11. Adi Loves Anna That Much

2K 174 134
                                    

".... Nggak usah ajak Anna, males kalau ada dia," kata Gita, pacar Prasetya.

"Parah banget. Kita mau triple date, masa si Anna nggak diajak? Yang iya-iya aja lo," balas Hasta sambil menyuguhkan roti mini market yang tergolong enak dan minuman teh kemasan.

Ketiganya duduk di bangku panjang depan bengkel ketok magic Hasta. Jenis bengkel yang selalu tertutup seolah benar-benar menggunakan sihir di dalamnya. Jangan merinding, itu hanya istilah, lantaran para mekanik di bengkel ketok magic terlalu piawai menangani bodi mobil yang penyok atau lecet. Kerjanya cepat seperti sulap.

"Iya, Beb," kata Prasetya pada Gita, "meski kamu males sama dia juga, dia tetep istrinya Adi."

"Lagian emang Anna kayak gitu orangnya, mau lo apain lagi? Diemin aja sih kalau lo nggak mau ngomong sama dia," saran Hasta gampang saja.

Gita mengembus napas kasar. Sudah lama tidak kompatibel dengan Medianna yang kalau bicara selalu manis, murah senyum, tapi tajam seperti tak ada perasaan. Itu diartikan sebagai tabuhan genderang perang oleh Gita. Mereka kerap adu argumen ketika ada perkumpulan karang taruna muda-mudi Jalan Kayu Satu sampai Jalan Kayu Tiga.

"Sumpah, sampai sekarang gue bingung banget kenapa si Adi demen banget ama tuh perempuan! Kayak nggak ada yang lain aja, padahal yang suka sama Adi lumayan banyak. Nih, yang gue tau, si Dinda, si Annisa, si siapa tuh temen SMA-nya gue lupa namanya," cerocos Gita berapi-api.

Perempuan agak tomboi dan bermata sipit itu cukup mendendam. Ia selalu ingat, Medianna pernah dengan santai mengatakan dirinya seperti perempuan murahan karena duduk di pangkuan Prasetya di acara karang taruna muda-mudi dua tahun silam.

"Gita, kayak cewek murahan aja ih duduk dipangku Pras kayak gitu. Kan, ini ada kursi. Nih, duduk di sini, Git." Begitu katanya dengan halus tidak kasar, sambil memberikan kursi plastik supaya Gita tak menduduki Prasetya di depan teman-teman lainnya.


Lalu, teringat pula pada Emeraldi. Dengan kelembutannya, mengatakan pada Gita yang tengah luar biasa tersinggung kala itu, "Gita... jangan marah, ya. Anna emang kadang kayak gitu kalau ngomong, tapi maksudnya dia baik, kok."

Tahu, baik, ingin mengingatkan Gita dan Prasetya agar tak mengumbar kemesraan terlalu berlebih di depan umum, tapi cara menegurnya itu, sih. Andai tidak dilerai Prasetya, malam itu mungkin Gita sudah menjambak rambut Medianna yang selalu panjang tergerai.

Percakapan ini membuat Prasetya teringat pertemuannya dengan Emeraldi minggu lalu. Teman sejak balitanya itu bertamu, membawa maksud yang memacing iba di relung, lantas lupa pada dirinya dan Emeraldi yang kerap jadi anjing dan anjing saat bertemu.

"Seminggu lalu, Adi ke rumah gue." Prasetya membuka.

Pacar dan sobatnya lekas menoleh dan memperhatikan.

"Tiga bulan lalu, nggak lama lagi dia nikah, dia minjem duit tiga juta ke gue. Katanya buat nambahin, okelah gue kasih. Gue juga bilang nggak perlu diganti, itung-itung gue mau berkontribusi buat nikahan temen gue, tapi ya lo tau si Zamrud modelnya kayak apa-"

"Nggak mau dia pasti," sambung Hasta.

"Iya, nggak mau. Ya udah gue bilang aja, 'ya udah, Di, ganti setengah', tapi dia masih nggak mau tuh, gue bilang, 'dua juta dah, dua juta... kalau nggak mau, nggak usah temenan lagi aja kita', terus akhirnya dia mau." Prasetya membeberkan.

CAN'T HURT YOU BACK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang