AITA-20

599 49 3
                                    

Orang yang selalu berlaku adil akan selalu dihormati dan disegani oleh masyarakat yang benar. Namun bagi beberapa orang yang merasa dirinya salah orang seperti itu menjadi salah satu ancaman bagi mereka. Hingga pada akhirnya sekelompok orang yang menginginkan jabatan dan harta bekerja sama dalam hal menghilangkan ancaman tersebut.

Orang yang dipercaya akan keamanan oleh masyarakat juga menginginkan lebih dari apa yang dia perbuat dan dapatkan. Pemerintah yang dipercaya dalam hal negara ternyata juga menginginkan kursi yang lebih bagus dari yang dimiliki. Para pengusaha yang menginginkan kekuasaan lebih banyak lagi melakukan segala cara. Beberapa orang yang ingin lebih daripada haknya sekarang bekerja sama dalam hal tersebut.

Didalam suatu ruangan terdapat beberapa orang yang ingin memperluas kekuasaannya masing-masing, semuanya berkumpul Kepala polisi, walikota, Perdana Mentri juga beberapa pengusaha.

"Selama Park masih ada, usaha yang kita lakukan takkan pernah berhasil." Orang yang berbicara adalah seseorang orang yang menguasai dunia bawah.

"Aku takkan pernah bisa menjadi orang nomor 1 di negara ini." Orang ini sangat mengincar jabatan sebagai presiden namun dia kalah dengan lawannya saat itu hingga pada akhirnya dia hanya diangkat sebagai walikota saat itu.

"Aku juga ingin jabatan ku naik." Kepala polisi disuatu tempat tertentu juga menginginkan jabatan yang tinggi dalam dunia kepolisian.

Pengusaha-pengusaha lainnya juga mengatakan keinginannya masing-masing yang ingin setara dengan Kim Corporation atau bahkan melampaui perusahaan tersebut.

"Bagaimana cara kita menyingkirkan Park Hae Joon."

"Fitnah? Pencemaran namanya?" Kepala polisi memikirkan cara yang biasanya dia lakukan terhadap beberapa orang sebelumnya hingga jabatan sedikit demi sedikit naik.

"Kepribadiannya bersih percuma kita melakukan itu tidak akan ada yang percaya apalagi dia seorang Jenderal yang dikenal adil dan jujur." Setelah perkataannya walikota itu melihat kearah seorang yang duduk di kursi pemimpin di meja tersebut.

"Apa yang kau pikirkan Tuan Richie?" Dia antara kedua jari orang tersebut terdapat sebatang nikotin. Dia mengeluarkan asap dari mulut juga hidungnya sebagai bibir itu menerbitkan senyuman yang menyeramkan.

"Mati."

"Bagaimana kita melakukannya."

Richie Ketua mafia nomor 1 di dunia bawah menjelaskan semua apa yang dia rencanakan.

Setelah mendiskusikan rencana mereka, dihari berikutnya mereka sudah bergerak seperti yang sudah disepakati.

Butuh beberapa hari hanya untuk mengundang Park Hae Joon pada suatu pertemuan.

Disalah satu ruangan di dalam gedung besar, Park Hae Joon baru saja memasuki ruangan itu dan melihat Presiden, walikota, Perdana Mentri, kepala polisi juga satu orang yang asing baginya.

"Akhirnya kami bisa mengundangmu kesini Ketua Park."

Selama ini walikota lah yang selalu mengundang Park Hae Joon suatu pertemuan, namun selalu mendapatkan balasan penolakan darinya. Hingga pada akhirnya mereka mengubah sedikit rencana awalnya. Mereka mengundang Presiden dalam pertemuannya, sekali lempar satu dua burung pun kena! Dan seperti itulah yang mereka inginkan.

Park Hae Joon bukan lah orang yang suka berbasa-basi dalam suatu percakapan, jadi dia langsung menanyakan tujuan dari pertemuan ini.

"Tidak usah terlalu terburu-buru Ketua Park. Mari kita minum sedikit." Walikota dengan tenang menawarkannya tanpa mengungkapkan niat aslinya.

"Katakan saja tujuannya. Aku datang dengan anak-anak dan mereka menungguku." Park Hae Joon sudah mendudukkan dirinya disamping Presiden Im setelah Perdana Mentri Ke menawarkannya sebuah kursi.

"Bawakan saja anakmu dan bergabung dengan kita Ketua Park."

Lebih baik sekalian saja bukan!

Agar dimasa mendatang tidak ada lagi yang menjadi ancaman bagi mereka lagi.

Presiden In mungkin sudah sedikit lama berada didalam ruangan itu bahkan beberapa hidangan dia sudah menghabiskannya.

Tak lama pintu kembali dibuka. Terlihat seorang gadis pirang yang berdiri di pintu juga beberapa orang yang memakai jas hitam yang menjaga pintu setelah Park Hae Joon masuk tadi.

"Dimana adik mu?" Park Hae Joon hanya melihat satu anaknya saja yang menghampiri, "kamar mandi." Dia sudah terbiasa dengan sifat anaknya itu.

"Pergilah ke tempat adikmu dan tunggu aku di bawah."

Anaknya orang pintar dan matanya menangkap seseorang yang dengan tenangnya duduk disalah satu kursi di ruangan itu. Orang itu bukankah...

Dia hanya mengangguk. Keduanya anaknya besar dalam lingkungan militer bahkan kini kedua sudah menjadi petugas militer belum lama ini walaupun umurnya masih muda dalam dunia kemiliteran. Dia melihat kearah ayahnya dan langsung mengetahui kode yang diberikan hingga tanpa menunggu dia langsung berbalik dan pergi, namun dia ditahan pada detik akhir.

"Lebih baik anakmu disini saja Ketua Park." Kepala polisi tau bahwa kedua anak dari Park Hae Joon bergabung dengan tentara dia khawatir nantinya di masa mendatang kedua anak Park akan mendatangi mereka.

Melihat Park Hae Joon yang sudah menyadari saat melihat orang-orang berjas di pintu masuk, Richie tidak menahan sedikit pun dan membiarkan anak Park itu pergi. Walaupun wajahnya tidak asing baginya namun ia tak ingat kapan dia melihatnya hingga dia mengabaikannya untuk saat ini.

Gadis itu pergi ke tempat adiknya dan membawanya seperti yang sudah dikodekan oleh ayahnya di dalam ruangan. Keduanya masih berada di dalam gedung itu namun tidak ada yang menyadarinya karena mereka sudah menyembunyikan dirinya dan menyatukan dirinya dengan sekitarnya.

Sedangkan diruangan tadi setelah gadis pirang itu pergi. Tujuan mereka yang sebenarnya akhirnya diperlihatkan.

Mereka menyerang Park Hae Joon dari berbagai arah karena dia dari kemiliteran mudah baginya melewati semua serangan itu. Namun tidak dengan Presiden Im dia lemah dalam pertahanan hingga kini dia sudah terletak di lantai tanpa sadarkan diri.

Karena Park Hae Joon sangat kuat kepala polisi Han yang memegang seluruh mengharuskannya membawa senjata kemanapun dia pergi, pada akhirnya dia melepaskan peluru kearah kepala Jenderal Park.

Bugh

Akhirnya ancaman untuk mereka berhasil di lenyap kan.

Mereka membuat semuanya seolah-olah Presiden Im lah yang membunuh Park Hae Joon dan pada akhirnya dia di tangkap dan dijatuhkan hukuman mati dengan beberapa bukti yang dibuat yang mengatakan dia mengkorupsi uang negara bahkan mengunakan sesuatu selama ini dan seorang pengendara narkoba yang ingin menjadi seorang Presiden.

Dan seperti yang telah diprediksi oleh mereka, Walikota diangkat menjadi presiden, Kepala polisi di tempat tertentu menjadi Inspektur di dunia kepolisian dan Perdana Mentri yang semakin banyak mendapat keuntungan dari sebelumnya. Namun, tidak ada satupun pengusaha di antara mereka bisa setara dengan Kim Corporation apalagi melampaui perusahaan tersebut.

Pada hari itu mungkin sebuah kesialan bagi mereka. Mereka melewatkan dua saksi mata atas tindakan yang mereka lakukan. Hingga lada hari ini apa yang dikhawatirkan oleh Kepala Polisi Han terjadi.




Alurnya masih aman kah?

Atau sudah keluar dari alurnya?







                                                          AITA.....

AITAWhere stories live. Discover now