AITA-11

768 49 4
                                    


Di pertengahan Jennie yang ingin ke kamar mandi memisahkan diri dengan saudaranya lain setelah memberitahu pada mereka.

Setelah menyelesaikan masalahnya Jennie bukannya langsung ke ruangan Wendy namun malah penasaran pada salah satu ruangan yang terbuka setengah bahkan dia bisa melihat saat sang dokter yang sudah selesai mengobati seorang dengan pakaian tentara.

Dia mendengar dari awal pembicaraan keduanya hingga dia membeku saat mendengar nama Lice disebutkan. Bukankah nama itu yang pernah disebut oleh adik kembarnya waktu itu pada kembarnya sendiri. Dia mendengarnya sampai akhir bahkan melihat saat tentara tersebut memeluk sang dokter dan sang dokter memarahi tentara yang melarang berkeliaran sebelum lukanya pulih.

Jennie memilih pergi menuju ke tempat parkir yang sudah dikabari Joy bahwa semuanya sudah berkumpul di parkiran dan hanya menunggu dirinya seorang setelah rencana bertemu diruang Wendy dibatalkan setelah pemilik lebih dulu ke parkiran karena kelupaan sesuatu.

Apakah itu kalian?

Tak jauh dari itu, Jiyoung yang masih menjadi pemilik rumah sakit ingin menemui ketua tentara yang diobati oleh dokter pilihan. Dia melihat salah satu anaknya yang mendengar pembicaraan di depan salah satu ruangan pemeriksaan hingga anaknya memilih pergi dengan keadaan sedikit linglung, saat dirinya kembali melangkahkan kakinya  tak lama tentara yang ingin dia temui keluar dari ruangan yang dia ingin tuju bersama dengan dokter pilihan rumah sakit mereka.

Dia melihat bagaikan keduanya sang akrab saling merangkul bahkan tak melihatnya saat mereka melewati dirinya begitu saja.

Siapa sebenarnya mereka? Dan apa yang di dengar Jennie?

Dia sedikit penasaran dengan keadaan anaknya setelah meninggalkan ruangan tersebut, sebenarnya apa yang dia dengarkan? Dan kenapa kedua orang tersebut mengabaikan diri seolah-olah dirinya tak kasat mata.

Dia sempat melihatnya nama dari sang dokter. Park Lalice dia akan menyuruh Jack mencari identitas dokter itu dan untuk tentara dia tak mempermasalahkannya.

.

.

.

Di sebuah cafe tempat yang sudah mereka tentu di dalam perjalanan.

Kini mereka duduk melingkar dengan berbagai makanan di depan. Tempat yang banyak digemari oleh kalangan anak sekolah atau pun SMA bahkan muda tua.

Bangunan yang dibuat se klasik mungkin dengan ke estetik yang nyaman.

Dan di depan cafe itu seberang jalan raya terdapat satu studio yang banyak jasanya digunakan oleh dunia industri. Studio yang dilengkapi dengan beberapa fotografer anak muda dan pameran lukisan ataupun foto yang langka ataupun bagus yang berhasil ditangkap oleh kamera mereka. 

Jika kalian lebih perhatian dengan nama cafe dan studio mungkin pemiliknya satu atau dua orang. Namanya yang mirip hanya letaknya hurufnya saja yang berbeda, usaha yang baru berdiri 6 bulan belakangan ini meloncat langsung ke atas.

"Unnie ingatkah kalian saat pertama kali Chaeyoung dan Lisa memberi kabar pada Grandma?" Pertanyaan Jennie mengalihkan semua perhatian mereka padanya.

"Apa yang ingin kau katakan Jennie." Jennie melihat kearah Wendy unnienya.

"Saat itu Chaeyoung pernah menyebut nama Lice bukan?" Mereka berpikir akan tahun pertama saat si kembar memberi panggilan, 3 tahun setelah kepergian mereka dan sekarang hampir memasuki tahun 11 namun mereka bahkan belum menemukan keberadaan adik mereka.

"Ah aku ingat saat Chaeyoung mengatakan Lice berbohong." Semua langsung melihat ke arah Ryujin dan Jennie tersenyum lebar mendengar perkataan sepupunya itu.

"Aku juga baru  mengingatnya, sebenarnya saat itu aku sedikit penasaran dengan nama Lice."

Joy langsung melihat kearah Jennie dengan pandangan keingintahuannya.

"Mengapa kau menyebutnya setelah sekian lama, apakah kau mendengar atau mengetahui sesuatu Jennie-ya."

Jennie yang hendak menjawab menutup mulutnya lagi setelah mendengar perkataan dari Ryujin.

"Lice? Unnie bukankah dia dokter Lalice, Park Lalice." Wendy mengangguk kepalanya.

"Iya dia Lalice, orang yang sama tanpa sengaja bertemu di Swiss waktu itu yang  menabrak Grandma."

Wendy pertama kali melihat Lalice di hari penyambutan seperti familiar dengan wajahnya, dia mengingatnya namun melihat Lalice seolah-olah tak mengenalnya dia memilih tidak menyapanya secara pribadi.

"Bukankah nama Lalice sedikit mirip dengan Lalisa adik kembar kalian?" Pertanyaan Mina langsung membuat keempat saudara Kim tersebut saling melirik satu sama lain.

"Jika memang benar dia Lisa adik kita kenapa dia tak menemui kita." Mina dengan gemas memukul pelan kepala Jisoo yang berada disampingnya, ini orang amesia atau lansia sih?. Pemikirannya yang sering bermasalah, otaknya diluar nalar dan prilakunya yang diluar biasa. Saat disuruh mengangkat sesuatu selalu alasan badannya sakit atau tak kuatlah, dia bahkan bisa mengendong Jennie ke lantai atas dirumahnya dan sanggup memangkunya berjam-jam contohnya saat ini, Jennie duduk dipangkuan sang kakak lansia nya sesekali menyuapi Jisoo dengan makanan sendiri.

"Auw" Jisoo sedikit terkejut dengan pukul tersebut, jika bisa dikatakan bahkan pukul itu seperti pukul seorang bayi yang menabok wajah orang yang ingin menciumnya.

Melihat kepala unnie kesayangannya di pukul walaupun itu pelan Jennie langsung mengelusnya sesekali ia mencium kepala sang kakak dengan mata menatap tajam kearah pelaku di sampingnya.

"Unnie jika kau lupa pawangnya Jisoo unnie itu menyeramkan."

"Dan yang pastinya kucing jadi-jadian."

"Hahaha."

Joy dan Ryujin yang berhasil menjahili Jennie tertawa terbahak-bahak saat melihat bagaimana Jennie yang ingin menerkam mereka namun dengan Jisoo yang memeluk perutnya membuat dirinya merenggut dan berbalik arah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang unnie.

Melihat kejadian itu Wendy dan Mina saling menatap dan tersenyum dengan kelakuan adik-adiknya, Joy dan Ryujin yang semakin menjadi membuat Jisoo memelototi mereka berdua hingga membuat Jennie di dalam pelukan tersenyum kemenangan melihat wajah keduanya memelas.

Wendy tak sanggup menjawab pertanyaan Jisoo tadi, dia tak ingin mengatakan pada mereka ataupun dirinya sendiri bahwa adik kembarnya mungkin membenci mereka. Saat mengingat bagaimana pertemuan yang terjadi di Swiss yang direncanakan oleh sang adik kepada Grandma nya tanpa diketahui oleh dirinya. Saat dia meminta ijin untuk ke toilet sebenarnya dia ingin menguji pemikirannya hingga dia mengetahui bahwa dia adiknya, adik yang mereka cari. Dan dia menyadari dengan tindakan sang adik itu membuktikan bahwa adiknya membenci dirinya bahkan mungkin seluruh keluarganya.

Waktu dia mengetahui sang adik lah yang menjadi dokter pilihan rumah sakitnya Wendy sangat senang melihatnya setidaknya dia bisa selalu mengawasi dan mendekati dengan secara pelan dan membawanya kembali ke rumah.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 1 jam kini semuanya kembali kerumahnya masing-masing, Wendy yang memang pergi dengan sang ayah pagi ini yang otomatis dia akan pulang dengan sang adik. Dirinya yang menyetir Joy yang berada di samping dan seperti yang dikatakan tadi, Jisoo duduk dengan Jennie yang memeluknya diatas pangkuannya.

Nyambung gak alurnya?

Gak pernah buat cerita soalnya sepanjang ini.

Biasanya buat part 2 atau 3 cerita hapus gitulah kebiasaan sang penulis amatir.

Jika ada kesalahan atau apapun bisalah memberi tahu letak kesalahannya jangan langsung menghilang begitu saja dan kembali lagi dengan niat pergi karena kesalahan yang sama. Curhat dikit gak ngaruh kan?

                                                          AITA.....

AITAWhere stories live. Discover now