03 | Maksa

23 5 0
                                    

Tunggu. Bukannya 3 chapter terlalu cepat?!

Saat ini, Dyan menatap atap kamarnya kosong. Lagi-lagi mempertanyakan alasannya hidup. Belum bisa mencerna kejadian hari ini. Ia terus mengulang-ulang memori ketika Virsa meresponnya. Memastikan bahwa dia tidak salah dengar.

 "W-oy! Dy-an!" Sebuah suara patah-patah dari benda pipih di sampingnya memecahkan lamunannya. Siapa lagi kalau bukan suara Varel dengan sinyal khasnya.

"Je-lasi-n!" 

"Apa."

"Tadilah," Sahut suara lainnya, Arsa.

Untuk kesekian kalinya, Dyan kembali menghela nafasnya. "Iya, dia bilang mau."

"K-ena-pa? Sia-pa ya-ng mau sam-a dy–"

"Mending lu beli kuota lain dulu sebelum ngebacot," Sahut Dyan kesal. 

"Terus? Lu bilang dare?" Tanya Arsa.

"Iya, tapi..."

–FlashBack On–

"Ya ayok."

"Tunggu, lu beneran denger gue kan?" Tanya Dyan kembali memastikan.

Vursa mendengus kesal. "Aku ga budeg ya," Ujarnya.

Dyan terbungkam. Dengan otak lemotnya, ia terlihat bodoh dengan muka menganganya. Terlalu terkejut dengan respon Virsa yang begitu santai dan spontan.

Skntak Dyan tersadar dan teringat ucapan Arsa. Ia pun membuka suara setelah heningnya suasana yang ia buat. "I-itu, sorry barusan dare."

"Terus?"

"Ya, gue ga serius."

"Tetep aja, kamu nembak aku. Dan aku terima kan? Jadi kita jadian," Tegas Virsa. Lagi-lagi mendengar respon Virsa membuat Dyan semakin bingung. Apakah Virsa menyukainya.

"Lo suka gue?"

"Belum." Semakin bingung dibuatnya Dyan. Itu berarti sekarang Virsa belum menyukainya, lalu mengapa ia meng-iyakannya?!

"Berarti ga suka gue kan?"

"Nanti."

Dyan mengusap wajahnya kasar merasa frustasi. "Mau lu suka atau bakal suka, sorry, tadi cuman dare, serius!" Serunya. Berharap Virsa bisa paham.

 Namun respon Virsa tentunya tidak sesuai ekspektasinya. Virsa menggelengkan kepalanya, "Tetep. Kamu jadi pacar aku."

"Lah? Kok maksa?"

 "Lah? Kok ga mau? Yang nembak siapa?" Tanya Virsa keras kepala. Membuat Dyan menghela nafasnya kasar.

"Tapi itu cuman dare!" Seru Dyan sekali lagi, mulai merasa kesal. Kenapa gadis ini begitu memaksanya?!

"Bodo amat. Besok aku bilang ke bapak kamu kalo kamu habis ngelamar aku," Ujar Virsa. 

Mendengar hal itu membuat Dyan membelalak matanya, "GUE NGAJAKNYA PACARAN ANJIR!" 

"Tuh, kamu sendiri bilang ngajak pacaran, yaudah pokoknya kita jadian. Titik. Ga menerima opini pihak kedua," Kalimat terakhir Virsa, sebelum meninggalkan Dyan yang masih terbungkam dan tidak bisa berkata-kata.

–FlashBack Off–

"Haha, Ternyata Si Virsa bisa begitu juga ya," Kekeh Arsa, menertawakan kesengsaraan Dyan. 

"HA-H-A-HA-"

"Seburuk apa sih sinyal lu?" Tanya Dyan kesal. 

Dyan menelungkupkan mukanya lalu berteriak pada bantalnya mencoba untuk meluapkan emosinya. Apa sekarang ia benar-benar jadian dengan Virsa? Dirinya? Yang memegang rekor jomblo semasa hidupnya? Luar biasa. Dyan terlalu kehabisan kata-kata atas kejadian yang dia alami, sehingga tidak punya tenaga untuk mengata-ngatai teman-temannya. 

"Yaudah sih, jalanin aja."

"Matamu."

"Setidaknya lu punya pengalaman pacaran sekali lah," Ujar Arsa dengan gampangnya, yang dibalas dengan jari tengah dari Dyan. 

***

 Sebenarnya Virsa tahu. Ia sudah menebak, bahwa pernyataan Dyan hanyalah sebuah dare. Tidak mungkin seorang pria yang dia tidak dekat, menembaknya yang dicap sebagai gadis introvert. 

Tapi entah kenapa, ia ingin jadian dengannya. Padahal dia tidak pernah tertarik sekali pun dengan Dyan. Begitu juga dengan Dyan tersendiri. Apa mungkin ini hanyalah sebuah rasa penasaran? Keinginan untuk mengalaminya setidaknya sekali seumur hidup? Mungkin seperti itu.

Lagipula, Dyan sepertinya bukan orang yang buruk. Virsa juga menganggapnya sebagai suatu pengalaman saja.

"Tapi aku terlalu memaksa ga ya?" Gumam Virsa pelan.

Virsa menjadi merasa tidak enak atas tindakannya yang sepertinya terlalu memaksa tadi. Karena itu, ia merasa bertanggung jawab dah harus melakukan sesuatu agar Dyan tidak menyesal menjadi pacarnya.

Pada saat itu pun ia bertekad, untuk membuat Dyan bahagia. Kesannya, malah Virsa ingin mengajak Dyan hidup bersama. "Dengan begitu, dia ga akan nyesel kan?" Ujar Virsa sumringah.

Semalaman, Virsa mencari riset bagaimana cara menjadi pasangan yang baik, membahagiakan pasangan, dan kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan saat berkencan. Yang nembak siapa, yang effort siapa?

Pada malam dihari yang risuh itu, Mereka berdua tidak bisa tidur. Dyan yang tidak bisa dikarenakan masih belum bisa menerima kenyataan, sedangkan Virsa yang tidak bisa dikarenakan sibuk melakukan riset serta terlalu excited untuk esok hari.


Weirdos.Where stories live. Discover now