22.

14.4K 464 37
                                    

Perlahan, kesadaran Ayla mulai terkumpul. Ia membuka kelopak matanya sedikit demi sedikit.

Pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah sosok pria yang sedari semalam tidur bersamanya.

Aiden masih berada di tempat yang sama, tidur terlentang di sebelahnya.

Semalaman mereka tidur satu ranjang, tak ada batasan.

Selesai perdebatan kecil, Ayla mengatuk dan tidur.

Melihat ke arah dinding, Ayla memeriksa jam berapa saat ini. Dan ternyata masih jam tujuh pagi.

Ayla kembali memandangi wajah Aiden yang masih tidur dengan nyenyak. Wajah pria itu terlihat begitu lelah. Bibir yang kering terlihat pucat.

"Apa selama dua bulan hidup kamu berjalan buruk?" tanya Ayla sendiri.

Aiden masih setia menutup matanya. Pria itu begitu menikmati bermalam bersama Ayla.

Sedikit ragu, namun Ayla perlahan mengulurukan tangannya guns mengusap pipi Aiden.

Entah kenapa ia ingin sekali mengelus rahang tegas tersebut.

Saat telapak tangannya menyentuh rahang Aiden, Ayla tersentak kaget.

Ia segera bangkit untuk duduk, lalu memegang kembali wajah serta kening Aiden.

Panas, suhu tubuh Aiden begitu panas. Sepertinya pria ini mengalami demam.

"Aiden," panggil Ayla perlahan menepuk-nepukkan pipinya.

"Aiden ... bangun ...."

Kening Aiden mengerut, perlahan ia membuka matanya.

"Kamu sakit?" tanya Ayla.

Mata Aiden masih belum sepenuhnya terbuka. Ia hanya melirik ke arah Ayla, lalu terpejam lagi.

"Ck!"

Ayla membuka selimut yang di gunakan oleh Aiden.

"Dingin ...."

Suara Aiden bergetar, menandakan pria itu begitu lemah.

"Kamu kedinginnan?" tanya Ayla.

Pria itu mengangguk perlahan.

Ayla segera mengambil remot ac di atas nakas, mengecilkan suhu ruangan.

"Tapi badan kamu panas."

Ayla bingung harus berbuat apa. Sebentar lagi asistennya pasti datang ke dalam kamar.

Hari ini Ayla memiliki jadwal fotoshoot bersama beberapa brand pakaian.

"Kamu harus pergi, Aiden ... sebentar lagi akan ada banyak orang yang ke kamar aku," jelas Ayla.

TOK! TOK!!!

Benar kan apa yang di katakan Ayla.

Itu pasti alah satu dari mereka yang akan masuk ke dalam kamarnya.

Melihat ke arah Aiden kembali terpejam, Ayla ikut merasa kasihan.

Terpaksa ia harus bangun dan menutupi keberadaan Aiden terlebih dahulu.

Sampai di depan pintu, Ayla berpura-pura baru bangun tidur, dengan wajah kantuknya.

"Ya," ucap Ayla pada Nina sang asisten sekaligus menegernya.

"Selamat pagi."

Ayla menjawab dengan anggukan singkat, dan berpura-pura menguap.

"Masih mengantuk, ya?" tanya Nina.

"Iya ... boleh tidak aku tidur 1 jam lagi?" ucap Ayla kembali menguap.

"Boleh, tidurlah lagi. Kita masih ada waktu senggang sampai jam 9. Aku kesini tadinya mau mengajakmu lari pagi ... berbubung kamu masih mengantuk, yasudalah, lanjutkan tidurmu."

AYLA Where stories live. Discover now