AITA-27

504 55 19
                                    


3 hari berlalu setelah Dara tak sadarkan diri karena memikirkan anaknya saat itu.

Hari-hari setelah weekend kemarin benar-benar berubah dikediaman Kim Jiyoung. Dara yang selalu melamun dan secara tiba-tiba menangis memanggil nama anak-anaknya yang telah pergi dari rumahnya dan meninggalkannya.

Jiyoung yang awalnya meremehkan dengan keberadaan Joy tiba-tiba merasa gelisah, Joy benar-benar hilang kabar dan keberadaannya bagaikan ditelan bumi. Juga ini kedua harinya dia mengunjungi kampus dimana anaknya menuntut ilmu untuk menanyakan Joy. Namun pihak kampus juga sama halnya, sudah 2 hari dia tak masuk dan tanpa kabar sama sekali. Hingga tepat seminggu dari kejadian itu Jiyoung mendapatkan berita dari pihak kampus bahwa Kim Sooyoung yang tiba-tiba keluar dari kampus. Jiyoung benar-benar prutasi, anaknya kembali hilang namun bedanya jika 2 darinya dia biasa saja dan hanya berpura-pura bersedih. Tapi Joy, anaknya, anak yang telah dia besarkan sendiri dengan kasih sayang sama halnya dengan saudaranya yang lain selain kedua dari mereka.

Saat dirinya pulang, Jiyoung melihat Dara yang hanya melamun dan mengaduk-adukan makanan. Dia mendekati istrinya, "sayang makanlah dengan benar."

Tak ada drama terkejut atau apapun karena memang jiwa Dara yang sudah tak sadarkan diri dan tubuhnya seolah-olah digerakkan oleh mesin. Ada namun tak hidup walaupun dia masih bernafas. Matanya yang sayu dengan lingkaran hitam disekitarnya, wajahnya yang pucat melihat kearah Jiyoung, "dimana anakku?"

Pertanyaan yang sama selama seminggu. Pada siapapun yang berada didepannya selalu pertanyaan itu tersebut. Namun tak ada jawaban dari siapapun karena mereka benar-benar tak tau dimana.

Seulgi yang berada diatas melihat orangtuanya bersamaan dengan Jisoo yang ingin memasuki kamarnya. Seulgi langsung menarik tangan Jisoo dan membawanya ke balkon yang langsung menunjukan pemandangan halaman rumahnya.

"Sebenarnya, Joy bersama siapa dan dimana dia?" Seulgi benar-benar tidak siapa mereka yang disebut oleh Jisoo seminggu yang lalu. Dia percaya mereka akan menjaga Joy dan mungkin Joy hanya 2 atau 3 hari bersama mereka sebelum dia kembali kerumahnya, namun sekarang sudah 1 Minggu!

"Aku tak tau dimana pasti dimana mereka berada namun percayalah Joy aman dengan mereka." Jisoo hanya menatap jauh kedepannya.

"Tapi apa kau tak melihat kondisi Eomma? Dia lebih parah dari sebelumnya Jisoo." Seulgi tak bisa menebak jalan pikirannya Jisoo, dari semua keluarganya pikiran Jisoo lah yang sulit ditebak juga diluar pemikiran.

"Dan katakan dimana mereka berada, aku akan menjemputnya dan membawa Joy pulang. Aku tak sanggup melihat kondisi Eomma Jisoo."

"Biarkan sedikit lagi unnie, Eomma akan sembuh dengan dokter yang akan mengobatinya." Melihat Jisoo dengan acuh menanggapi keadaan sekarang membuatnya marah.

"Apa kau gila? Ini tentang kondisi Eomma Jisoo. Apa kau ingin melihat bagaimana keadaan Eomma 7 tahun yang lalu."

"Aku tak ingin." Jisoo memainkan gelang ditangannya. Gelang hitam dengan dua benda langit di tengahnya.

"Kau tak ingin? Tapi perlakuan mu seolah-olah mengatakannya inilah yang kau inginkan."

"Kau tak akan mengerti unnie." Sekarang Jisoo berdiri dihadapan Seulgi dan melihat langsung kearah mata Seulgi.

"Haha." Seulgi tertawa hambar menanggapi perkataan Jisoo, "tak mengerti? Apa yang kau tau? Hah, apa dengan keadaan Eomma dan keluarga kita begini bisa membuatmu bahagia? Apa ingin keinginanmu? Dan katakan siapa mereka yang membawa Joy?"

"Aku tak ingin seperti ini, tapi dengan begini Eomma akan sembuh unnie."

"Bodoh Kim Jisoo bodoh, pemikiran mu ini" Seulgi menunjuk langsung ke kepalanya Jisoo dan menekannya, "pemikiran bodoh dan otakmu bahkan sudah tak berfungsi lagi."

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang