06.

29.3K 654 33
                                    

"Engh ...." Ayla menggeliat, merasakan seluruh tulang pada tubuhnya remuk.

Perlahan Ayla membuka kedua matanya, menerima cahaya terang yang membuat matanya menyipit. Di lihat ke arah jendela yang menampakkan pemandangan indah kota yang begitu terang.

Ayla meremas rambutnya sendiri merasa begitu pusing. Apalahi tubuhnya sangat sakit, dan juga ngilu di setiap sendi. Dia perlahan bangun untuk duduk.

Baru mengangkat pinggul, Ayla sudah meringis sakit. Daerah paha dalam serta vagina nya begitu sakit.

"Astaga ...." Ingat sudah Ayla dengan apa yang di lakukan semalam.

Ayla langsung menutup wajahnya, dan menangis. Semalam yang di lakukan olehnya adalah kesalahan besar. Bisa-bisanya dia menghabiskan malam untuk bercinta dengan pria lain?

"Bodoh kamu, Ayla!" ucapnya pada diri sendiri.

Apa yang harus dia lakukan setelah ini? Bagian penting dari dirinya sebagai seorang wanita sudah hilang. Bagaimana nanti jika dia menikah dengan pria lain?

Lama membodohi diri sendiri, Ayla kini sadar jika dia sendirian di dalam kamar. Dia melihat ke sekeliling dan tidak menemukan Aiden, patnernya semalam yang mengambil keuntungan atas apa yang terjadi pada Ayla.

Ayla sadar jika semalam ada yang tidak beres pada tubuhnya. Mungkin karena dia mencicip minuman yang di berikan oleh Jessica, hingga dia mabuk dan mau melakukan hal menjijikan itu.

Tidak mau terus berlarut, Ayla harus segera pulang. Pasti kedua orang tuanya akan mencerca semua umpatan kasar padanya karena baru pulang di jam segini.

Dengan keadaan tubuh telanjang, serta acak-acakan, Ayla memunguti semua pakaian yang tergeletak di lantai. Segera dia kumpulkan semua barang-barang miliknya dan lekas keluar dari kamar, yang entah dimana itu. Ayla tidak tahu.

Saat berjalan keluar dengan tertatih, Ayla kini tahu jika ini adalah sebuah hotel. Seingatnya, semalam Aiden hanya membawanya ke sebuah tempat parkir dan langsung masuk melalui lift. Kemudian sampailah mereka di sebuah kamar, dan berlanjut dengan bercinta.

Mengingat itu, Ayla menggelengkan kepalanya. Dia merasa jijik karena bisa-bisanya berbuat murahan seperti itu.

Apalagi umurnya masih sangat muda, bahkan Ayla belum pernah berpacaran. Dia sangat menyesal karena mau datang ke acara prom night semalam. Andai saja dia langsung pulang, status keperawanannya pasti masih melekat sampai saat ini.

Ayla segera berjalan keluar hotel. Sebelum itu dia turun melalui lift, dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Anak remaja yang masih menggunakan seragam sekolah, rambut serta wajah yang acak-acakan, terlihat sekali Ayla sehabis berbuat macam-macam. Apalagi, dia sehabis dari sebuah kamar.

"Hah ...." Nafas Ayla tersengal saat akhirnya sampai di sebuah halte bus.

Dia memaksakan kakinya berjalan cepat agar keluar dari hotel tadi. Padahal selangkangannya begitu perih, mengingat semalam Aiden begitu liar menggagahinya.

"Tidak, tidak ...." Ayla menggeleng kepala mengusir ingatan semalam.

Dia sangat jijik mengingat kejadian itu. Apalagi, dia sendiri mendesah nikmat malam tadi. Sungguh, Ayla merasa jijik dengan dirinya sendiri.

Banyak melamun, Ayla sampai tidak sadar jika bus untuk ke daerahnya sudah sampai. Untung saja, dia cepat berlari, sehingga tidak ketinggalan bus tersebut.

***

Aiden sudah sampai di mansion milik kedua orang tuanya. Dia meninggalkan Ayla saat matahari mulai terbit, karena tidak mau sampai wanita itu bangun dan melihat dia masih berada di sana.

AYLA Onde histórias criam vida. Descubra agora