paling berbahaya berada di tempat ini walaupun disiang hari sama bahayanya.

"Kau ingin tambah Joy?"

Ya, benar. Gadis itu adalah Kim Sooyoung atau lebih dikenal dengan sapaan Joy.

Dia menganggukkan kepalanya sebelum 2 botol minuman lainnya tiba ke tempat mereka.

"Gila, udah sekarat malah nambah."

Mereka berdua yang mengikuti duduk ditempat sedikit jauh dari tempatnya Joy dan teman-temannya. Namun berbeda dari lainnya, dimeja mereka berdua hanya berisi bir, jus, juga nasi goreng yang entah darimana datangnya.

Salah satu diantara keduanya melihat gadis disamping kirinya Joy, menaruh sesuatu di dalam minumannya dan menyajikannya pada Joy yang sudah mabuk.

"Kira-kira itu apa?"

"Nasi goreng." Dia memang sedang memakannya dan hanya melihat kearah makanannya.

Bar? mabuk?

Makan nasi goreng dan jus dingin yang menyegarkan memang yang terbaik memuaskan nafsu makannya daripada minuman haram itu. Pikirnya.

"Bukan makananmu bodoh, tapi minumannya Joy. Kau tau?"

"Vodka."

Huff

"Makanlah, makan." Berbicara dengan orang lapar yang sedang makan adalah suatu kesalahan dirinya. Dia lupa orang lapar dengan makanan bagaikan dunia baginya.

"Kau mau?" Dia mengangkat sendok yang berisi itu didepan mulut salah satunya.

Hap

Nyam nyam

"Enak. Daripada kau mendapatkannya?" Sekarang piring itu sudah berpindah tangan. "Didepan."

Yang muda mulai memakannya dengan lahap dan melupakan apa yang terjadi disekitarnya.

Melihat makanannya dimakan oleh sang adik, dirinya hanya bersikap acuh dan meminum jusnya sebelum gangguan datang menghampiri mereka.

"Ini bar nona, bukan warung dipinggir jalan."

Tak bisa dihindari di tempat seperti ini jika bukan pengoda maka digoda.

"Oh"

Melihat sikap acuh gadis didepannya, kedua pria itu makin tertarik terhadap keduanya. "Kau begitu sombong nona, beri kami harga dan kita akan bermalam malam ini."

Lama tak ada suara diantara mereka hingga kata, "menjijikan." Keluar dari mulut gadis itu.

Kedua pria muda yang mendengarnya langsung mukanya memerah. Untuk apa kau datang ketempat ini jika bukan untuk itu? Untuk makan nasi goreng dan jus? Atau apa?

AITAWhere stories live. Discover now