24. Bahagia yang Khawatir

1.6K 177 59
                                    

“..... Jadi, benar-benar tidak merasakan yang aneh-aneh ya selama ini?" Pertanyaan dokter mengisi ruangan ber-AC. Padahal, di tempat pemeriksaan USG tadi, beliau sudah bertanya hal senada.”

Hari Sabtu, pukul satu siang. Medianna tengah berada di poli spesialis kebidanan dan kandungan salah satu rumah sakit di Jakarta. Melihat kejanggalan pada fisiknya, perempuan itu memeriksakan diri yang tadi pagi dilanda kebingungan.

Lalu hasil yang diterima adalah: Medianna positif hamil, bukan berpenyakit.

Helaan napas mewakili seluruh kecamuk rasa yang berantakan. Gamang. Namun, Medianna yang murah senyum, tetap memberi senyuman. “Iya, Dok. Cuma sering pusing aja kalau bangun tidur, tapi kadang random juga waktunya, kadang di kantor juga suka pusing,” terangnya.

Dokter tampak mencatat. “Biasanya minum obat? Atau konsumsi sesuatu saat kepalanya pusing?”

“Biasanya minum obat sakit kepala atau obat tambah darah sih, Dok...,” jawab Medianna ragu, tahu pasti tindakannya tak betul.

“Habis ini, jangan minum obat itu lagi kalau pusing, ya. Nanti saya kasih obat pusing khusus yang nggak mengganggu janin.” Dokter itu tersenyum.

“Iya, Dok.” Medianna mengangguk menurut.

Setelah bercakap dengan kelembutan, wajah Medianna berubah. Tidak tampak antusias. Dokter jadi bertanya dalam pikiran. Namun, ia masih mengingat kode etiknya sebagai tenaga kesehatan, bukan pengurus urusan pribadi orang.

Dokter lelaki itu berdeham. “Kalau dari ukuran panjang dan beratnya sudah sekitar 8 minggu, Bu. Dua bulan.”

“Dua bulan, ya?” Nada Medianna sedikit sumbang sebab masih tidak percaya. Padahal, sudah dikatakan juga sebelumnya.

Lantas, Medianna diam sambil mengingat-ingat. Ia menikah di bulan Oktober 2022, lalu di bulan April 2023 sekarang, kandungannya sudah dua bulan. Heran. Bisa-bisanya tidak tahu sudah dua bulan? Tapi maklumlah. Medianna sibuk dan belum pernah hamil sebelumnya. Ibunya saja tidak pernah memberi petuah-petuah perihal kehamilan berhubung anaknya sudah menikah. Cuek saja jika Medianna tak menghubungi duluan.

Perempuan itu masih mengadakan perhitungan. Usia kandungannya delapan minggu, Emeraldi meninggalkannya tiga minggu, peristiwa tertangkap basahnya ia dengan Jafan di parkiran mall, sekitar dua minggu sebelum Emeraldi ke Denpasar? Ia agak lupa, pokoknya begitulah. Berarti... saat itu dirinya sudah mengandung, ya?

Ya Tuhan, Medianna sangat ingin menyampaikan ini pada Emeraldi. Pasti suaminya senang sekali. Namun, bagaimana bila lelaki itu malah skeptis, berpikir ini anak Jafan?

Ah, tidak. Kan, usia kandungannya delapan minggu sedangkan ketiadaan Emeraldi baru tiga minggu. Tapi tapi, bagaimana kalau Emeraldi menuduh Medianna dan Jafan sudah macam-macam duluan sebelum peristiwa kepergok di parkiran mall?

Pusing sekali Medianna. Yang membaca jadi ikut pusing juga.

Padahal, tinggal bilang saja. Namun, Medianna terjebak prasangka ketakutan. Tak sadar mempersulit keadaan karena pernah merasa bersalah besar. Khawatir bila kembali dianggap salah. Kata-kata halus suaminya sebelum berangkat tiga minggu lalu sering terngiang-ngiang.

“Aku pergi jauh dari kamu bukan karena mau jauh dari kamu. Aku selalu mau dekat sama kamu, tapi aku… mau lihat, apa aku masih bisa sama kamu untuk ngebahagiakan kamu atau aku sebaiknya benar-benar pergi dan biarin kamu bahagia….”

Aku kepala keluarga, Na. Aku harus punya kejelasan tentang semuanya. Aku cinta sama kamu, tapi aku sedih kalau nggak bisa bikin kamu bahagia….

Itu membuat Medianna takut berlebihan. Kalimat suaminya penuh perumpamaan sopan. Eufemisme banyak digunakan. Namun, Medianna paham makna harfiahnya.

Aku sakit, Na. Aku krisis percaya sama kamu. Aku tinggalin kamu buat buktiin kamu benar-benar setia sama aku atau nggak. Karena bersama kamu setiap hari, kegelisahanku malah makin besar. Rasa nggak percayaku sama kamu makin besar juga. Aku tinggal dulu, aku mau lihat kamu gimana selanjutnya. Kalau kamu ngecewain aku lagi, lebih baik aku relain kamu sama yang lain aja, ya. Begitu. Iya, kan? Begitu kan maksud Adi?

CAN'T HURT YOU BACK ✔️Where stories live. Discover now