12.

23.8K 681 62
                                    

Sebelum baca part ini, tolong bantu vote yahh .... Dan jangan lupa tinggalkan komentarnya😘

***

"Jadi apa kalo bukan ngidam?"

"Aku lagi pengen aja," balas Ayla.

"Tapi ciri-ciri lo kaya lagi orang hamil muda," pungkas Aiden lagi.

"Engga, Aiden! Aku ngga hamil."

Menurut Ayla, Aiden tengah bicara sembarangan. Tidak mungkin dia hamil. Apalagi, dia sudah di diagnosa sulit untuk hamil.

Beberapa tahun yang lalu, saat Ayla baru masuk sekolah menengah, ia mengalami sakit saat datang bulan. Rasa sakit itu tak tertahankan, sampai membuat Ayla jatuh pingsan berkali-kali.

Pada saat itu alhamrhum sang kakek menemaninya untuk periksa ke rumah sakit. Dokter langsung menjelaskan apa yang di alami oleh Ayla.

Ada kelainan di dalam rahim Ayla, sehingga membuat kondisi Ayla susah untuk hamil. Mendengar kenyataan itu, Ayla sedikit sedih dan khawatir.

Namun karena kejadian ini, dia sedikit lega karena setidaknya pekerjaannya yang sekarang yaitu menjual diri, tidak akan memberikan kehamilan padanya.

"Yaudah, ayo. Kita cari makanan yang lo pengen."

Ayla dan Aiden pergi ke luar untuk mencari Bungeoppang.

***

"Enak?" tanya Aiden menatap Ayla yang begitu lahap memakan roti manis berbentuk ikan tersebut.

Ayla mengangguk antusias dengan pipinya sudah penuh.

Tanpa di sadari, bibir Aiden naik ke atas. Dia merasa gemas akan tingkah Ayla saat ini. Bibir imut itu terus bergerak seraya kunyahan Ayla.

Ingin sekali Aiden ikut mengunyah bibir yang menjadi incarannya.

"Uh!" sentak Ayla kaget.

Tidak bisa menahan diri, Aiden mencium bibir Ayla. Rasa manis dari roti itu berpadu dengan manis alami bibir Ayla. Aiden semakin menekan tengkuk wanitanya.

Saat itu, ponsel Aiden berdering. Sebuah panggilan masuk menghentikan kegiatan Aiden. Merasa kesal, Aiden tetap mengangkat panggilan itu.

Jantung Ayla berdegub kencang. Tindakan Aiden sangat tiba-tiba, membuatnya terkejut bukan main. Untung saja saat ini mereka di dalam mobil.

Pipi Ayla memerah saat mengingat Aiden yang tak sabaran menyerbu bibirnya.

"Hmm ...."

Menjawab singkat, Aiden segera memutuskan panggilan tersebut.

"Sekarang lo mau apa lagi?" tanya Aiden.

"Kayanya engga ada. Emang kenapa?" tanya Ayla.

"Gue ada urusan sebentar. Lo gue anter pulang ga papa?"

Ayla mengangguk lagi. "Gapapa."

Akhirnya Aiden mengantar Ayla kembali ke apartemen.

***

Malam hari pukul 8

Setibanya di panthose, Ayla memilih untuk mandi dan bersiap untuk tidur.

Hari sudah semakin malam, sehingga Ayla memutuskan untuk istirahat. Besok dia harus berangkat pagi hari karena ada kelas pagi bersama dosen yang galak.

Dia tidak mau terlambat masuk kelas hanya karena terlambat masuk.

Saat hendak menidurkan tubuhnya di atas kasur, Ayla mengingat satu hal.

AYLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang