OS | 42

61.2K 3.9K 1K
                                    

✨بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✨بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ✨





*****




Setelah hari itu, Ibra pikir kehidupannya akan kembali seperti dulu, komunikasinya dengan Shireen kembali lancar. Tapi apa? Shireen kembali menghilang tanpa kabar. Shireen tak memberinya kabar semenjak ia mengantarnya ke stasiun. Berpuluh-puluh pesan dan panggilan darinya tak ada satupun yang dibalas.

Kecewa? Tentu saja. Baru saja dirinya merasakan kebahagian yang telah lama hilang, tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama karena Shireen kembali berbohong dan mengingkari janjinya.

"Kang, gimana di sana?" tanya Ibra pada Chandara —yang merupakan orang kepercayaan Ibra untuk memata-matai Shireen di Jogja— melalui panggilan telpon.

"Maaf Gus sebelumnya. Apa Gus nya ingat laporan terkahir saya waktu itu saat saya bilang kalau saya melihat Ning Anin keluar mengenakan pakaian terbuka tanpa hijab?" Chandra malah balik bertanya.

Ibra hanya diam saja tak menjawab. Ingat, Ibra jelas ingat laporan Chandra waktu itu yang melaporkan jika ia melihat Shireen keluar dari kontrakan dengan mengenakan pakaian terbuka.

"Saya awalnya menolak percaya, Gus, karena saya yakin Ning Anin tidak akan seperti itu. Tapi...," Chandra menjeda kalimatnya.

"Tapi apa, Kang?" tanya Ibra.

"Tapi tadi saya liat orang yang sangat mirip dengan Ning Anin pergi ke minimarket mengenakan pakaian mini dan..., bergandengan dengan seorang laki-laki. Mereka terlihat dekat dan akrab, Gus. Saya tidak ingin percaya dengan apa yang saya lihat, tapi ini bukan kali pertamanya."

Ibra memejamkan matanya dengan rahang yang mengeras. Apa benar Shireen sudah berubah sejak kuliah di Jogja? Apa Shireen salah pergaulan di sana hingga melepas hijabnya dan mengenakan pakaian terbuka bahkan berani bergandengan tangan dengan laki-laki lain?

Apa ini alasan Shireen tidak pernah memberinya kabar? Bukan sibuk karena tugas kuliah melainkan sibuk dengan pergaulannya yang salah, sibuk bergaul dengan lawan jenis hingga rela mengkhianati pernikahan mereka.

Tangan Ibra tergenggam erat, tanpa aba-aba ia membanting handphonenya ke atas ranjang. Napasnya naik turun penuh emosi. "Saya nggak nyangka kamu ternyata seperti ini, Ning. Kamu rela mengkhianati pernikahan kita dan bahkan kamu rela meninggalkan ajaran agamamu," desisnya.







*****







Shofie menghampiri Shireen yang kini tengah duduk di atas kasur dengan wajah pucatnya. Lingkaran mata yang menghitam, wajahnya yang pucat serta tubuhnya yang kurus membuat Shireen nampak menyedihkan sekaligus mengerikan. Persis seperti mayat hidup. Setelah pulang dari pesantren, kondisi Shireen langsung drop.

Our Secret [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now