OS | 10

109K 15.6K 2.7K
                                    

✨بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم






*****





Pukul 11 malam, Ibra dan Shireen baru tiba di pondok pesantren At-Taqwa. Sesuai dugaan keadaan sudah sangat sepi karena para santri sudah masuk ke kamar asramanya masing-masing. Hanya ada satpam yang berjaga di gerbang utama, dan dua petugas keamanan yang berpatroli.

Ini adalah tujuan utama Shireen mengajak Ibra pulang malam hingga mengukur waktu lama di Indomaret agar dapat pulang di jam-jam seperti ini, dimana para santri sudah masuk ke asrama masing-masing hingga dirinya tidak perlu merasa takut yang berlebih untuk ketahuan.

"Maleman, Gus." ujar si satpam pada Ibra ketika dirinya membukakan gerbang untuk Gus nya itu.

"Nggih, Kang." jawab Ibra tersenyum simpul.

"Saya masuk dulu, Kang. Assalamualaikum." Ibra segera menjalankan mobilnya kembali untuk masuk.

Karena ia tau, satpam tadi seperti ingin mengetahui siapa yang ada di dalam mobil Ibra selain laki-laki itu, atau lebih tepatnya ingin mengetahui wajah istri dari Gus Ibrahim. Tapi apalah daya, istri Ibra mengenakan niqab, jadi dirinya tidak dapat melihat jelas rupa istri Gus nya.

Warga pesantren At-Taqwa memang tau jika Ibra sudah menikah, tapi mereka tidak tau dengan siapa Ibra menikah. Mereka hanya tau dari mana istri Ibra berasal dan siapa nama istri Ibra. Tentu saja Ning Anin yang mereka tau sebagai istri Ibra, bukan Shireen.

Beberapa puluh meter sebelum mereka sampai di pesantren, Shireen mengobrak-abrik tas nya mencari sesuatu benda berwarna putih dan setelah menemukannya, gadis itu segera memakaikan benda itu untuk menutupi separuh wajahnya. Hal itu tentu saja membuat Ibra bingung, tapi ia memilih diam dan akan bertanya nanti setelah sampai.

Tepat setelah Ibra memarkirkan mobilnya, laki-laki itu langsung bertanya perihal ini.

"Kenapa pake niqab? Udah terketuk ya pintu hatinya?"

"Bukan, Gus. Belum ada tamu yang ngetuk pintu hati saya. Tapi saya pake ini biar nggak ada yang bisa liat muka saya. Kaya Pak satpam tadi tuh, dia kepo, untung saya udah pake ini. Coba kalo belum, pasti ketauan saya." jawab Shireen menjelaskan alasannya memakai cadar.

"Jadi kamu pakai ini bukan karena Allah?" tanya Ibra sambil menunjuk niqab yang Shireen kenakan.

"Kali ini sih bukan, Gus. Tapi nggak tau nanti, siapa tau nanti saya dapet hidayah dan bikin saya memutuskan untuk pake niqab karena Allah? Nggak ada yang tau, kan?"

"Tapi kamu lebih cantik pakai niqab."

Aww! Untung Shireen memakai niqab, jadi ia tidak perlu takut ketahuan Ibra jika dirinya memerah mendengar pujian yang laki-laki itu lontarkan terhadapnya. Untung...

Our Secret [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now