AITA-10

854 59 8
                                    

Genap 1 bulan sudah Lisa bergabung di rumah sakit terbesar di Korea Selatan.

"Dokter Park, hari ini ada pemeriksaan kemiliteran dan Anda dimintai untuk melakukan pemeriksaan tersebut."

Lisa mengangguk dengan perkataan perawat tersebut, ini yang dia tunggu dan ini juga tujuannya memilih rumah sakit ini.

Rumah sakit militer disini itu berada dibawah pimpinan rumah sakit ini. Yang otomatis pemeriksaan keseluruhan akan berakhir di rumah sakit ini.

.

.

.

Terlihat beberapa dokter yang akan memeriksa anggota militer berdiri diatas atap rumah sakit menunggu helikopter yang akan tiba sebentar lagi.

Angin sangat kencang saat helikopter mendarat dan keluarlah beberapa anggota militer angkatan darat yang dipimpin oleh pemimpin mereka sendiri.

"Mayor jendral Park, selamat datang."

Jiyoung yang menyambut langsung anggota kemiliteran sebagai pemilik rumah sakit.

Mayor menerima uluran tangan Jiyoung "terimakasih tuan Kim."

Sesaat kemudian semuanya melakukan pemeriksaan yang kebetulan Lisa lah yang memeriksa Mayor tersebut yang memegang dokter terbaik di dunia untuk saat ini.

"Jaga kesehatanmu Rose dan berhati-hati dalam tugasmu jangan sampai kau terluka."

"Ada dirimu merawat diriku Lice, jadi aku baik-baik saja." Rose memakai pakaiannya kembali setelah Lisa membalut luka yang berada di punggungnya.

"Tapi kita selalu bersama-sama Rose."

"Apakah kau merindukanku?" Apakah mengejekku itulah arti tatapan Lisa sekarang.

"Yang melihatku seperti itu aku tau kau merindukan unnie mu yang keren ini." Rose mengusap rambutnya ke samping untuk memperlihatkan pada Lisa seberapa keren diriku.

"Sudahlah kau selalu seperti itu." Lisa berbalik ingin keluar namun langsung di tahan dengan tangan yang melingkar di perutnya.

"Oke oke aku akan berhenti dan kau harus tau kami akan libur selama 2 bulan dan kau dokter panggilan juga harus meliburkan dirimu untuk menemaniku."

Ya Lisa bukanlah dokter tetap di rumah sakit itu, bisa dikatakan dia hanya dokter panggilan. Dia tidak mengikat dirinya sendiri pada rumah sakit tertentu. Namun dirumah sakit mana saja tempat ia bekerja sebelum membuat sebuah perjanjian yang mana dihari biasa dia bisa ataupun tidak datang ke rumah sakit tapi saat diperlukan dia harus siap siaga dalam kondisi apapun. Dan masalah gajinya juga ditentukan oleh mereka dimana gajinya juga sama dengan dokter lain namun jika ia melakukan satu operasi di bulan itu maka gajinya akan lebih besar. Namun uang tidaklah lebih penting dari pada saudara kembarnya. Dia akan berkerja dimana Rose melakukan pemeriksaan dan kini Rose akan tetap di negara ini maka sama juga dengan dirinya.

"Kita akan menghabiskan waktu bersama juga Grandma." Lisa berbalik memukul pelan kepala kakak kembarnya itu.

"Sakit mu masih basah sebelum kau pulih dari luka itu tidak ada kata bermain." Jika Lisa sudah bersikap tegas seperti ini maka mau tidak mau Rose hanya menuruti.

"Baiklah." Melihat wajah Rose yang memelas didepannya Lisa mencium pipi Rose hingga terbit senyuman di bibirnya Rose.

Cup

Rose tertawa melihat bibir lisa yang manyun kedepan.

Tanpa mereka sedari ada sepasang mata yang melihat mereka dan telinga yang mendengar pembicaraan mereka dari awal.

Apakah itu kalian?

.

.

.

Jisoo yang ingin memasuki mobilnya terhenti takala mendengar suara Mina.

"Jisoo-ya, aku ingin pergi ke rumah sakit untuk mengajak Ryujin makan siang." Jisoo tidak mengetahui maksud dari sepupunya itu, apakah ia ingin mengajak nya?

Melihat wajah kebingungan Jisoo, Mina mengatakan maksud dari anak didepan menjadi menjadi tontonan melihat wajahnya yang agak aneh! Namun imut sih。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

"Nanti sekalian ajak Wendy unnie jadi kalian ikut tidak." Jisoo meminta pendapat sang adik-adiknya yang sudah berada di dalam mobilnya.

"Bagaimana Jen, Joy ikut?" Mendapat anggukan dari keduanya membuatnya mau tak mau harus mengikuti ajakan sepupunya.

"Baiklah." Jisoo yang ingin memasuki mobilnya namun tak jadi "kapan?"

Dia hanya memastikan oke. Takutnya dia sudah pergi tapi rencana Minggu depan kan gak lucu.

"Ya sekarang lah." Oke Mina lah yang sering menjadi korban atas kepastian Jisoo.

"Oke berangkat ni?" Mina menarik nafasnya dan menembusnya dengan sedikit kasar, Jisoo model Lola sangatlah menyebalkan.

Jennie yang jengah melihat unnienya yang masuk namun tak jadi-jadi menarik tangan sang unnie hingga membuat Jisoo sedikit terkejut tiba-tiba tangannya ditarik dengan cepat.

"Mina unnie masuklah ke mobilmu sendiri kita berangkat sekarang." Jennie sedikit berteriak saat Mina yang sudah berjalan kearah mobilnya.

"Dan kau unnie sekarang cepat jalankan mobilnya ke rumah sakit wendy unnie."

Joy tertawa melihat wajah unnienya merenggut dan menjalankan mobilnya keluar dari area kampus mereka dari belakang.

Sebenarnya ketiganya memiliki mobil pribadinya masing-masing namun Jennie yang sering menumpang dengan mobil Jisoo membuat Joy juga malas-malasan membawa mobilnya sendiri hingga membuatnya sering numpang dengan unnie-unnienya lebih sering dengan Jisoo yang satu kampus dengannya jikalau tidak bertengkar dengan Jennie sih, namun Jennie yang selalu ingin duduk di samping Jisoo sering membuatnya duduk sendirian di belakang atau tidak dia meminta untuk di antarkan oleh supir keluarganya.

Kini kedua mobil mewah itu memasuki parkir rumah sakit. Mina yang memang sudah mengabari adiknya langsung berjalan keruang dimana adik berada berbeda dengan ketiga J tersebut yang sedikit kesulitan mencari unnieny.

"Lebih baik kalian berpencar saja mencari Wendy unnie." Setelah berbicara Mina langsung pergi setelah memberitahu ketiganya.

"Aku akan mencari di lantai bawah, kau Jennie lantai 2 dan kau Joy ke lantai 3 ruangannya Wendy unnie."

"Halo Jennie-ya"

Jisoo dan Joy yang mendengar suara unnie di telepon Jennie hanya melongo kenapa ia tidak kepikiran untuk menelpon unnienya saja?

"Kau dimana Wendy unnie?"

"Ada apa Jennie-ya?"

"Kami ingin mengajakmu makan siang bersama dan kami sekarang berada di rumah sakit mu unnie."

"Sebentar lagi aku selesai, kalian ingin menyusul atau menungguku?"

"Kami akan kesana saja unnie."

"Baiklah."

Setelah mendengar jawaban Wendy Jennie langsung mematikan teleponnya.

"Wendy unnie diruangnya ayo kita kesana." Jennie memasukkan handphone kedalam tasnya sendiri setelah memberitahu Mina menyusul mereka.

Sebenarnya kalian bisa saja sih memberikan ide-ide kalian ataupun letak kesalahannya kosakata yang kurang cocok.

Atau kalian mau curhat apapun bisa 🐔 kalian yang mati atau sandal yang hilang.

Ceritanya yang terlalu pendek?





Salam kenal.

                                                          AITA.....

AITAWhere stories live. Discover now