AITA-02

1.3K 101 0
                                    

Saat ini bahkan langit pun menangisi kepergian salah satu penduduknya.

Pemakaman yang masih basah bertambah basah dengan air dari langit, bunga yang masih segar terletak diatas gundukkan tanah tersebut.

Semua pengunjung menangis atas kepergian diantara untuk selama-lamanya.

Yang kemarin masih tertawa lebar, yang kemarin masih berbicara dengan mereka, yang kemarin masih sempat sarapan pagi bersama-sama namun semuanya kini menjadi kenangan yang mustahil untuk di ulang kembali.

Mereka bersedih dengan kepergian tertua dan mereka tak pernah tau untuk saat ini, kedua yang muda juga pergi meninggalkan semua kenangannya bersamaan dengan tanah yang menguburkan salah satu orang tersayangnya.

Seperti permintaan salah satu dari sebab mereka hadir di dunia mereka pergi bahkan saat pagi ini tidak menampakkan wajahnya di hadapan mereka. Namun semuanya larut dalam kesedihan hingga tak menyadari alasan kebencian mereka sudah pergi bersama rasa sakit yang sang dalam atas keluarganya sendiri.

Yang tertua mencoba membantu sedangkan yang muda menolak hingga tak pernah terjadi bantuan apapun diantara mereka.

Yang mengantarkannya tidak tau kemana tujuan apalagi dia yang tak berada disana.

"Dimana Chaeyoung dan Lisa, kenapa mereka tak terlihat dari tadi" penatua Kim yang memang sangat teliti menyadari kedua cucunya yang lain tidak berada di antara mereka.

Semuanya menyadari yang mengganjal di antara mereka, Grandma yang menundukkan kepalanya mengusap air matanya dan Jiyoung yang membuang muka kearah lain.

"Kenapa semuanya diam? Dimana mereka?" Pertanyaan yang sama namun mereka tak tau jawaban diantara mereka sendiri.

"Irene, panggilan mereka" panatua Kim menyuruh cucu tertuanya " mereka harus mendapatkan hukumannya yang tak menghadiri pemakaman Halmonie nya sendiri." Ia tak pernah membenci cucunya itu namun sikapnya yang acuh membuat jarak antara mereka.

Sebagian cucunya yang lain terlihat senang mendengar hukuman dari mulut panatua kim untuk si kembar yang memang mereka tidak menyukainya.

Irena yang beranjak terhenti saat suara dari Grandma mengatakan "dimana pun kalian mencarinya, kalian takkan pernah menemukan mereka."

"Apa maksud Eomma." Putri bungsunya Kim Yoona yang kini berubah menjadi Choi Yoona setelah menikah dengan suaminya. Ia yang sudah menganggapnya keduanya sebagai anaknya sendiri, tak mengerti dengan perkataan sang Eomma nya.

"Mereka sudah pergi." Semua yang menyayangi si kembar terkejut mendengar keduanya pergi.

"Mereka hanya menuruti perkataan Appanya sendiri."

"Sudah berapa kali aku mengatakan aku bukanlah Appanya."

Plak

Panatua Kim menampar anak laki-lakinya sendiri, darimana asal kekerasan kepala anak tersebut? Ia tak habis pikir bagaimana anaknya itu tetap bertahan dalam kesalahpahamannya sendiri begitu lama saat bukti sudah mereka buktikan. Dari foto bahkan DNA-nya sendiri dengan anaknya. Mereka juga sudah memberikan bukti video namun jangankan untuk melihat ia memilih selalu menolaknya saat diberikan padanya.

"Appa seperti apa kau mengusir anak-anakmu sendiri"

Jiyoung mengusap pipinya yang memerah dia tak percaya Appanya bermain tangga dengannya di depan seluruh keluarganya.

"Taukah kau mereka dijebak oleh musuhmu sendiri, namun kau buta akan kebenaran itu hingga melampiaskan pada anakmu sendiri yang tidak mengetahui apapun." Panatua Kim meletakkan suatu bukti vidoe di tangannya berbentuk flashdisk. "Jika ada waktu lihatlah ini untuk memulihkan kebutaanmu"

Setelah ia menyuruh semua bawahannya untuk mencara kedua cucunya yang pergi. Namun sayangnya seperti perkataan dari Grandma mereka tak menemukan satupun jejak mereka. Bahkan orang yang mengantar keduanya tak tau dimana mereka, tanpa semuanya tau mereka memberhentikan mobil yang ditumpanginya di tengah perjalanan dan memilih menaiki taksi yang mereka hentikan.

Hampir berjam-jam mereka mencari dengan bantuan anak laki-lakinya satu lagi juga menantunya namun nihil tak satupun berhasil, segala percobaan telah mereka lakukan namun benar-benar keduanya memilih pergi dengan diam-diam sampai satu jejak pun tertinggal. Memang benar mereka anak-anak namun ketahuilah keduanya sangat pintar untuk umurnya dan IQ-nya yang diatas rata-rata bahkan keduanya sudah melulusi sekolahnya tanpa pengetahuan siapapun kecuali sang Halmonie dan Grandma yang mendaftar mereka sekolah akselarasi.

Disaat saudaranya dan juga sepupunya sekolah pada umumnya sedangkan mereka sekolah online dirumah. Saat Halmonie dan Grandma menyadari tentang si kembar mereka tidak membuang waktu hingga langsung mendaftar keduanya namun dengan nama yang berbeda.





                                                          AITA.....

AITATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon