AITA-22

595 53 8
                                    

Beberapa hari setelah televisi, surat kabar dan berbagai lainnya dengan gencar memperlihatkan dan menceritakan kejadian yang terjadi pada pulau di bagian Timur. Dan yang menarik minat para koruptor, CEO bahkan bos dari kelompok mafia terbesar hangus bersama dengan bangunan yang dibuat tanpa izin.

Dou Kapten yang mengambil keputusan tanpa diskusi kembali harus mendengarkan ceramah dari atasannya. Alasan ini pula yang menghukum dulu. Sekarang?

Orang-orang yang merasa dirinya bersalah karena mendorong Presiden yang adil pada kematiannya dulu, mereka meminta maaf namun pada siapa mereka harus meminta maaf? Orangnya sudah mati. Mati oleh orang-orang yang dilindunginya sendiri.

.

.

.

Para bungsu sedang berkumpul di kediamannya Kim Taeyong dan kim Tiffany.

"Lia-ya, unnie sudah pulang." Ketiganya berada di gazebo halaman belakang.

"Sudah. Kemarin malam dia pulang dan sekarang belum bangun."

Yeri memasukkan kue kedalam mulutnya, "kira-kira kapan unnie ku pulang?" Walaupun dia tak terlalu ingat dengan masa lalu namun yang dia tau dia sangat merindukan kedua unnienya.

"Aku yakin mereka akan pulang. Semarah-marahnya seorang anak dia akan kembali lagi pada ibunya." Mungkin diantara ketiga hanya Tzuyu lah yang paling dewasa dari yang lainnya.

"Hm. Tapi sudah 11 tahun berlalu jangankan untuk pulang bahkan mereka tak pernah memberi kabar sedikitpun pada kami."

"Lalu dimana Oppa mu Lia-ya?. Dari pada larut lagi pada kesedihan lebih baik untuk sekarang di melupakannya selagi dia berada di luar rumahnya. Karena dia tau begitu dia berada di rumah maka tak ada lagi tawa disana hanya ada kesedihan dan rasa bersalah.

"Oppa? Hanbin Oppa keluar negeri dan belum pulang, Mingyu Oppa dia pergi dengan temannya." Diantara mereka hanya Kim Lia lah yang mempunyai saudara laki-laki.

Dahyun yang baru keluar dari kamarnya melangkah kearah tiga adik-adiknya.

"Dahyun unnie." Tzuyu orang pertama yang melihat dan dia berlari untuk memeluk unnie sepupunya.

"Auw" tak sengaja sakit di bagian punggung kembali terasa saat Tzuyu memeluknya sedikit erat.

"Unnie. Unnie kenapa?" Mendengar erangan Dahyun, Tzuyu khawatir dan kedua adiknya yang lain menghampiri mereka.

"Unnie, apa yang terjadi?" Walaupun mereka satu rumah, dari pertama unnienya pulang ini baru pertama kali melihatnya setelah dia keluar dari kamarnya. Unnienya pulang sangat larut semalam dan dia tak ingin menganggu istirahat unnienya.

"Unnie." Yeri juga khawatir. Khawatir dengan unnie yang lain yang sama dengan sepupunya sebagai seorang tentara.

"Unnie tidak apa-apa, ini hanya sedikit luka." Dahyun tak ingin melihat wajah takut adik-adiknya yang menatapnya.

"Tapi.."

"Tak ada yang serius, ini hanya goresan kecil." Bagaimana tak sengaja. Itu adalah luka tembak saat dirinya melawan pemberontak kemarin. Tapi lukanya sudah dalam masa penyembuhan, lukanya tak terlalu dalam.

"Oh ya, Yeri-ah Seulgi unnie di ruang tengah.."

"Untuk apa?" Perkataan yang belum selesai sudah lebih dulu di potong oleh seseorang. Namun Dahyun tak mempermasalahkannya karena dia tau mengapa Yeri bersikap secara respek bahkan dia bisa menebak alasannya yang sering menghabiskan waktu dengan sepupu yang seumuran dengannya daripada dirumahnya sendiri.

"Grandma yang memanggilnya. Grandma akan ting.."

"Kenapa?" Dahyun sedikit menghela nafasnya.

"Grandma akan tinggal bersama paman Jiyoung dan bibi Dara."

"Kenapa tiba-tiba?" Kali ini Lia lah yang bertanya. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran Grandma dan Grandpa nya, tapi..

"Gak tau. Tanya aja sama Grandma sendiri." Dahyun berlalu dari ketiga adiknya.

"Grandma bosan disini?" Entah pada siapapun dia hanya ingin mendapatkan jawabannya.

"Kau tau sendiri keadaan bibi Dara kan. Mungkin itu alasannya." Jika itu alasannya dengan sukarela Lia akan membiarkannya.

Setelah mendengar kata-kata dari sepupunya, Yeri membeku mungkinkah? Dia yang tak sengaja pernah mendengar Grandma hanya akan kembali tinggal dengan mereka jika kedua unnienya.. dia tak yakin tapi semoga sesuai dengan yang dia pikirkan.

"Ayo." Lia dan Tzuyu menarik tangan Yeri yang masih setia membeku ditempatnya berdiri.

Taeyong, Tiffany, Daniel, Hera, Seulgi dan Dahyun yang berada di ruang tengah melihat kearah pintu masuk tiga gadis berdiri dan melihat kearah mereka.

"Grandma, Grandma akan pergi." Lia langsung berlari kearah Hera. Dan Tzuyu yang menarik Yeri yang entah mengapa setelah kepergian Dahyun dia selalu membeku seolah-olah dirinya patung.

Hera menjelaskan alasannya kepada Lia yang tak ingin melepaskan pelukannya. Dia tak mempunyai teman dirumah Oppa-oppanya yang jarang berada dirumah dan juga satu-satu unnie yang ikut-ikutan tak ingat rumah. Selama ini dia hanya mempunyai Grandma yang menemani dan mendengar ceritanya disaat kedua sepupunya tidak datang dan. Sedangkan orang tua juga sibuk dengan urusannya, walaupun dia tak kekurangan perhatian namun dia juga menginginkan orang yang mendengarnya dan dia mendapatkannya dari Grandma jadi sulit baginya untuk melepaskan.

"Sayang, biarkan Grandma tinggal sama paman Jiyoung dan bibi Dara ya. Lia bisa kapan saja nantinya datang ke tempat Grandma." Tiffany juga merasa bersalah melihat bagaimana anak bungsu yang tak ingin lepas dari ibu mertuanya. Dia sadar karena kesibukan suami dan dia yakin selalu menemani suaminya waktu dengan anak bungsunya hanya sedikit bahkan tak sempat untuk bercerita ataupun bergurau. Tapi mungkin ini hanya sebentar lagi, anak pertamanya akan menggantikan ayahnya dan mungkin mereka akan mempunyai banyak waktu luang dan membayar waktunya untuk anak bungsunya.

Setelah segala cara yang dilakukan akhir Lia merelakannya, unnienya berjanji akan pualng setiap ada waktu luang dan menghabiskan liburnya dengan sang adik.

Dari awal sampai akhir Seulgi tak bersuara sedikitpun, dia hanya fokus pada adiknya yang melamun dari pertama dia datang. Apa yang terjadi?

Dan Hera yang menyadarinya dan dia tersenyum tipis pada Yeri yang terus menatapnya. Melihat senyuman Grandma entah mengapa Yeri bisa merasakan sesuatu akan terjadi dan mungkin itu sesuatu yang diharapkan?

Tak lama Seulgi, Yeri yang masih mengenakan seragam sekolahnya dan Daniel dan Hera pergi dari kediaman Kim Taeyong dan Kim Tiffany dengan airmata Lia yang masih mengalir melihat kearah mobil yang membawa keempat pergi. Tzuyu dia sendiri sudah pulang sang unnie Mina menjemputnya.

Bahkan didalam mobil pun Yeri masih tetap melihat kearah Hera tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Seulgi geram dengan adiknya yang dari tadi seperti itu dan mencoba menghiraukannya.

.

.

.

Disalah satu gedung yang tinggi tepatnya di lantai paling atas diruang khusus seorang gadis sedang duduk di kursi kebesarannya sendiri yang diwariskan oleh sang ayah. Dia melihat jam dan bersiap-siap untuk pulang. Banyak karyawan menyapanya wajah yang menunjukkan kedinginan mereka dengan perlahan mundur dan sedikit menjauh dari pemimpinnya.

.

.

.

"Unnie,aku malam ini ada tugas dengan teman-temanku dan mungkin akan menginap di tempat mereka."








Gimana alurnya?

Nyambung atau putus?


                                                          AITA.....



AITAWhere stories live. Discover now