11.

25.1K 642 36
                                    

"Kenapa mesti pindah?" tanya Ayla.

"Apartemen ini kurang nyaman. Gue pengen cari tempat nuansa baru," jelas Aiden.

Aiden mengajak Ayla berpindah tempat tinggal untuk mereka berdua. Ayla yang hanya sebagai penumpang mengikuti arahan sang Aiden.

Sesampainya di sebuah gedung megah nan tinggi, Ayla melirik ke arah Aiden. Namun pria itu memilih untuk turun dari mobil. Mau tidak mau Ayla mengikuti tindakan Aiden.

"Ayo," ajak Aiden seraha menggandeng tangan Ayla saat di depan mobil.

Mereka berjalan masuk ke dalam gedung. Bisa di lihat oleh Ayla, sepertinya hunian mereka yang ini lebih mewah dari unit apart sebelumnya.

Naik ke sebuah lift, Ayla melihat lantai berapa yang di tekan oleh Aiden. Pria itu menekan tombol lantai 27.

Ayla sama sekali tidak banyak bertanya. Sebab ia sudah paham sikap Aiden, yang kurang suka jika mendengar banyak pertanyaan.

Sesampainya di lantai tujuan, ternyata saat pintu lift terbuka langsung berhadapan dengan pintu ruangan hunian mereka.

Pintu terbuka dan langsung menampilkan isi dari ruangan.

Pintu terbuka dan langsung menampilkan isi dari ruangan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Wow," ujar Ayla menganga.

"Lo suka?" tanya Aiden.

Ayla hanya diam. Benar dugaannya, jika tempat tinggal ini lebih mewah dari sebelumnya.

Aiden menarik tangan Ayla untuk membawanya mengelilingi semua isi ruangan.

Ternyata ini bukanlah Aprtemen, melainkan sebuah panthose pribadi milik Aiden. Ayla sampai tak kuasa berpikir, bagaimana pria berusia muda seperti Aiden bisa memiliki harta sebanyak ini?

"Gimana? Lo lebih suka disini, atau di apart yang sana?" tanya Aiden.

"Mmm, ini bagus. Tapi, terlalu besar menurutku."

Aiden menaikkan satu alisnya. "Bukannya lebih luas? Jadi mau ngapain aja enak."

"Tapi, aku takut." Ayla menjeda kalimatnya menatap wakah Aiden. "Apalagi aku sendirian .... Di sini aman, 'kan?"

Aiden berdecih pelan. "Lo takut sama hantu?"

Ayla diam saja. Jujur dalam hatinya dia menakutkan hal itu. Ruangan ini begitu luas, akan sangat mengerikan jika malam hari bukan?

"Tenang aja, sekarang tiap hari gue bakal tidur di sini."

Mata Ayla terbelak lebar. Apa yang barusan dia dengar?

"Apa kata kamu?" tanya Ayla memastikan.

"Gue bakal tinggal di sini, setiap hari."

Mendengar pengulangan dari Aiden, membuat Ayla sedikit heran.

"Ga perlu di pikirin. Sekarang ayo kita ke kamar," ajak Aiden lagi pada Ayla.

Sedari tadi tangan Ayla tak lepas dari genggaman tangan Aiden.

AYLA Donde viven las historias. Descúbrelo ahora